You are on page 1of 22

FLOUR ALBUS/LEUKOREA

DEFINISI

 Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) --


 cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang
tidak berupa darah
 Komposisi leukorea :
- Sekresi cairan dari kelenjar serviks +
- Bakteri +
- Sel-sel vagina yang terlepas +
- Sekresi dari kelenjar Bartolin dan Skene +
Sekret vagina yang normal

 Jernih, putih keruh / kekuningan ketika mengering


pada pakaian.
 Non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat
darah, pH 3,5-4,5.
 Flora normal vagina : Corinebacterium, Bacteroides,
Peptostreptococcus, Gardnerella, Mobiluncuc,
Mycoplasma dan Candida spp.
 pH asam  lactobacilli
EPIDEMIOLOGI

 yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -


15% (memiliki aktifitas seksual yang aktif )
 sering dijumpai pada penderita ginekologik
ETIOLOGI

 Fisiologik
hanya ditemukan pada porsio vagina
cairan : mukus + >> epitel + << leukosit

 Patologik
terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina
>> leukosit
Fisiologik

 Bayi baru lahir : estrogen dari plasenta terhadap


uterus dan vagina janin.
 Menarche : estrogen.
 Wanita dewasa : dirangsang sebelum dan pada
waktu koitus
 Sekitar ovulasi : sekret kelenjar serviks uteri
>encer.
Patologik

 Infeksi
 Iritasi
 Tumor atau jaringan abnormal lain
 Fistula
 Benda asing
 Radiasi
 Penyebab lain :
- Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
- Tidak dikatehui : “ Desquamative inflammatory
vaginitis”
Infeksi

 Infeksi bakteri
- Neisseria gonorrhea, Chlamydia trachomatis,
- Gardnerella vaginalis, Mycoplasma homonis
 Infeksi virus
- Herpes virus (H. simpleks, H. zoster, varicella)
- Pox virus, Papova virus
 Infeksi jamur : Candida albicans
 Infeksi protozoa
- Trichomonal vaginalis
- Entamoeba histolytica
PATOGENESIS

Lingkungan vagina yang normal



Hubungan yang dinamis : Lactobacillus acidophilus
dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH
vagina dan hasil metabolit lain

pH vagina 3,8-4,5

menghambat pertumbuhan bakteri lain
PATOGENESIS

Penggunaan antibiotik yang berspektrum luas


Penggunaan kontrasepsi
Kadar estrogen yang tinggi
Kehamilan
Diabetes yang tidak terkontrol
Pemakaian pakaian ketat
Pasangan seksual baru
Frekuensi seksual yang tinggi

Lingkungan vagina berubah

Mempermudah pertumbuhan bakteri patogen
GEJALA KLINIS

 Keputihan, gatal, ruam kulit, nyeri, dan bau.


 Rasa panas saat kencing
 Sekret vagina >>>, berwarna putih/ keabu-abuan/
kuning
 Vaginosis  keruh, encer, putih abu-abu hingga
kekuning-kuningan, bau busuk atau amis (bertambah
setelah hubungan seksual )
 Trikomoniasis  sekret >>, kuning kehijauan, berbusa
dan berbau amis.
 Kandidiasis  sekret putih kental, gatal, rasa terbakar,
kemerahan dan bengkak di daerah genital.
 Klamidiasis  Biasanya tidak bergejala. Sekret kuning
seperti pus, Sering kencing , dan perdarahan vagina
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis.


 Kultur urin untuk menyingkirkan infeksi bakteri pada traktus urinarius
 Sitologi vagina
 Kultur sekret vagina
 Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis
 Vaginoskopi
 Sitologi dan biopsy jaringan abnormal
 Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes
 Pemeriksaan PH vagina.
 Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10 % .
 Pulasan dengan pewarnaan gram .
 Pap smear.
 Biopsi.
PROTOKOL PENANGANAN LEKORE

1.Anamnesa
2.Pemeriksaan Spekulum dan pemeriksaan Dalam
-PD setelah pengambilan sediaan untuk Lab
a. Jika encer,berbusa,berbau,kuning
kehijauan+suspek trikomoniasis,vaginosis,bakteri
b. Jka putih kental,susu basi,yoghurt=suspek
kandididasis
c. Jika bernanah,serviks,purulent=suspek
gonore,klamidiasis
3. Laboratorium
Mikroskopik preparat basah
Nacl o,9 % untuk trikomoniasis
KOH 10% untuk kandidiasis,bakteri
anaerob,gardnerella
 Pemeriksan Gram untuk mengenal organisme gram
+/- termasuk adanya infeksi gonore
 Pemeriksaaan tambahan :
-tes pap
-kultur biakan untuk gonore
-serologis untuk klamidia
4. Pengobatan
-pasien dan pasangannya
-penyuluhan dan konseling
5.Kunjungan ulang 7-14 hari kemudian
-jika masih ada,pikirkan cara pengobatan
reinfeksi,atau sebab lain
Trikomoniasis

 Pilihan utama
-Metronidazole 3x 250mg/hari,oral selama 7 hari
-Tidak boleh diberikan pada wanita hamil semester 1
Pilihan Lain:
-Kotrimazol 100mg/hari intravagina,selama 7 hari
Vaginosis Bakteri/Gardnerella vaginalis/vaginitis
non spesifik

 Pilihan utama:metronidazole
 Pilihan lain: Ampisillin 4x500 mg oral,selama 7 hari
Gonore

 Pilihan utama: Doksisiklin 2x100 mg/har selama 7


hari
 Pilihan Lain:
 Tetrasiklin 4x500 mg/hari oral selama 7 hari
 Penisillin prokain 4,8 juta U/IM+Probenesid 1g oral
 Ampisili 3,5 g +Probenesid 1 g oral
 Amoksisislin 3 g+Probenesid 1 g oral
Klamidiasis

 Pilihanutama: Doksisisklin seperti terapi untuk


gonore
 Pilihan Lain: Tetrasiklin seperti untuk gonore
 Eritromisin 4x500 mg/hari per oral selama 7 hari.
 4x250 mg/hari peroral selama 14 hari
Prognosis

 Kondisi-kondisi
yang menyebabkan fluor albus
memberikan respon terhadap pengobatan dalam
beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan
berulang. Dengan perawatan kesehatan akan
menentukan pengobatan yang lebih efektif.
KESIMPULAN

 Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan)


bukanlah suatu penyakit melainkan gejala berupa
cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang
berlebihan dan bukan merupakan darah
 Berdasarkan data epidemiologik, penyebab utama
fluor albus adalah infeksi
 Terapi kausal merupakan terapi utama fluor albus.
Pencegahan terhadap fluor albus dengan menjaga
higien genital. Pemakaian pelindung, penggunaan
obat profilaksis serta pemeriksaan dini

You might also like