You are on page 1of 59

Oleh:

Dr. Sudi Astono, MS.


Hp/WA: 081317705634
Email: sudiastono2030@gmail.com

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3


Kementerian Ketenagakerjaan R.I

Seminar K3 RS & FASKES 14 Oktober 2018 1

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018
I. LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN
II. DASAR HUKUM PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
III. DIFINISI & PENGERTIAN PAK
IV. PRINSIP PEMBERIAN JKK
V. PELAPORAN KASUS PAK
VI. TATA CARA PENGAJUAN DAN FORMULIR JKK
VII. KESIMPULAN & SARAN

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 2
PENDAHULUAN
• Pekerja merupakan aset penting (human capital) dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional untuk mewujudkan produktivitas &
HR kesejahteraan.

• K3: segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan


kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
OSH dan penyakit akibat kerja.

• Kesehatan kerja merupakan bagian tak terpisahkan dari K3


OH

•Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Act bagi kemanusiaan (Pasal 27 ayat 2 UUD 1945)

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 3
KARAKTERISTIK MASALAH KESEHATAN TENAGA KERJA
 Setiap pekerja berhadapan dg risiko dari luar dan dari tempat kerja:
 Kecelakaan & penyakit umum  sebagaimana yg tjd di masyarakat
 Penyakit akibat kerja/PAK (occupational diseases)
 Penyakit terkait kerja (work related disease) penyakit yang dicetuskan,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan atau potensi bahaya di tempat kerja.
Pekerja menghadapi risiko ganda penyakit & kecelakaan

 Pekerja berhak atas perlindungan:


 program kesehatan beserta jaminan kesehatannya Program JKN  melalui
BPSJ Kesehatan (BPJSK)
 program K3 beserta jaminan kecelakaan kerja (JKK)nya. program JKK 
melalui BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK).
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 4
RISIKO PENYAKIT PADA PEKERJA
Penyakit yg diderita oleh
masyarakat pada
General umumnya/publik
Diseases

Penyakit yg diderita akibat


Work Related gabungan antara faktor pekerjaan
Diseases dan faktor di luar pekerjaan cth:
Asma herediter yg ditriger atau
diperberat oleh iritasi bahan kimia di
tpt kerja

Occupational
Penyakit yg diderita akibat
Diseases pajanan spesifik di tempat
kerja Cth: NIHL ok
bising di tempat kerja

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 5
I. LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN
PAK di RS & FASKES

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 6
Jenis-Jenis Sumber Bahaya di Tempat Kerja RS

 Faktor Fisik (radiasi, bising, suhu panas)


 Faktor Kimiawi (laboratorium, penggunaan mesin fotocopy)
 Faktor Ergonomi (posisi kerja, manual handling)
 Faktor Biologis (kuman, virus, infeksi atau bloodborne pathogen)
 Faktor Psikososial (stress kerja, kerja shhift, dsb)
 Faktor lainnya :
 Bahaya kebakaran.
 Gas bertekanan tinggi (Compressed Gases)
 Bahan-bahan yang mudah terbakar (cair, gas)
 Listrik
• Penanganan Limbah medis (infectious/non-infectious dan cair/padat
• Infeksi nosokomial.

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 7
OCC DISEASES RISK IN HOSPITAL

• Tuberculosis  contak dengan speciment dahak, droplet dari pasien


• Hepatitis B and C stick injury
• HIV
• Occ dermatoses cleaning servis
• Latex allergy
• Occupational stress
• Low back symptoms
• Congenital malformation, abortus radiasi X=Ray, anastetic gases, chemical,
sterilising gases and soap, handling of cytostatic drugs,

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 8
OCC DISEASES RISK IN HOSPITAL
• Needlestick injuries, back injuries, latex allergy, violence, dan stress.
• Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, 3 juta terpajan oleh
blodborne pathogen, 2 juta tertular virus hepatitis B, dan 170.000
tertular virus HIV.
• NIOSH, untuk kasus2 non-fatal baik injury maupun PAK di sarana
kesehatan sekarang semakin meningkat, berbanding terbalik dengan
sektor konstruksi dan agriculture yang dulu paling tinggi, sekarang
sudah sangat menurun.
• Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan dikalangan
pelayanan kesehatan, sehingga pengembangan program patient safety
sangat relevan dikembangkan.

