Professional Documents
Culture Documents
Pasien GGK
Budi Raharjo
Konten
• Studi Kasus
• Beberapa Istilah
• Fungsi Ginjal
• Parameter Fungsi Ginjal
• Gagal Ginjal Akut
• Peran Apoteker Komunitas
• Gagal Ginjal Kronik
• Peran Apoteker pada CKD
Kasus 1 (GGA)
• An. Amelia, 4 tahun, menderita muntah dan
demam selama 2 hari. Seperti biasanya, jika
anaknya demam, sang ibu memberikan
sirup Ibuprofen 3 x ½ sendok obat untuk
mengatasi demamnya
• Selama sakit Amelia tidak mau/sedikit sekali
minum, kencingnya sedikit dan berwarna
kuning kecoklatan seperti air teh
• Apa saran Apoteker dan Tim di Apotek
Kasus 2 (GGA)
• Ny. Erna 67 tahun, datang ke Apotek Stikes ingin membeli
loperamid, karena sudah satu hari menderita diare berat.
• TTK yang telah terlatih, langsung mengenali tanda bahaya
lansia yang mengalami dehidrasi, kemudian
menganjurkan agar Ny.Erna berkonsultasi dengan
Apotekernya.
• Apoteker Apotek Stikes mengajukan beberapa
pertanyaan mengenai riwayat minum obat sebelumnya
dan riwayat minum selama diare
• Diperoleh info, Ny. Erna, selama diare, sedikit sekali
minum, dan mengkonsumsi Ramipril 20 mg sehari untuk
Hipertensi nya
• Apa saran Apoteker dan Tim nya di Apotek?
Kasus 3 (GGK)
• Tn Koko, 73 thn Masuk RS dengan KU lemah, sering mual, muntah
min 5 x sehari, 5 hari tidak mau makan, kencing agak nyeri,
kesadaran mulai turun. Hasil diagnosis Azotemia (Uremia)+Anemia.
RPD: DM, HT, LVH dan Retinopati, TB= 150 cm BB= 40 kg.
• Di RS mendapat terapi:
R/ Interpril1 x 80 mg
Letonal 1 x 25 mg
Glumin 1-1-0
Neurodex 1 x 1 tab
Paracetamol 3 x 500 mg prn
Lasix inj3 x 3 ampul
Glomerolus
Arteri Afferent Tekanan Arteri Efferent
Hidrostatik
Aliran Darah Aliran Darah
650 ml/menit Glomerolus 525 ml/menit
Tubulus Proximal
Renal Plasma Flow
Glomerolus
Arteri Afferent Tekanan Arteri Efferent
Hidrostatik
Aliran Darah Aliran Darah
650 ml/menit Glomerolus 525 ml/menit
Ultrafiltrat
125
ml/menit
Tubulus Proximal
Obat yg pengaruhi Hemodinamik Ginjal
Glomerolus
Arteri Afferent Tekanan Arteri Efferent
Hidrostatik
Aliran Darah Aliran Darah
?..650 ml/menit Glomerolus ?..525 ml/menit
a dapat dicegah
• 1 dari 5 orang pasien masuk unit gawat
darurat RS terdiagnosis GGA
Klasifikasi RIFLE utk GGA
Stage GFR (Laju Filtrasi Glomerolus) Urin Output
1: Risk SCr naik 1,5-2 x Normal atau < 0,5 ml/kg/jam
GFR turun sampai < 25% selama 6-12 jam
2: Injury SCr naik 2-3 x Normal atau < 0,5 ml/kg/jam
GFR turun sampai < 50% selama > 12 jam
3: Failure SCr naik >3 x Normal atau < 0,3 ml/kg/jam selama
GFR turun sampai 75% atau > 24 jam (oliguria) atau
SCr 4 mg/dl; Peningkatan Akut SCr 0,5 mg/dl Anuria selama 12 jam
4: Loss Fungsi ginjal hilang sama sekali lebih dari 4 (empat) minggu
5: ESKD Fungsi ginjal hilang sama sekali lebih dari 3 (tiga) bulan
Faktor Risiko GGA
• Riwayat pernah menderita GGA
• Pasien yg sedang menderita GGK (sering
disebut sbg Acute on Chronic KD)
• Lanjut Usia (65 tahun atau lebih)
• Anak-anak atau remaja
• Mengalami CHF (Congestif Heart Failure)
• Atherosclerotic peripheral vascular disease
