You are on page 1of 26

MINIPRO

DISTRIBUSI PENYAKIT PADA CALON


JAMAAH HAJI DI PUSKESMAS WANASRI

Oleh : dr. Hasanah


Pendamping : dr. Salim Jidan
LATAR BELAKANG
• Ibadah haji adalah Rukun Islam kelima yang
merupakan kewajiban sekali seumur hidup
bagi setiap orang Islam yang mampu
menunaikannya.
• Q.S. Ali Imran ayat 97 bahwa mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang mampu (istithaah)
mengadakan perjalanan ke Baitullah.
• Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji menyatakan
bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan
untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan yang sebaik-baiknya kepada
jemaah haji agar jemaah haji dapat menunaikan
ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran
agama Islam.
• Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu Kesehatan (Siskohatkes), hampir setiap
tahun sekitar 60 s/d 67% dari total jemaah haji
yang berangkat ke Tanah Suci, tergolong dalam
kelompok Risiko Tinggi (Risti) yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan
jemaah haji dalam menjalankan ibadahnya di
Tanah Suci. Angka kesakitan dan kematian
cenderung berfluktuatif, namun masih dapat
dinyatakan tinggi.
Pernyataan Masalah
• Penyakit apa saja yang di derita calon jamaah
haji di Puskesmas Wanasari dalam melakukan
pemeriksaan dan pembinaan kesehatan
jemaah haji?
Tujuan
Tujuan Umum Tujuan Khusus
• Terlaksananya • Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap
pemeriksaan dan pertama.
pembinaan • Terlaksananya pembinaan kesehatan masa tunggu.
kesehatan jemaah • Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap kedua.
haji sesuai standar • Terlaksananya pembinaan kesehatan masa
dalam upaya keberangkatan.
menuju istithaah
kesehatan jemaah • Terlaksananya pemeriksaan kesehatan tahap ketiga.
haji. • Terlaksananya pendekatan keluarga dan koordinasi
lintas program dan lintas sektor dalam proses
pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji.
• Terlaksananya peran serta masyarakat dan
profesional dalam pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan haji.
• Terlaksananya monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan kesehatan haji menuju istithaah
Manfaat
• Melaksanakan kegiatan mini project dalam
Bagi Penulis rangka menyelesaikan program internsip
dokter Indonesia.

Bagi • Diharapkan dapat membantu program


Puskesmas Wanasari dalam pemeriksaan dan
Puskesmas pembinaan kesehatan calon jamaah haji.

Bagi • Diharapkan dapat meningkatkan kesehatan


terutama pada calon jamaah haji yang akan
Masyarakat berangkat.
Metode Penelitian

Desain Tempat &


Penelitian waktu
Tempat : Puskesmas
wanasari
observasional (non-
eksperimental) dengan
pendekatan yang bersifat
prospektif dan dianalisis Waktu : Februari s/d
menggunakan metode April 2018
analisis deskriptif.
Populasi Populasi target adalah Sampel
145 orang calon
Jumlah sampel yang di
Jamaah Haji tahun
teliti pada penelitian ini
2018 yang sudah
berjumlah 68 orang.
terdaftar di Puskesmas
Wanasari.
ALUR
PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Analisa univariat dilakukan untuk melihat
gambaran distribusi frekuensi pada variable
dengan menggunakan pemeriksaan tahap
kedua untuk mengetahui penyakit yang di
derita oleh calon jamaah haji melalui
SISKOHATKES yang di input di Puskesmas
Wanasari.
Jenis Kelamin

Perempuan
Laki-laki
Distribusi penyakit

40
35
30
25
20 Distribusi penyakit
15
10
5
0
Sehat PJK HT Asma Gout DM SM
Distribusi umur

Usia muda (15 - 44 thn)

Usia pertengahan (45 -59


thn)
Lanjut usia (>60 thn)
Distribusi Pendidikan
40
35
30
25
20
Distribusi Pendidikan
15
10
5
0
SD SMP SMA D3 Sarjana
Kesimpulan
• Calon jamaah haji tahun 2018 yang melakukan
pemeriksaan dan pembinaa kesehatan di Puskesmas
Wanasari didominasi oleh perempuan.
• Penyakit terbanyak yang di derita oleh calon jamaah
haji tahun 2018 yaitu penyakit jantung dan hipertensi.
• Usia calon jamaah haji tahun 2018 paling banyak yaitu
pada usia pertengahan 45-59 tahun.
• Tingkat pendidikan pada calon jemaah haji tahun 2018
relatif tinggi yaitu pada tingkat SMA dan Sarjana.
Keterbatasan Penelitian
• Calon jamaah haji hanya 68 orang yang mengikuti pemeriksaan dan
pembinaan kesehatan dari jumlah terdaftar 145 orang, karena
kurangnya komunikasi calon jemaah haji dengan pihak
penyelenggara haji (pemerintah).
• Tidak tersedianya nomer telpon dalam identitas calon jamaah haji
yang terdaftar, sehingga peneliti kesulitan menghubungi calon
jamaah haji.
• Kurangnya kerjasama antara KBIH dengan puskesmas dalam
melakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji.
• Pemeriksaan tahap 1 dan 2 yang terpisah, sehingga peneliti
memasukkan data hingga dua kali.
• Saat vaksin meningitis, kegiatan vaksin tidak berlangsung di
puskesmas wanasari, sehingga membuat calon jamaah terlantar
karena tempat yang tidak mencukupi
Saran
• Untuk Masyarakat Umum
Bagi calon jamaah haji yang sudah mendaftar haji
sebaiknya sesering mungkin mengecek nomor
porsi perkiraan berangkat haji, dapat dilakukan
lewat web resmi kementerian agama melalui
nomor porsi. Jika sudah masa perkiraan
berangkat, periksakan diri ke puskesmas wilayah
tempat tinggal (sesegera mungkin setelah
mendapatkan nomor porsi atau paling lambat 2
(dua) tahun dari perkiraan keberangkatan).
Untuk Puskesmas

Bagi puskesmas sebagai faskes


pertama dalam melakukan
pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan calon jamaah haji
sebaiknya bekerjasama dengan KBIH
wilayah setempat agar tidak
kehilangan calon jamaah terdaftar.
Karena calon jamaah dikatakan
dapat berangkat haji dengan biaya
pelunasan setelah pemeriksaan
tahap 2 selesai.
• Untuk Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya
diharapkan dapat
melanjutkan penelitian yang
sudah ada dan melengkapi
kekurangan penelitian saat
ini. Serta diharapkan
peneliti selanjunya memiliki
komunikasi yang lebih baik
dan cara lebih baik dalam
pemeriksaan dan
pembinaan calon jamah
haji.
Tes kebugaran
Penyuntikan vaksin meningitis

You might also like