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 9
DATA PAK ...
 Nelson, American Journal Industrial Medicine: 2005

PAK terbanyak di dunia: Penggunaan jarum suntik


 37 % sakit pinggang, menyebabkan:
16 % penurunan pendengaran,  40 % infeksi hepatitis B & C,
13 % penyakit paru obsruktif  4,4 % infeksi HIV pd pekerja kesehatan.
kronik, Risiko tersebut menyebabkan:
11 % asma,  850.000 kematian di dunia dan
9 % kanker paru, dan  kerugian 24 juta tahun hidup
2% kanker darah putih (leukemia). sehat/healthy life

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 10
JAMSOS PEKERJA
Pentingnya jaminan sosial pada pekerja:
 Pentingnya jaminan sosial untuk keberlanjutan pembangunan direfleksikan dalam beberapa goal
yang lain: universal health coverage (SDG 3.8), gender equality (SDG 5.4),decent work and
economic growth (SDG 8.5), and greater equality (SDG 10.4).
 Kebijakan jaminan sosial tidak hanya melindungi masyarakat dari berbagai goncangan selama
siklus hidupnya, tetapi juga memegang peranan sebagai peran kunci dalam mendorong kebutuhan
dan produktivitas domestik, mendukung transformasi struktural dari ekonomi nasional, dan promosi
kerja layak.
 Pola pekerjaan berkembang pesat, dengan muncul dan meningkatnya bentuk2 pekerjaan baru
dengan keterbatasan pendapatan dan jaminan, dan tanpa disertai jaminan sosial yang memadai.
 Pengusaha/pemberi kerja bertanggung jawab u/: menjamin K3, memberikan kompensasi yang adil,
wajar dan efektif kpd pekerja yang meninggal maupun bertahan hidup.
Ref: World Social Protection Report 2017–19: Universal social protection to achieve the Sustainable Development Goals
International Labour Office – Geneva: ILO, 2017. http://www.social-
protection.org/gimi/gess/RessourcePDF.action?ressource.ressourceId=54887)

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 11
PERMASALAHAN KK&PAK....

Kasus PAK pada pekerja kesehatan jarang dilaporkan dan


ditangani sesuai regulasi
 Tidak dilakukan pencatatan dan pelaporan dengan baik miss
reporting/recording
 Tidak ditangani sesuai prinsip hazards based miss treathment
 Tidak diajukan klaim JKKnya miss compensation

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 12
II. DASAR HUKUM
PERLINDUNGAN K3 DAN JKK

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 13
A. Regulasi/norma perlindungan K3

 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


 PP 50 Th 2012 ttg Penerapan SMK3
 Pasal 86 & 87 UU No. 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan
 Permenaker No 03 Tahun 1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja
 Permenaker No 02 Tahun 1980 ttg Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Permenaker No 01 Tahun 1981 ttg Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja
 Permenaker No 333 tahun 1989 ttg Diagnosis dan Pelaporan Penyakit
Akibat Kerja

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 14
Permenakertrans No. 03 Th 1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja harus komprehensif:
Preventiv, promotif, kuratif & rehabilitatif yang berbasis risiko

Permenakertrans No. 02 Th 1980 ttg Pemeriksan Kesehatan Tenaga Kerja


MCU tenaga kerja harus dilakukan secara berbasis risiko
 Setiap pengurus psh wajib memeriksakan kesehatan tenaga kerjanya
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja meliputi:
 Px Kes. Awal /sebelum bekerja/penempatan (pre employment)
 Px Kes Berkala /periodik minimal 1X/Th
 Khusus  pd kondisi khusus/bila diperlukan

