Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
dr. Wahyu Djatmiko, Sp.PD
Identitas Pasien
Nama : Ny. IC
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Mersi, RT 04 RW 05
Purwokerto Selatan
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
No.CM : 01085052
Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
Pasien dirawat di RS Margono masuk dari poli Obstetri
Ginekologi pada tanggal 15 Agustus 2017 hamil 34 minggu dengan
antiphospholipid syndrome direncanakan untuk dilakukan SCTP
pada tanggal 16 Agustus 2017. Selama hamil yang ke-3 ini, Ny. IC
rutin injeksi lovenox 0.4 ml 3 x / minggu untuk antiphospholipid
syndrome nya. Ny IC juga selalu Kontrol tiap bulan dan dicek INR
dan D-Dimer, saat minggu ke-30, INR nya bertambah rendah dan
D-Dimer nya tambah tinggi sehingga dosis lovenox ditingkatkan
hingga 0.6 ml 3x /minggu. Ny IC tidak mengalami gejala-gejala di
luar gejala hormonal pada kehamilan. Selama kehamilan, apabila
Ny IC makan sayuran hijau maka badan terasa lemas dan di ujung
jari dan tangan tampak kebiruan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pemeriksaan leher
Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Palpasi : JVP 5 + 2 cm H2O
Paru
Inspeksi : Dinding dada tampak simetris, tidak tampak
ketertinggalan gerak antara hemithoraks kanan dan
kiri, kelainan bentuk dada (-)
Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan = kiri
Vokal fremitus lobus inferior kanan = kiri
Perkusi : Perkusi orientasi selurus lapang paru sonor
Batas paru-hepar SIC V LMCD
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+
Ronki basah halus -/-
Ronki basah kasar -/-
Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V, 2 jari medial
LMCS dan kuat angkat (-)
Perkusi : Batas atas kanan : SIC II LPSD
Batas atas kiri : SIC II LPSS
Batas bawah kanan : SIC IV LPSD
Batas bawah kiri : SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : S1>S2 reguler; Gallop (-), Murmur (-)
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Cembung gravid, TFU 30 cm, HIS -
Auskultasi : DJJ 140 x / menit
Perkusi : TDL
Palpasi : L1 bokong, L2 punggung kanan, L3 kepala, L4
divergen
Hepar : Hepar tidak teraba pembesaran
Lien : lien tidak teraba pembesaran.
Pemeriksaan Ekstremitas superior Ekstremitas inferior
Primer
APS
Sekunder
EPIDEMIOLOGI
Kejadian APS dalam kehamilan rata-rata 2 % dari seluruh
kehamilan tanpa komplikasi dengan kisaran 0-11%
(Lockwood & Schur, 2012).
MANIFESTASI KLINIS
Tromboemboli pembuluh darah vena
Trombositopenia
Keguguran
Stroke atau transient ischaemic attack (TIA)
Migraine
Livedo reticularis
KRITERIA DIAGNOSIS
Trombosis vascular lupus anticoagulant plasma darah
Satu atau lebih kematian yang tidak dapat Antibodi β2-glikoprotein I IgG atau IgM isotope
dijelaskan pada fetus yang secara morfologis dengan titer >99 persentil
normal dan sehat pada kehamilan minggu k-10
atau lebih.
Satu atau lebih kelahiran permatur dari bayi IgG dan / atau IgM antibody antikardiolipin
yang sehat dan normal secara morfologis dengan titer moderat atau tinggi >40 unit GPL
sebelum berusia 34 minggu karena eklamsia atau MPL atau >99 persentil.
atau preeclampsia berat.
Tiga atau lebih aborsi spontan yang tidak dapat aktivitas lupus antikoagulan (LAC).
dijelaskan penyebabnya pada kehamilan yang antibody antifosfolipid
berusia sebelum 10 minggu.