• Mengalami Diabetes Mellitus
• Mengalami Penyakit Hati (Hepatitis, Sirosis
Hepatik, dll)
Penyebab GGA/AKI
Parameter Proses Penyebab
Prerenal Vasokonstriksi Obat: antihipertensi,siklosporin,diuretik,NSAID,laksatif,tacrolimus, vasokontriktor
intrarenal
V.Dilatasi sist. Sepsis, Syok Neurogenik
Deplesi Volum Overuse diuretik,muntah,diare,perdarahan,luka bakar,berkeringat, diuretik osmotik
Intrinsik Glomerular Obat: allopurinol,klorpropamid,dapson,halotan,emas,halotan,hidralazine,
levamizole,penisilamin, NSAID,probenesid,rifampisin,thiazid,prokainamid
Interstisial Obat: allopurinol,asiklovir,sefalosporin,simetidin,kotrimoksazol,furosemide,emas,
interferon,INH,lithium,NSAID,analog penisilin,fenitoin,PPI,kuinolon, rifampisin,thiazid
Infeksi: Bakteri, jamur, atau virus
Penyakit sistemik: Sarcoidosis, Lupus
Tubular Iskhemik: perpanjangan hipotensi
Nefrotoksin eksogen: asiklovir,aminoglikosid,amfoterisin,sisplatin,NSAID,
kontras,siklosporin,lithium,manitol,tacrolimus,parasetamol,vankomisin
Nefrotoksin Endogen: rabdomiolisis,myeloma,sindrom lisis tumor
Vaskular Thrombosis vena ginjal,hipertensi maligna,krisis skleroderma ginjal,infark
ginjal,penyakit atherotrombotik ginjal
Post Renal Uretral/ Blader BPH,neurogenic bladder,fibrosis retroperitonial, kanker kandung
kemih/prostat/cerviks
Pelvic Sel kanker transisional,kompresi ureter eksternal,
Obstruksi renal Batu,kristal (asiklovir,indinavir),para protein, tumor,klot
Pencetus GGA
• Sepsis atau infeksi
• Hipovolaemia (dehidrasi, perdarahan)
• Hipotensi (mis, setelah mengalami
serangan jantung yang hebat)
• Obat-obatan tertentu (termasuk obat
yang diresepkan atau obat OTC)
Mengenali Tanda Dehidrasi
• Rasa haus, pusing / kepala terasa ringan
• mulut bibir dan mata terasa kering
• Nyeri kepala
• Badan terasa lelah
• Urin berwarna gelap seperti air teh
• Kencing berkurang atau tidak kencing
Warna Urin & Dehidrasi
Peran Apoteker Komunitas
• Edukasi pasien yang datang ke Apotek
mencari OTC untuk penyakit ringan yang
berisiko GGA (dehidrasi):
– Muntah dan diare berat
– Demam, berkeringat dan menggigil
• Hentikan obat2an yg bersifat nefrotoksik
selama 24-48 jam sampe sembuh:
– ACE inhibitor (berakhiran .....pril)
– ARB (berakhiran .....sartan)
– NSAID (penghilang nyeri)
– Metformin (ESO: asidosis laktat)
Kasus 1 (GGA)
• An. Amelia, 4 tahun, menderita muntah dan
demam selama 2 hari. Seperti biasanya, jika
anaknya demam, sang ibu memberikan
sirup Ibuprofen 3 x ½ sendok obat untuk
mengatasi demamnya
• Selama sakit Amelia tidak mau/sedikit sekali
minum, kencingnya sedikit dan berwarna
kuning kecoklatan seperti air teh
• Apa saran Apoteker dan Tim di Apotek
Kasus 1 ...Bahas
• An. Amelia...ada riwayat muntah, minum
kurang sekali, warna urin gelap tanda
terjadi dehidrasi
• Apoteker harus segera manghentikan
NSAID (ibuprofen) beberapa lama (24-48
jam) sampai dehidrasinya teratasi
• Merujuk ke Rumah Sakit untuk koreksi
rehidrasi
Bila Apoteker tidak ambil tindakan
• Beberapa hari kemudian Amelia mengalami letargi/lesu
dan tidak kencing.
