You are on page 1of 44

ETTY ERNAWATI .M.

KEP
PENDAHULUAN
 Kemajuan yg luar biasa telah di capai dlm keperawatan
anak.
 Shg banyak perubahan yg telah menyembuhkan
penyakit dan memperpanjang kehidupan.
 Tetapi usaha tsb menimbulkan hal yg bersifat :
traumatis, menyakitkan, merepotkan, dan
menakutkan.
 Sayangnya, upaya memperkecil trauma akibat
intervensi medis tdk mengiringi kemajuan teknologi
tsb.
Lanjutan…..

 Beberapa bukti penelitian menunjukan


lingkungan RS dpt menimbulkan
trauma bagi anak : lingkungan fisik
RS, tenaga kes. baik dr sikap maupun
pakaian putih, alat-alat yg digunakan,
dan lingkungan sosial antar sesama
pasien.
Lanjutan…..

 Dgn adanya stressor tsb, anak dpt


mengalami : gangguan tidur,
pembatasan aktivitas, perasaan nyeri, .
 Stres psikologis : kecemasan, takut,
marah, kecewa, sedih, malu, dan rasa
bersalah.
Lanjutan….

 Dgn mengetahui stresor yg dihdpi o/


pasien anak dan keluarganya maka
intervensi yg efektif dan aman utk
menghilangkan a/ mengurangi stresor
ini, para professional kes. hrs
mengarahkan perhatian mrk utk
memberikan pelayanan atraumatik.
ATRAUMATIK CARE
PD ANAK
ATROMATIC CARE
Asuhan atraumatik :
penyediaan asuhan yg tdk
menimbulkan trauma pd anak
dan keluarganya, juga merpkan
asuhan terapeutik krn
bertujuan sbg terapi bagi anak.
Dasar pemikiran pentingnya
asuhan terapeutik ini : bahwa
walaupun ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kes. anak telah
berkembang pesat, tindakan yg di
lakukan pd anak tetap
menimbulkan trauma, rasa nyeri,
marah, cemas dan takut pd anak.
.
 Sangat disadari bahwa sampai saat ini
blm ada teknologi yg dpt mengatasi
masalah yg timbul sbg dampak
perawatan tsb.
 Hal ini memerlukan perhatian khusus
dr tenaga kes, khususnya perawat dlm
melaksanakan tindakan pd anak dan
ortu.
ATROMATIC CARE
Lanjutan…..
 Asuhan terapeutik : pencegahan,
diagnosis, penanganan, a/ penyembuhan
kondisi akut atau kronis.
 Lingkungan mengacu pd setiap tempat yg
memberikan perlindungan sep. di rumah,
RS a/ di setiap tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
 Personel meliputi org yg secara langsung
terlibat dlm memberikan asuhan terapeutik
Lanjutan…..
 Intervensi berkisar dr pendekatan
psikologis, sep. menyiapkan anak-anak utk
prosedur pemeriksaan, sampai pd intervensi
fisik, sep. menyediakan ruang utk ortu
tinggal bersama anak dlm satu kamar.

 Distress psikologis meliputi kecemasan,


ketakutan, kemarahan, kekecewaan,
kesedihan, malu, atau rasa bersalah.
 Distress fisik dpt berkisar dr kesulitan tidur dan
immobilisasi sampai pengalaman stimulus sensori
yg mengganggu sep. rasa sakit, temperature
ekstrem, bunyi keras, cahaya yg menyilaukan a/
kegelapan.