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 15
C. Regulasi/norma perlindungan JAMSOSTEK-JKK
 UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
 UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS
 PP No. 44 tahun 2015 tentang JKK dan JKM untuk Pekerja Penerima Upah.
 PP. No. 70 Th 2015 ttg JKK dan JKM untuk ASN.
 Keppres No. 22 Th 1993 ttg Penyakit yang Timbul dalam Hubungan Kerja
 Permenakertrans No. 25/2008 ttg Pedoman Dx dan Penilain Cacat akibat KK&PAK
 Kepmenaker Nomer 28/2015 ttg Pengangkatan, Pemberhentian Dokter Penasehat.
 Permenaker No. 26/2015 Ttg Tt Cr Peny Prog JKK, JKM, JHT bagi Peserta Penerima Upah
 Permenaker No.10 /2016 Ttg Program Kembali Kerja serta Keg. Promotif dan Keg.
Preventif Kecelakaan Kerja dan PAK

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 16
 Kepmannaker No. 25 Th 2008 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan PAK 
 u/ menetapkan diagnosis dan penilaian cacat karena kecelakaan
kerja dan PAK guna memperhitungkan kompensasi yang
menjadi hak tenaga kerja
Disusun oleh para dokter spesialis terkait

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 17
HAK PEKERJA

 Hak ketenagakerjaan bagi pekerja termasuk pekerja kesehatan (health


workers) :
 Perlindungan norma kerja  upah, waktu kerja-waktu istirahat, cuti dll.
 Perlindungan norma K3 pencegahan & pengendalian KK & PAK
 Perlindungan norma JAMINAN SOIAL:
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja (JKK) apabila mengalami KK atau PAK.
3) Jaminan kematian
4) Jaminan hari tua
5) Jaminan pensiun
No 1  diselenggarakan melalui program JKN-BPJS Kesehatan
No. 2 sd 5  diselenggarakan melalui program BPJS Ketenagakerjaan
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 18
KEWAJIBAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PAK:
 Pengendalian lingkungan kerja
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Pemeriksaan / Investigasi kasus PAK
 Pemberian kompensasi (JKK)
 Upaya perbaikan untuk mencegah kasus berulang
 Rehabilitasi dan program kembali bekerja (return to
work/RTW)
 Pengelolaan dan pelaporan data KK-PAK dan data K3 lainnya

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 19
III. DIFINISI & PENGERTIAN PAK

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 20
Difinisi PAK (regulasi nasional)
• Permennaker No. Per. 01/Men/1981 :
PAK adalah Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan
kerja.

• Kepres No. 22 Tahun 1993:


“Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja” = PAK

• PP No. 44 Tahun 2015 & Permenaker 26 Th 2015 :


PAK adalah Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan
kerja.

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 21
Difinisi PAK (menurut ILO)…..
International Labour Organization (ILO, 2003) membedakan:
1. occupational diseases/work-caused diseases penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
2. work related diseases penyakit pada pekerja yang diperburuk (aggravated) oleh pekerjaan atau
memiliki insiden lebih tinggi yang disebabkan oleh kondisi kerja.
3. penyakit umum penyakit yang tidak ada hubungan dengan kondisi pekerjaan

Menurut ILO, penyakit akibat kerja (occupational diseases) memiliki hubungan


yang kuat atau spesifik dengan pekerjaan, pada umumnya disebabkan oleh
agent tunggal yang selama ini telah dikenal oleh praktisi keselamatan kerja
(Stellman, 1998).

ILO mengelompokan PAK dalam 3 (tiga) kategori yaitu: 1) Diseases caused by agent
(chemical, physical, biological); 2) diseases of target organ systems (respiratory,
skin, musculosceletal); 3) occupational cancer.

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 22
Daftar PAK menurut ILO

ILO List on Occupational Diseases 2010:


A. PAK akibat pajanan faktor2 yg timbul dari aktivitas pekerjaan
1.PAK akibat bahan kimia
2.PAK akibat faktor fisika
3.PAK akibat faktor biologi
B. PAK berdasarkan target organ (diseases of target organ system)
1.Peny. saluran pernafasan akibat kerja
2.Peny. Kulit akibat kerja
3.Gangguan otot dan kerangka tubuh (musculosceletal) akibat kerja
4.Gangguan mental & perilaku akibat kerja
C. Penyakit kanker akibat kerja (occupational cancer)
D. PAK Lainnya

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 23
PERLU DIBEDAKAN

Pengertian PAK Pengertian Peny. Terkait Kerja


(Occupational Disease) (Work Related Disease)

