You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN DIARE

KELOMPOK 4

1. DEBY DWIVAYANA
2. INTAN PERMATA SURYA
3. MESI KARTIKA SARI
4. OKTAMI SRIDIKA AYU Z
5. RANI NADYA ALLIYYAN
6. SARAYA SILMINA MANDAGI
7. WELLY UTAMA
Definisi
 Diare adalah BAB (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair/setengah padat, disertai
frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980) diare adalah BAB encer lebih dari
3 x sehari.

 Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa
air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam
sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002). Diare terbagi 2 berdasarkan mula
dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

 Menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikelompokkan menjadi :


1. Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi
sedang, diare dengan dehidrasi ringan
2. Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas diare persiten
dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi
3. Disentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah
Etiologi
 Faktor infeksi
Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus(Enterovirus), parasit
(cacing), Kandida (Candida Albicans).
 Faktor parentral
Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
 Faktor malabsorbsi
Karbohidrat, lemak, protein.
 Faktor makanan
Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang
matang.
 Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas.
 Obat-obatan
Antibiotic.
 Penyakit usus
Colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis, obstruksi usus
Manfestasi Klinis
Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu:
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meninggi/demam
3. Feces encer, berlendir atau berdarah
4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
5. Anus lecet
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Anoreksia
8. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
9. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit berkurang,
mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering.
10. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
11. Keram abdominal
12. Mual dan muntah
13. Lemah
14. Pucat
15. Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat.
16. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
 Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
 Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi lumen usus.
 Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
 Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang
biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
AKIBAT DIARE
 Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasiterjadikarenakehilangan air (output) lebihbanyakdaripemasukan (input),
merupakanpenyebabterjadinyakematianpadadiare.

 Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)


Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena
tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na
dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.

 Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang
sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.
Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada
bayi dan 50% pada anak-anak.
AKIBAT DIARE
 Gangguan gizi
 Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
 Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah hebat.
 Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang
encer ini diberikan terlalu lama.
 Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik
karena adanya hiperperistaltik.

 Gangguan sirkulasi

 Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya


perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak
segera diatasi klien akan meninggal.
Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi, seperti:

1. Dehidrasi

Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, presyok nadi cepat dan dalam.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 50-100 ml/kg bb selanjutnya 125 ml/kg bb/hari
Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku
sampai sianosis.
Komplikasi
Penatalaksanaan :
 Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg)
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam dengan pemberian cairan 4:1 ( 4 glukosa5%+1
NaHCOз 1½%) dengan cara pemberian: 4 jam pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam
berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam.
 Bayi berat badan lahir rendah (berat badan < 2 kg)
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam, pemberian cairan adalah 4 glukosa 10% + 1
NaHCOз 1½%, dengan pemberian 4 jam pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150
ml/kg bb/20 jam .
 Umur 2-5 tahun (berat badan 3-10kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 40 ml/kg bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam
berikutnya 12 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kg bb.
 Umur 2-5 tahun (berat badan 10-15 kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 30 ml/kg bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam
berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kg bb.
 Umur 5-10 tahun (berat badan 15-25kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 20 ml/kg bb/jam kemudian dilanjutkan 7 jam
berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian 105 ml/kg bb ( FKUI,1985 ).
Komplikasi
2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein


Pemeriksaan Diagnostik

Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

Kultur tinja

Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan glukosa.

Pemeriksaan tinja : pH, leukosit, glukosa, dan adanya


darah.
Penatalaksanaan
Medis

1.Pemberian cairan.

a.Cairan per oral.


Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut
diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60
Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin
yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan
dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

b.Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.
Penatalaksanaan
Jadwal pemberian cairan

a) Belum ada dehidrasi


- Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar
- Parenteral dibagi rata dalam 24 jam

b) Dehidrasi ringan
- 1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik
- Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

c) Dehidrasi sedang
- 1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik
- Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

d) Dehidrasi berat
Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak
Penatalaksanaan
2.Diatetik

 Pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan


penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu
diperhatikan :
 Memberikan asi.
 Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
mineral dan makanan yang bersih.
 Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila anak
tidak mau minum susu.
 Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu rendah laktosa atau asam lemak yang berantai sedang
atau tidak jenuh.
Penatalaksanaan

3.Obat-obatan.

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang


hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan
yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain
(gula, air tajin, tepung beras, dll)

 Obat anti sekresi.


 Obat anti spasmolitik.
 Obat pengeras tinja.
 Obat antibiotik.
Pencegahan Diare
 Mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat :
 Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
 Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
 Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
 Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
 Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
 Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah.
 Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai.
 Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak
antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya
10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa
menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dsb.
Pengkajian keperawatan
Aktivitas Sehari-Hari

1. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari

2. Output cairan :
(a) IWL (Insensible Water Loss)
(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh 36,8 oC)

(b) SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya
berupa kencing dan faeces. Yaitu :
(1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam

3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.


Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda vital
Suhu badan : mengalami peningkatan
Nadi : cepat dan lemah
Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
Tekanan darah : menurun

b) Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada
anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.

c) Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas tambahan.

d) Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.

e) Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x
dengan konsistensi encer

f) Perkemihan
Volume diuresis menurun.
Pemeriksaan Fisik
g) Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.

h) Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek

i) Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.

j) Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan

k) Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.

l) Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

1) Motorik Kasar
Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan
bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.

2) Motorik Halus
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi

3) Personal Sosial
Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
Diagnosa keperawatan

1. Perubahan pola tidur yang kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan peningkatan hiperperistaltik usus

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan iritasi yang


terjadi pada usus.

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan nafsu makan menurun.

You might also like