• Sang ibu membawa ke IGD Rumah Sakit. Disana
mendapat pemeriksaan darah & urin
• Dari hasil pemeriksaan laboratorium, dokter
mendiagnosis Gagal Ginjal Akut, indikasi hemodialisis
atau dialisis peritoneal. Ibunya memilih dialisis
peritoneal.
• Setelah 1 (satu) minggu dialisis peritoneal rutin di
rumah, Amelia dinyatakan sembuh GGA
• Gagal Ginjal Akut yang diderita Amelia merupakan hasil
interaksi antara dehidrasi dan ibuprofen
• Info agar tidak konsumsi ibuprofen (dan NSAID lain)
Kasus 2 (GGA)
• Ny. Erna 67 tahun, datang ke Apotek Stikes ingin membeli
loperamid, karena sudah satu hari menderita diare berat.
• TTK yang telah terlatih, langsung mengenali tanda bahaya
lansia yang mengalami dehidrasi, kemudian
menganjurkan agar Ny.Erna berkonsultasi dengan
Apotekernya.
• Apoteker Apotek Stikes mengajukan beberapa
pertanyaan mengenai riwayat minum obat sebelumnya
dan riwayat minum selama diare
• Diperoleh info, Ny. Erna, selama diare, sedikit sekali
minum, dan mengkonsumsi Ramipril 20 mg sehari untuk
Hipertensi nya
• Apa saran Apoteker dan Tim nya di Apotek?
Kasus 2..... Bahas
Apoteker memberikan tindakan/edukasi:
• Rehidrasi yang cukup. Dalam kondisi normal
(tidak diare) kebutuhan cairan normal 30 ml/
kgBB/hari
• Tanda/gejala2 dehidrasi
• Hentikan konsumsi ramipril selama 24-48 jam
• Minum ramipril lagi setelah diare sembuh
• Bila diare berlanjut segera rujuk ke
dokter/rumah sakit. Sebab bila kondisi diare
berlanjut akan meningkatkan risiko GGA
Chronic Kidney Disease
Definisi & Etiologi (KDOQI*)
• Kerusakan struktural dan fungsional ginjal
• Kerusakan terjadi selama > 3 bulan
• Dengan atau tanpa Penurunan GFR
• Disertai juga dengan abnormalitas lainya:
– Abnormalitas komposisi darah dan
– Abnormalitas komposisi urin atau
– Abnormalitas diagnosis lain (USG, Rontgen, dll
• Etiologi Kasus Baru ESKD:
– 40% Diabetes Mellitus
– 25 % Hipertensi
– 10 % Glomerulonefritis
– Lain2: Penyakit Saluran kemih, Lupus, Nefropati karena
penggunaan analgetik, dll
*KDOQI = The National Kidney Fondation Kidney Disease Outcome Quality Innisiative
Faktor Risiko CKD
1. Kelompok Rentan CKD (Non Modif.):
Usia lanjut, Penyusutan massa ginjal, BB Lahir
Rendah, Riwayat keluarga, inflamasi sistemik,
ras/etnik, pendidikan & penghasilan rendah
dan dislipidemia
2. Penyebab Langsung CKD (Modif.):
DM, Hipertensi, Penyakit autoimmun, policystic
kidney disease, obat nefrotoksis
3. Penyebab Progresifitas CKD (Modif.):
Hyperglikemia, Peningkatan tekanan darah,
proteinuria dan merokok
Evaluasi Fungsi Ginjal
• Serum Creatinine (SCr)
• Estimasi Laju Filtrasi Glomerolus (eGFR)
• Albuminuria/Proteinuria:
– Normal: ekskresi albumin < 30 mg/24 jam
– Mikroalbuminuria: 30 – 300 mg/24 jam
– Makroalbuminuria: >300 mg/24 jam
– Nephrotic range proteinuria: > 3 gram/24 jam
Resiko CKD Rendah Tidak Ada CKD
Resiko CKD Sedang Tes GFR 1 tahun sekali
Resiko CKD Tinggi Tes GFR 2 kali setahun
Resiko CKD Sangat Tinggi Tes GFR 3-4 kali setahun
Contoh Kasus
1. Ny.ST, 76 tahun, Ureum 34 mg/dL (15-43,
metode GLDH), Kreatinin 0,83 mg/dL
(<0,90; metode Enzimatik), Mikroalbumin
Kuantitatif Urin 606,4 mg/g (<20,
Imunoturbidimetri), TB 1,5 mtr, BB 75 kg.