• Harus ada causa di tempat kerja • Ada triger di tempat kerja


• Disebabkan oleh pekerjaan • Dicetuskan, dipermudah atau
dan/lingk. kerja diperberat oleh pekerjaan dan/lingk.
kerja
• Single causes
• Multi causes
• Mendapat kompensasi
(Compensabel) JKK Jamsostek • Tidak mendapat kompensasi (Non
Compensabel) JKK Jamsostek  hanya
Contoh :
mendapatkan JK
Tuli akibat bising (NIHL)
Pneumokoniosis Contoh :
Ambien/Wasir
Leukemia akibat radiasi mengion Hernia dengan predisposisi
Asma dg riwayat keluarga/keturunan

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 24
IV. PRINSIP PEMBERIAN JAMINAN
KECELAKAAN KERJA (JKK) KASUS PAK

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 25
A. PRINSIP UMUM PEMBERIAN JKK KASUS PAK
 Kasus PAK diberikan pertolongan pertama/awal oleh dokter perusahaan
 Diagnosis awal PAK dilakukan oleh dokter yang menangani.
 Pemberian JKK dilakukan apabila kasus diagnosis PAK diterima oleh BPJSTK
 Apabila ada keraguan, BPJSTK meminta penetapan dari pengawas ketenagakerjaan
pada Disnaker /UPTD Wasnaker Provinsi
 Pengawas ketenagakerjaan dalam membuat penetapan kasus PAK dapat meminta
pertimbangan medis kpd dokter penasehat.
 Ketidaksamaan pendapat dalam penentuan kasus PAK di tingkat provinsi,
ditindaklanjuti dg mengajukan banding (oleh pihak yang tidak setuju) kpd Menteri
ketenagakerjaan
 Keputusan Menteri dibuat atas masukan Tim dokter penasehat dan pengawas KK
pusat dan bersifat final.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 26
PRINSIP UMUM PEMBERIAN JKK ....
 Kasus PAK yang mendapat pelayanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan dapat
dialihkan melalui pelayanan JKK BPJSTK.
 Pemberian JKK kasus PAK melalui program BPJSTK diberikan pada setiap pekerja
yang:
 Sudah didiagnosis atau ditetapkan sebagai PAK (occupational diseases)
 PAK ringan maupun berat, berpulih/reversibel (tanpa cacat) maupun
nirpulih/irreversibel (cacat), atau fatal
 Didiagnosis PAK pada pekerja yang hubungan kerjanya telah berakhir (berhenti
bekerja/pensiun) pengajuan kompensasi JKK kasus PAK paling lama sd. 3 (tiga
tahun) setelah hubungan kerja berakhir.

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 27
B. RUANG LINGKUP JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
1) Kecelakaan Kerja (KK) yg terjadi dalam hubungan kerja (termasuk yg terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya atau perjalanan dinas)
2) Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja (PAK)

Di tempat kerja
Berangkat kerja
& pulang
(jalur yang
wajar dilalui)
Saat dinas

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 28
Manfaat JKK (ps 25 PP 44 Th 2015):

a. pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan


b. santunan berupa uang meliputi:
medis yang meliputi: 1. penggantian biaya pengangkutan Peserta yang
mengalami Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat
1. pemeriksaan dasar dan penunjang; kerja, ke rumah sakit dan/atau ke rumahnya,
2. perawatan tingkat pertama dan lanjutan; termasuk biaya pertolongan pertama pada
3. rawat inap kelas I rumah sakit pemerintah, rumah kecelakaan;
sakit pemerintah daerah, atau rumah sakit swasta 2. santunan sementara tidak mampu bekerja;
yang setara; 3. santunan Cacat sebagian anatomis, Cacat sebagian
4. perawatan intensif; fungsi, dan Cacat total tetap;
5. penunjang diagnostik; 4. santunan kematian dan biaya pemakaman;
6. pengobatan; 5. santunan berkala yang dibayarkan sekaligus apabila
7. pelayanan khusus; Peserta meninggal dunia atau Cacat total tetap akibat
Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja;
8. alat kesehatan dan implan;
6. biaya rehabilitasi berupa penggantian alat bantu
9. jasa dokter/medis;
(orthose) dan/atau alat pengganti (prothese);
10. operasi;
7. penggantian biaya gigi tiruan; dan/atau
11. transfusi darah; dan/atau
8. beasiswa pendidikan anak bagi setiap Peserta yang
12. rehabilitasi medik. meninggal dunia atau Cacat total tetap akibat
kecelakaan kerja.
Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang belum mengikutsertakan Pekerjanya dalam program JKK kepada BPJS
Ketenagakerjaan, maka bila terjadi risiko terhadap Pekerjanya, wajib membayar hak Pekerja sesuai dengan ketentuan dalam 29
Peraturan Pemerintah ini.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018
Manfaat/Kompensasi JKK