PATOGENESIS
PENATALAKSANAAN
Aspirin dosis rendah (500-100 mg)
Heparin / kombinasi heparin dengan aspirin
LMWH (Low MolekulWeight Heparin)
sebelum kehamilan
P: profilaksis
ID: dosis intermediate
AD LMWH : dosis terapi
penuh sekali atau dua kali
disesuaikan dengan berat badan
UFH : heparin tidak terfraksi
ID LMWH : misalkan
deltaperin 5000 U subkutan atau
enoxaparin 40 mg SC per 12
jam
PENATALAKSANAAN
Status fungsional pasien Kelas Terapi Obat
(NYHA)
Asimptomatik I ACE Inhibitor, jika dikontraindikasikan atau toleransi
rendah digunakan ARB, digoksin atau hidralizin +
isosorbit dinitrat
II Ditambah dengan diuretik (umumnya loop diuretic), jika
cocok diberikan Carvedilol atau Bisoprolol
Simptomatik III/IV Jika cocok. Diberikan Plan:
Carvedilol atau Bisoprolol
Spironolakton
Digoxin
Metolazone
Hidralazine + Isosorbit dinitrat
(Crawford, 2003)
PROGNOSIS
ibu APS dengan riwayat dua kali keguguran, mendapat
mempunyai 70-80% anak hidup apabila diberikan pengobatan
dan pengelolaan yang baik.
PEMBAHASAN
Ny IC medapatkan obat injeksi lovenox. Injeksi lovenox merupakan enoxaparin,
salah satu jenis obat low molecule weight heparin. LMWH pada dasarnya
berukuran sepertiga dari heparin. LMWH mempunyai efek samping yang lebih
sedikit dan dapat menghasilkan efek antikoagulan yang lebih terprediksi.
Sesuai yang disampaikan oleh Iraztorza et al., 2007 bahwa wanita dengan APS
dengan riwayat thrombosis sebelumnya harus mendapatkan terapi antitrombotic
selama kehamilan dan periode post partum. Antitrombosis sendiri ada dua kelas,
yaitu antikoagulan dan antiplatelet. Antikoagulan bekerja dengan memperlambat
pembekuan darah, mengurangi pembentukan benang-benang fibrin sehingga
dapat menecegah pembentukan dan pertumbuhan bekuan darah. Antiplatelet
bekerja dengan mencegah berkumpulnya platelet sehingga dapat mencegah
bekuan darah untuk tumbuh dan berkembang. Terapi kombinasi dengan aspirin
dosis rendah dan dosis penuh antitrombotik LMWH (Low Medium Weight
Heparin) harus diberikan pada pasien hamil dengan APS. Terapi LMWH post
partum juga dianjurkan pada semua wanita dengan APS obstetric dan
direkomendasikan pada wanita dengan aPL yang tidak menimbulkan gejala,
khususnya bagi yang penderita SLE.
Selain penggunaan antitrombotik, pada wanit hamil dengan
APS riwayat keguguran berulang diberikan juga Kalsium tab
500 mg/hari peroral, prenatal vitamin, Iron 1 tablet / hari
per oral, asam folat 1 mg/hari per oral.
Semua wanita hamil dengan APS harus kontrol saat periode
post-partum. Periode post partum merupakan periode
dengan risiko tinggi untuk thrombosis berulang. Bagi pasien
dengan terapi antikoagulan oral sebelum kehamilan harus
kembali pada terapi warfarin dalam waktu dekat setelah
melahirkan (Bick et al, 2008).
KESIMPULAN
Diagnosis Ny IC adalah G3P0A2 usia 32 tahun hamil 34 minggu janin hidup intra
uterin presentasi kepala, punggung kanan, belum inpartu dengan Antiphospholipid
Syndrome.
Antiphospholipid sindrom merupakan suatu kumpulan penyakit yang
dikarakteristikkan dengan hemositopeni dan bermanifestasi oklusi di pembuluh
darah, keguguran berulang, yang berhubungan dengan autoantibodi yang
menyerang phospholipid (aPLs), anticardiolipin (aCL), β2-glycoprotein-I (β2GPI)
(Blank et al., 2002).
Pengobatan yang sudah diberikan adalah tepat yaitu Inj Lovenox 0.6 ml 3x /
minggu, PO Eazycal 1x1, PO Folamil Genio 1x1 , Nospirinal 80 mg 1x1, Vit D
1000 IU 2x1
Prevalensi APS dalam kehamilan di Indonesia belum diketahui dengan pasti sampai
saat ini kriteria penegakkan diagnosis belum seragam, masih sering semua jenis
keguguran berulang dianggap APS bahkan diperiksa untuk TORCH. Diperlukan
pemeriksaan laboratorium yang memadahi untuk tegaknya diagnosis APS dan
sebagai konsekwensi diagnosis, terapi yang diberikan harus benar.