2. Tn.JD, 51 tahun, Ureum 25 mg/dL (15-43,
metode GLDH), Kreatinin 0,56 mg/dL
(<0,90; metode Enzimatik), Mikroalbumin
Kuantitatif Urin 150,7 mg/g (<20,
Imunoturbidimetri), TB 1,7 mtr, BB 114 kg.
Komplikasi CKD
• Anemia karena penurunan produksi
eritropoietin faktor
• Keseimbangan elektrolit hiperkalemia,
Hipernatremia atau Hiponatremia,
Hipermagnesemia, Hiperfosfatemia
• Keseimbangan asam-basa Asidosis
Metabolik
• Abnormalitas metabolisme mineral
Hiperfosfatemia akan merangsang sekresi PTH
(Hormon Parathyroid) Kalsium
Osteomalasia
Cycle of events leading to hypertension
in CKD
Hypertension
Reduce ability to
excrete Na ions
Activation of
Renal Ischaemic
RAA System
Disturbance of Calcium and Phosphate Balance
in CKD
Renal Failure
Serum phosphate
Ca absorption
from GI tract.
Serum calcium
OSTEOMALACIA OSTEOSCLEROSIS
Manajemen+Monitoring CKD
• Keseimbangan Cairan Dijaga (Input=Output)
• Keseimbangan Elektrolit:
– Koreksi Hiperkalemia dg Insulin+Dextrose, Ca-
Polistiren sulfonat p.o. Ato Ca-Glukonas i.v.
– Koreksi Hiper/Hipo-natremia
• Keseimbangan Asam-Basa
– Koreksi Asidosis dg Na Bikarbonat
• Manajemen Anemia
– ESA (Erythropoiesis Stimulating Agent)
• Renal Replacement Therapy:
– Hemodialisis
– Peritoneal Dialisis
Indikasi utk RRT/HD
1. A-Asidosis yang tidak resposif dengan
terapi Na-Bikarbonat
2. I-Intoksikasi (mis: borax,etilen glikol,lithium,
metanol,fenobarbital,salisilat,teofilin)
3. U-Uremia ditandai dg lemah,letargi,mual,
muntah,perikarditis,neuropati perifer,kejang
sampai koma
4. E-Elektrolit Imbalans (hiperkalemia, hiper-
fosfatemia)
5. O-Overload Cairan Tubuh ditandai oedem
perifer dan oedema paru
Peran Apoteker pd CKD
• Monitoring parameter terapi CKD
• Monitoring komplikasi CKD
• Bila perlu melakukan individualisasi dosis
obat pada
• Bila telah menjalani terapi RRT... Maka
dipertimbangkan obat2 yang dapat
terdialisis (melewati dialiser) terkait
dengan waktu pemberian obat terhadap
Hemodialisis
Individualisasi Dosis Obat
• Syarat obat:
– Fraksi obat yg terekskresikan melalui ginjal
dalam keadaan utuh tak termetabolisme (Feu)
nilainya > 50%
– Obat bersifat Nefrotoksis, atau toksis terhadap
organ lain
• Hitung eGFR : dengan rumus atau aplikasi
• Hitung estimasi Dosis Obat atau estimasi
perpanjangan interval minum obat
• Atau bila sudah ada informasi dosis dalam
renal failure direferensi sekunder
Dosage Adjustment
Rumus Rowland-Tozer
DR rf = DR n x [(1 - F eu) + (F eu x RF)]
RF = Patient creatinine clearance (ml/mnt)
Ideal creatinine clearance (120ml/mnt)