 DARAT Rp. 1.000.000 (Maks) Orthese/ +40% dari harga Pusat


Transportasi  LAUT Rp. 1.500.000 (Maks) Rehabilitasi RSU
 UDARA Rp. 2.500.000 (Maks)
Prothese Pemerintah

Biaya Pengobatan Penggantian Gigi Maks 3 Jt


JKK /Perawatan Sesuai kebutuhan Medis Tiruan

 6 bulan pertama 100% Upah


STMB  6 bulan kedua 75% Upah
 6 bulan setelah sd sembuh 50% Upah
Cacat
Sembuh Kosmetik
(Kembali
- % kurang fungsi x % tabel
Bekerja) Cacat
x 80 bl upah
Fungsi

Dampak Cacat Cacat Tetap Sebagian - Santunan Sekaligus % table x 80 bl upah

Cacat Anatomis 1.Santunan Sekaligus 70% x 80 bln upah (56x gaji)


2.Santunan berkala Rp.200.000 / bln
Cacat Tetap Total selama 24 bulan
+Beasiswa Rp 12 jt pada Meninggal 1. Santunan Sekaligus 60% x 80 bulan upah (48x gaji)
1 anak TK Dunia 2. Santunan Berkala Rp 200.000 selama 24 bulan
3. Biaya pemakaman Rp 3.000.000
Sosialization- Program– April 2016
11
Perubahan & Tambahan Manfaat Program JKK

Kadaluarsa klaim 2 tahun terhitung sejak tanggal kecelakaan (setelah 30 Juni


2015) dan tanggal lapor JKK tahap I ke BPJS Ketenagakerjaan

Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk sesuai dengan kebutuhan


medisnya (di Rumah Sakit yang sudah bekerja sama (RSTC), COB dengan Jasa Raharja
dan BPJS Kesehatan)

Pelayanan Return to work (Pelatihan kerja )

Pelayanan Promotif dan Preventif

Beasiswa

Sosialization- Program– April 2016


Project Name - Topic – May 19 31
MANFAAT JKK LAINNYA
(Permen 26 Th 2015)

Ps 14 ayat (2):
Peserta yg meninggal mendadak di tempat kerja dianggap sebagai KK dan
berhak atas manfaat JKK sesuai dg peraturan perundangan, apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a)Pada saat bekerja tiba2 meninggal dunia, tanpa melihat penyebab dari penyakit
yang dideritanya
b)Pada saat bekerja di tpt kerja mendapat serangan penyakit kemudian langsung di
bawa ke dokter, atau unit yankes atau RS dan tidak lebih dari 24 jam kemudian
meninggal dunia.

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 32
PENYAKIT AKIBAT KERJA YG DICOVER JKK BPJS KETENAGAKERJAAN

 Peny yg disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja diatur dalam Keppres
no 22 th 1993  231 kelompok PAK
 Batasan PAK paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja berakhir.
 Yang tidak masuk dalam Kepres 22 Th 1993 dapat ditetapkan sbg PAK apabila
dapat dibuktikan

NB: KEPPRES 21/1993 sdg dalam proses revisi cakupan menjadi lebih luas
sesuai The ILO List on OccupationalmDiseases 2010 (mencakup >164 jenis
PAK)

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 33
• Dx. PAK oleh
dokter
• Penetapan PAK
oleh Pengawas
Ketenagakerjaan

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 34
C. KETENTUAN DALAM PENILAIAN KECACATAN KERJA :

 Penilaian tingkat cacat dilakukan setelah upaya pengobatan selesai


dan pengobatan telah diupayakan secara maksimal.
 Penilaian cacat didasarkan pada penurunan kemampuan melakukan
pekerjaan cacat pada wajah yang tidak menurunkan kemampuan
kerja secara langsung, tidak mendapatkan santunan cacat.
 Dalam hal kehilangan beberapa anggota badan dalam satu
kasus kecelakaan kerja, maka besarnya santunan cacat ditetapkan
dengan menjumlah prosentase cacat tiap2 angota badan, max 70%.

