You are on page 1of 18

Embriologi Sistem

Pernapasan
Ezra Febriani Hutasoit (16-049)

Nindia Atsilah (16-059)


Pembentukan Tunas Paru
• Saat mudigah berusia sekitar 4 minggu, terbentuk
divertikulum respiratorium (tunas/ bakal paru)
sebagai suatu benjolan dari dinding ventral usus
depan
• Lokasi tunas di sepanjang tabung usus
ditentukan o/ faktor transkripsi TBX4 yang
diekspresikan di endoderm tabung usus di
tempat divertikulum respiratorium
• TBX4 menginduksi pembentukan tunas serta
pertumbuhan dan diferensiasi paru lebih
lanjut.
• Epitel lapisan dalam laring, trakea, dan
bronkus, serta paru, berasal dari endoderm.
• Komponen tulang rawan, otot, dan jaringan
ikat trakea dan paru berasal dari mesoderm
splancnicus yang mengelilingi usus depan.
• divertikulum membesar ke arah kaudal -> dua bubungan longitudinal
• Primordium respiratorik mempertahankan hubungan terbukanya dengan
faring melalui aditus laringis dan laring yang terbentuk oleh jar arkus
faring ke-4 & 6.
Primordium : tanda paling awal yang dapat dilihat selama perkembangan
embrionik organ atau bagian.
Aditus : pintu masuk atau jalan menuju organ/bagian.
Aditus laringis : lubang yang menghub faring dengan laring.
Laring
• Lapisan dalam berasal dari endoderm, tetapi kartilago dan
otot berasal dari mesenkim arkus faring IV dan VI.
• bentuk aditus laringis seperti orang dewasa dapat dikenali
ketika mesenkim dari kedua arkus berubah menjadi kartilago
tiroidea, krikoidea, dan aritenoidea

Akibat proliferasi
cepat mesenkim ini,
penampakan aditus
laringis berubah dari
celah sagital menjadi
lubang berbentuk T
• kartilago terbentuk, epitel laring juga
berproliferasi dengan cepat terjadi oklusi lumen
u/ sementara. Kemudian terjadi vakuolisasi dan
rekanalisasi -> sepasang resesus lateral,
ventrikulus laringis. Cekungan ini dibatasi o/
lipatan-lipatan jaringan yang berdiferensiasi ->
pita suara seiati dan palsu
• semua otot laring disarafi o/ cabang saraf
kranial X
• Nervus laringeus superior -> menyarafi
turunan arkus faring IV
• Nervus laringeus rekurens -> menyarafi turunan
arkus faring VI
Trakea , Bronkus , Paru
• Sewaktu terpisah dari
usus depan, tunas paru
membentuk trakea dan
dua kantong luar lateral,
tunas bronkus
• Awal minggu kelima,
masing-masing tunas ini
membesar untuk
membentuk bronkus
utama kanan dan kiri
• Tunas sebelah kanan
kemudian membentuk
tiga bronkus sekunder,
sedangkan yang kiri dua
• Seiring dengan
perkembangan
selanjutnya dalam arah
kaudal dan lateral, tunas
paru kemudian
berkembang ke dalam
rongga tubuh
• Perkembangan ini
sedemikian sehingga
nanti bifurcatio trakea
saat lahir setinggi
vertebra torakal ke-4.
• Tunas terus membesar dan
membentuk lipatan
pleuroperitoneum dan
pleuroperikardium. Lipatan tersebut Mesoderm yang
memisahkan kanalis menutupi bag
perikardioperitonealis dari rongga luar paru ->
peritoneum dan rongga perikardium -
> rongga pleura primitif.
pleura visceralis.

• Mesoderm somatik yang menutupi


dinding tubuh dari bag dalam ->
pleura parietalis.
• Ruangan yang berada diantara pleura parietalis dan
visceralis adalah rongga pleura.
• bronkus sekunder membelah berulang-ulang secara
dikotomis, membentuk 10 bronkus tersier (segmentalis) di
paru kanan , 8 di kiri -> segmentum bronkopulmonale
pada paru dewasa.
• Pada akhir bulan keenam telah terbentuk sekitar 17
generasi anak cabang.
• Sebelum perkembangan bronkus berakhir, terbentuk 6
cabang tambahan saat pasca natal
Pematangan Paru
PERIODE WAKTU KETERANGAN
PSEUDOGLANDULAR 5-16 mgu Pembentukan cabang berlanjut untuk
membentuk broniolus terminalis. Belum ada
bronkiolus respiratorius atau alveolus.