 (Sutarna & Juniarti, 2002) menyebutkan bahwa


atraumatic care berhubungan dgn siapa, apa,
kapan, dimana, mengapa, bagaimana dari setiap
prosedur tindakan yg ditujukan pd anak bertujuan
utk mencegah atau mengurangi stress
psikologi dan fisik.
 (Sutarna & Juniarti, 2002) tujuan
mencapai perawatan atraumatic care :
pertama, jangan menyakiti.
 Shg terdpt 3 prinsip kerangka kerja
untuk mencapai tujuan tersebut :
1. mencegah a/ meminimalkan
perpisahan anak dr orangtua,
2. meningkatkan kontrol diri,
3. mencegah atau meminimalkan
cedera tubuh.
Contoh :
Meningkatan tindakan atraumatic care
 Mengorganisir hubungan ortu dgn anak
selama hospitalisasi,
 Mempersiapan anak sebelum tindakan
a/ prosedur yg tdk menyenangkan,
 Mengontrol rasa nyeri,
 Menjaga privasi anak,
 Mengalihkan rasa takut dgn bermain
Krn anak stress dan gelisah serta tdk tenang
berada di RS tanpa ortu di sampingnya, ortu
pun merasa semakin stress.
 Stress psikologi pd ortu dpt berupa
- Perhatian thd nasib anak mereka,
- Lamanya tinggal di RS,
- Ketidak mampuan berkomunikasi secara
efektif dgn profesional kes,
- Tdk adekuatnya pengetahuan dan
pemahaman ttg situasi
kondisi penyakit.
 Seiring waktu berlalu, orientasi pelayanan
keperawatan anak berubah menjadi rooming in :
ortu boleh tinggal bersama anaknya di RS selama
24 jam.
 Selain itu, mainan boleh dibawa ke RS, dan
penting utk perawat a/ tenaga kesehatan
mempersiapkan anak dan ortunya sebelum
dirawat di RS.
 Dgn demikian, pendidikan kes. utk ortu menjadi
sangat penting utk dilakukan perawat.
 Kerja sama antara ortu dan tim kes.
dirasakan besar manfaatnya dan ortu
tdk hanya sekedar pengunjung bagi
anaknya.
 Beberapa bukti ilmiah menunjukkan
pentingnya keterlibatan ortu dlm
perawatan anaknya di RS (Sutarna &
Juniarti, 2002).
 Begitu juga keberadaan ortu terutama
kelompok ortu yg anaknya mempunyai jenis
penyakit yg sama ternyata dpt membuat
ortu lebih percaya diri dlm merawat
anaknya dan merasa ada dukungan
psikologis shg diharapkan dpt bekerja sama
sbg mitra tim kesehatan.
Lanjutan….
 (Muttaqin, 2008) menyebutkan “nyeri : 4 tanda
vital” yg berarti hrs mendpt perhatian dr pd
perawat kes. profesional.
 Rasionalisasinya krn nyeri akan berhub dgn
peningkatan tanda-tanda vital.
 Prinsip dr tindakan perawatan nyeri : memeriksa
tanda-tanda vital pasien setiap saat, misalnya nadi,
TD, suhu, dan pernafasan (Muttaqin, 2008)
 Krn nyeri berhub dgn sensori dan
emosional, maka digunakanlah strategi
penilaian kualitatif dan kuantitatif..
 Istilah yg digunakan utk menanyakan nyeri
pd anak dgn menggunakan pertanyaan,
seperti menanyakan anak, gunakan skala
nyeri, evaluasi perubahan psikologi dan
tingkah laku, libatkan ortu, cari penyebab
nyeri, dan ambil tindakan dan evaluasi hasil
nyeri(Supartini, 2002).
Atraumatic Care : asuhan yg tdk menimbulkan trauma
pd anak dan keluarganya, yg merpkan asuhan terapeutik
krn bertujuan sbg terapi bagi anak.
Prinsip utama dlm asuhan terapeutik :
 Cegah a/ turunkan dampak perpisahan antara ortu
dan anak dgn menggunakan pendekatan family
centered care.
 Tingkatkan kemamp. Ortu dlm mengontrol perawatan
anaknya.
 Cegah dan turunkan cedera baik fisik maupun
psikologis.
 Modifikasi lingk. Fisik RS dgn mendesainnya spt di
rumah.
 Asuhan yg terapeutik tsb dpt dilakukan melalui
tindakan :
pencegahan,
penetapan diagnosis,
pengobatan,
perawatan baik pd kasus akut maupun kronis
dgn intervensi mencakup pendekatan
psikologis.
 Misalnya menyiapkan anak utk prosedur fisik,
memberikan kesempatan pd ortu utk terlibat
merawat anak di RS, dan menciptakan suasana/
lingkungan RS yg nyaman bagi anak dan ortu.
 Dpt dibayangkan bagaimana bila seorang perawat
a/ dokter anak datang kepd pasien (anak dan
keluarganya) utk melakukan asuhan keperawatan,
ttpi dgn wajah cemberut, masam, dan tdk ada
sopan ramah sedikitpun.
 Mungkin sebelum dilakukan tindakan anak sdh
takut dan menangis a/ bahkan tdk mau di dekati.
 Akan tetapi, bagaimana bila seorg perawat datang
dgn wajah yg manis, tersenyum, dan sapaannya pd
anak demikian menyenangkan, lemah lembut,
sambil menawarkan mainan kecil yg menarik hati
 Dgn demikian , jelas lingkungan fisik dan
psikososial RS dpt menjadi stressor bagi anak.
 Selain perilaku petugasnya, ruang perawatan utk
anak tdk dpt disamakan sep. org dewasa.
 Ruangan tsb memerlukan dekorasi yg penuh dgn
nuansa anak, seperti adanya gambar dinding
berupa gambar binatang a/ bunga, tirai dan sprei
serta sarung bantal yg berwarna dan bercorak
binatang a/ bunga, cat dinding yg berwarna, serta
tangga yg pengangannya berwarna ceria.
ATRAUMATIC CARE
 Adalah perawatan yg
tdk menimbulkan
adanya trauma pada
anak dan keluarga
Cont’d
 Atraumatik care sbg btk
perawatan terapeutik dpt
dibrkan kepd anak dan kel
dgn mengurangi dampak
psikologis dr tindakan
keperawatan yg diberikan
PRINSIP PADA
ATRAUMATIC CARE

1. Me kan / mencegah dampak dr


perpisahan dgn orang tua. Dampaknya
anak cemas, takut, kurang kasih
sayang → menghambat proses
penyembuhan, menganggu tumbang.
Pendekatan yg dilakukan
menggunakan family centered care
Cont’d
2. Me kan bantuan org tua
dlm mengontrol perawatan
anak → diharapkan anak
mampu mandiri dlm
kehidupannya
3. Mencegah / mengurangi cidera
dan nyeri baik fisik maupun
psikologis.
Misalnya disuntik : mrpkan rasa
nyeri akibat tindakan perlukaan,
tdk akan bs dihilangkan akan ttpi
dpt dikurangi dgn menggunakan
tehnik relaksasi
4. Tidak melakukan kekerasan
pada anak yang dapat
menimbulkan gangguan
psikologis
5. MODIFIKASI LINGKUNGAN

Mendesainnya seperti dirmh misalnya :


 Penataan dan dekorasi yg bernuansa
anak, menggunakan alat tenun dan
tirai bergambar bunga atau yg lucu,
binatang.
 Hiasan dinding bergambar
binatang, papan nama pasien
bergambar lucu,
 Dinding berwarna cerah di
ruangan dll.
RUANGAN KAMAR ANAK
 Meningkatkan kecerian
anak, perasaan aman dan
nyaman
 Sehingga anak akan selalu
berkembang dan
membantu proses
penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA

 Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Keperawatan Klien


dengan gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta:
Salemba Madika.
 Supartini, Y. (2002). Buku Ajar Konsep Dasar
Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
 Sutarna, A., & Juniarti, N. (2002). Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik wong (6th ed.). Jakarta: EGC.

You might also like