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 35
V. PELAPORAN KASUS PAK
• Pelaporan dalam PELAKSANAAN K3
• Pelaporan dalam PEMBERIAN JKK

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 36
A. PELAPORAN KASUS PAK DALAM PELAKSANAAN K3
 Laporan kasus PAK
Menggunakan Form dalam Lampiran Permenaker No 333 Th 1998
Kasus Penyakit Akibat Kerja Wajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam setelah di diagnosa sebagai
Penyakit Akibat Kerja
 Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Menggunakan form dalam Lampiran Kepdirjen No. 22 Th 2008 (Laporan Triwulan)
Dilaporkan bersama data semua penyakit yang dialami pekerja dan data program kesehatan kerja lainnya
 Laporan hasil pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja:
 Menggunakan formulir dalam pedoman Pelaporan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Laporan per kegiatan paling lama 2 bulan setelah pelaksanaan pemeriksaan kesehatan (MCU) tenaga
kerja
 Laporan Tahunan (Rekap)/Setahun sekali
 Dilaporkan oleh Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja atau dokter perusahaan dan atau
Perusahaan Jasa K3 (PJK3) Bidang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
 Laporan2 tsb di atas disampaikan kpd Dinas Ketenagakerjaan setempat (provinsi) dan Kemnaker cq.
Dirjen Binwasnaker & K3-Kemnaker RI.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 37
B. PELAPORAN KASUS PAK DALAM PEMBERIAN JKK (BPJS KETENAGAKERJAAN)

Formulir Pelaporan kasus PAK dalam JKK - BPJSTK terdiri dari:


 Laporan Tahap I (Formulir 3 PAK 1 BPJSTK)
Wajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam setelah di diagnosa sebagai Penyakit
Akibat Kerja
 Laporan Tahap II (Formulir 3a PAK 2 BPJSTK)
Wajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam Sejak pekerja dinyatakan sembuh, cacat,
atau meninggal dunia oleh Dokter yang merawat atau Dokter Penasehat
Formulir ini berfungsi juga sebagai pengajuan pembayaran Jaminan Kecelakaan
Kerja
 Surat Keterangan Dokter Kasus Penyakit Akibat Kerja (Formulir 3b PAK 3 BPJSTK)
 Lampiran Tambahan (Formulir 3; 3a; 3b BPJSTK)
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 38
VI. TATACARA PENGAJUAN & FORMULIR
KLAIM JKK

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 39
TATA CARA PENGAJUAN JKK KASUS PAK
Lap PAK Tahap.I Disnaker
Pemberi Kerja 2 x 24 jam
Wajib Lapor PAK (Diagnosis dari Dr.Pemeriksa)
BPJS TK
Lap PAK
Tahap.II

Keterangan Dokter yg merawat: 2 x 24 jam Disnaker


STMB tlh berakhir; Cacat tetap sebagian; Cacat
Total (fisik/mental); Meninggal dunia
Dilampiri dg : Foto copy Kertu Peserta; Surat Ket.Dr; BPJS TK
Kwitansi biaya pengangkutan & Pengobatan;
Dokumen lain yg diperlukan.
Membayar kpd Peserta
serta Pemberi Kerja
(1 bln) sejak dipenuhi persy. Teknis dan
Adm.