KANALIKULAR 16-26 mgu Masing2 bronkiolusterminalis bercabang –


cabang menjadi 2 / lebih bronkiolus
respiratorius, yang selanjutnya bercabang –
cabang jadi 3-6 duktus alveolaris.
SAKUS TERMINALIS 26 mgu - lahir Terbentuk sakus terminalis (alveolus primitif)
dan kapiler membentuk kontak erat.

ALVEOLAR 8 bln – masa Alveolus matur telah memiliki kontak epitel


kanak – kanak endotel (kapiler) yang sempurna.
• Di period kanalikular, bronkiolus terus bercabang semakin banyak dan
kecil sampai bulan ke-7.
• Jumlah pembuluh darahnya juga meningkat.
• Selama bulan ke-7, kapiler jg sudah memadai untuk menjamin
pertukaran gas yang adekuat untuk bayi yang prematur, sehingga sudah
dapat terjadi pertukaran gas antara udara dan darah di alveolus primitif.
• Selama periode kanalikular, sel yang melapisi bronkiolus respiratorius
masih epitel kuboid. Tapi saat periode sakus terminalis, sel kuboid jadi
sangat tipis dan menempel erat dengan endotel kapiler darah dan limfe
dan ruang disekitarnya sekarang dikenal sebagai sakus terminalis atau
alveolus primitif.
• Jika sebagian sel bronkiolus respiratorius yang berbentuk kuboid
berubah menjadi sel gepeng tipis, maka pernapasan sudah dapat
berlangsung.
• Alveolus matur belum ada sebelum lahir.
• Dan gerakan pernapasan sudah dapat dimulai sebelum lahir, sehingga
menyebabkan aspirasi (pengambilan substansi) dari cairan amnion.
Gerakan pernapasan ini penting untuk merangsang perkembangan paru
dan mengkondisikan otot pernapasan.
• 2 bulan terakhir masa
pranatal dan beberapa
tahun selanjutnya, jumlah
sakus terus meningkat, sel –
sel pelapis sakus (Sel Epitel
Alveolus Tipe I) makin tipis.
Sehingga kapiler disekitarnya
menonjol ke arah dalam
sakus.
• disini, hubungan erat yg
tercipta antara epitel-
endotel membentuk sawar
darah-udara
• Sebelum bulan ke-6 juga terbentuk Sel Epitel Alveolus Tipe II yang mulai
menghasilkan Surfaktan dari minggu ke-28.
• Surfaktan : cairan kaya fosfolipid yang dapat menurunkan tegangan
permukaan di hubungan /pertemuan udara-alveolus dan membentuk
pelindung di membran alveolus sehingga tidk terjadi kolaps sewaktu
ekspirasi (atelektasis/pengembangan yang tidak sempurna).
• Normalnya sebelum lahir, paru dipenuhi oleh cairan yang mengandung
banyak klorida, sedikit protein, sebagian mukus dari kelenjar bronkus, dan
surfaktan dari Sel Tipe II.
• Jumlah surfaktan di cairan meningkat utamanya selama 2 minggu akhir
pranatal dan kiranya mulai minggu ke-35 produksinya cukup untuk
memungkinkan bernapas spontan.
• Saat lahir, cairan paru diserap sebagian besar oleh kapiler darah dan limfe.
Sebagian kecil dikeluarkan melalui trakea dan bronkus saat proses kelahiran.
• Saat cairan diserap, Surfaktan tetap mengendap sebagai lapisan fosfolipid
tipis di membran alveolus.
• Gerakan bernapas setelah lahir membawa udara masuk ke dalam paru yang
mengembangkan dan mengisi rongga pleura.
• Diperkirakan saat lahir hanya 1/6 dari jumlah alveolus dewasa. Alveolus
sisanya terbentuk selama 10 tahun pertama kehidupan pascanatal melalui
pembentukan alveolus primitif baru yang berlangsung terus menerus.
Referensi
• Embriologi Langman BAB 13 (229)

You might also like