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 40
PROSEDUR KLAIM JKK

2 Prosedur Klaim JKK

1
BAYAR DULU (REIMBUIRSE) FASKES MANA
SAJA

2
PELAYANAN FASKES TC FASKES
KERJASAMA TC

Sosialization- Program– April 2016


14
DATA PENDUKUNG DALAM MENEGAKKAN DIAGNOSIS PAK
 Data hasil pemeriksaan kesehatan awal
 Data hasil pemeriksaan kesehatan berkala
 Data hasil pemeriksaan khusus
 Data hasil pemeriksaan lingkungan kerja oleh balai
hyperkes/K3 atau institusi lain yang berwenang
 Data hasil pelayanan kesehatan lainnya

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 42
FORMULIR KLAIM JKK
 JKK Kasus Kecelakaan Kerja (KK)
1. Formulir JKK 3 KK 1 (Laporan Kasus KK Tahap I)
2. Formulir JKK 3a KK 2 (Laporan Kasus KK Tahap II)
3. Formulir JKK 3b KK 3 (Surat Keterangan Dokter Kasus KK)

 JKK Kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK)


1. Formulir JKK 3 PAK 1 (Laporan Kasus PAK Tahap I)
2. Formulir JKK 3a PAK 2 (Laporan Kasus PAK Tahap II)
3. Formulir JKK : 3b PAK 3 (Surat Keterangan Doker Kasus PAK)

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 43
FORMULIR JKK : 3 KK 1
LAPORAN KASUS KECELAKAAN KERJA TAHAP I

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 44
FORMULIR JKK : 3A KK 2
LAPORAN KASUS KECELAKAAN KERJA TAHAP II

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 45
FORMULIR JKK : 3 PAK 1
LAPORAN KASUS PAK TAHAP I

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 46
FORMULIR JKK : 3A PAK 2
LAPORAN KASUS PAK TAHAP II

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 47
FORMULIR JKK : 3B KK 3
SURAT KETERANGAN DOKTER KASUS KECELAKAAN KERJA

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 48
FORMULIR JKK : 3B PAK 3
SURAT KETERANGAN DOKTER KASUS PAK

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 49
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
Coordination

Sinergy

Collaboration

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 50
A. KESIMPULAN:
SETIAP ORANG BEKERJA BERISIKO MENGALAMI KEC KERJA MAUPUN PAK, DAN
DAPAT DICEGAH (TERMASUK PEKERJA RS/FASKES)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAK WAJIB DILAKUKAN OLEH
PENGUSAHA/PEMBERI KERJA MELALUI PROGRAM K3
SETIAP KASUS PAK WAJIB DICATAT, DILAPORKAN, DAN DITINDAKLANJUTI AGAR TIDAK
TERULANG
SETIAP PEKERJA YANG MENGALAMI PAK BERHAK ATAS JAMINAN KECELAKAAN
KERJA YANG WAJIB DIBERIKAN OLEH PEMBERI KERJA ATAU MELALUI BPJSTK
PENGENDALIAN PAK AKAN MENGUNTUNGKAN BAGI SEMUA PIHAK

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 51
KESIMPULAN DAN SARAN ...............

B. SARAN-SARAN:
PENINGKATAN PROGRAM KESEHATAN KERJA SEBAGAI BAGIAN DARI PROGRAM K3 DI
SETIAP RS/FASKES SEBAGAI TEMPAT KERJA
PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN DETEKSI DAN PENGENDALIAN PAK
BAGI SEMUA PETUGAS KESEHATAN
SETIAP PENANGANAN PENYAKIT PADA PEKERJA HARUS MEMPERHATIKAN
KEMUNGKINAN KASUS PAK
PENANGANAN KASUS PAK DILAKUKAN MELALUI JALUR PROGRAM K3
PENGOBATAN/PERAWATAN DAN KOMPENSASI KASUS PAK DIKLAIM MELALUI JALUR
PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN
PENINGKATAN KOORDINASI, SINERGI DAN KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 52
Key Words :

Pekerja harus sehat agar sejahtera

KK & PAK harus dicegah, ditanggulangi dan diberi


kompensasi

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 53
MOTTO :

RS/Faskes yang maju adalah yang peduli K3

Kualitas pelaksanaan K3 RS/FASKES menentukan


kualitas pelayanan masyarakat dan perlindungan
karyawannya

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 54
TABEL PERSENTASE CACAT AKIBAT KECELAKAAN KERJA DAN PAK
LAMPIRAN III PP 44 TAHUN 2015

SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 55
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 56
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 57
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 58
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2018 59

You might also like