You are on page 1of 124

DOA BELAJAR

َ ‫ب ا ْش َر ْح ِّلي‬
‫ص ْد ِّري‬ ِّ ‫َر‬
ْ ‫َويَ ِّس ْر ِّلي أ َ ْم ِّري َو‬
‫احلُ ْل‬
َ ‫ع ْق َدة ً ِّم ْن ِّل‬
‫سا ِّني يَ ْفقَ ُهوا‬ ُ
‫قَ ْو ِّلي‬
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii,
wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu
qoulii ’
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan
mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, supaya mereka
mengerti perkataanku ”
(QS. Thoha:28-25)
DOA BELAJAR
.‫ـاو ْر ُز ْق ِّنـ ْي ََ ْه ًمـا‬ ‫م‬
ً ْ
َ ‫ب ِّز ْد ِّن ْي ِّع‬
‫ل‬ ِّ ‫َر‬
‫س ْهالً َو‬ َ ُ‫س ْه َل ِّإالَّ َما َجعَ ْلتَه‬ َ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ه‬ َّ
َّ ُ ‫اَلل‬
‫ت‬َ ْ‫ت ت َ ْجعَ ُل ْال َح ْز َن ِّإ َذا ِّشئ‬
َ ‫أ َ ْن‬
ً‫س ْهال‬ َ
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta
Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“ Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
pengertian yang baik .”(QS. Thaha : 114)
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau
akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.”
(HR Anas bin Malik ra)
DOA BELAJAR

َ ‫اَللَّ ُه َّم ِّإنِّ ْي أ َ ْسأَلُ َك ِّع ْل ًما نَاَِّعًا َو ِّر ْزقًا‬


‫ط ِّيبًا‬
ً‫ع َمالً ُمتَقَبَّال‬َ ‫َو‬
Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban wa
‘amalan mutaqobalan
Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah kepadaku ilmu yang
bermanfaat, rizki yang baik dan amalan yang diterima di sisi-
Mu.
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh
Syaikh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah no 762)
Skenario 3

TUTOR 14
Gangguan Panik (Panic Disorder)
“Saya sangat khawatir & takut terkena serangan jantung,
rasanya ajal akan datang…”

Tn. A, 32 tahun,staff progamming komputer menceritakan


bahwa dirinya tak ingin mengalami kejadian seperti
seminggu yang lalu yang terulang lagi tadi pagi. Saat itu ia
tengah berada di mall dengan istrinya, saat ia terpisah
lokasi dengan istrinya tiba2 ia merasa ‘sangat tidak
nyaman’, tiba2 palpitasi dan hiperhidrosis di sekujur
tubuhnya, serta mengalami hiperventilasi dan
tenggorokan terasa tercekik. Lalu mengalami vertigo dan
gelap. Ia begitu takutnya, tak tahu apa yang terjadi pada
dirinya.
Ia menduga mengalami serangan jantung sehingga
merasa saat itu ajal datang menjemput. Segera ia dibawa
Ke IRD dan dilakukan berbagai macam pemeriksaan
penyakit dalam, tetapi tak ditemukan kelainan apapun
kecuali takikardi sesaat. Ia sembuh dengan sendirinya
setelah 20 menit dari IRD. Ia sangat ‘trauma’ dengan
kejadian itu sehingga sejak itu ia mengalami agorafobia.
Masuk kerjapun sangat jarang, dan bila terpaksa harus
keluar rumah ia meminta ditemani isrinya, untuk berjaga-
jaga menolongnya kalau terjadi ‘serangan’. Makin lama ia
mengalami housebound.
Setelah beberapa lama pengobatan, Tn. A merasa tidak
ada perubahan yang signifikan sehingga mencari
pengobaan yang lain dan juga melakukan “doctor
shopping”. Ia sangat distress dengan kondisi yang ia
alami. Atas saran beberapa temannya ia mencoba
berobat ke dukun dan oleh dukunnya diberi ramuan
minum daun luntas. Oleh dukun ia dinyatakan “dapat
kiriman dari seseorang”. Penderita meyakini hal itu
karena ia sedang berselisih dengan teman kantornya yang
katanya iri dengan kenaikan pangkatnya. Selain itu ia juga
berpkiran untuk melakukan ruqyah.
Klarifikasi Istilah
• Vertigo : perasaan berputar-putas atau bergerak pada diri
seseorang terhadap benda-benda yang berada di sekitarnya
pada bidang apapun (FK USU, 2012).
perasaan seolah olah penderita bergerak atau berputas,
seolah-olah benda disekitar penderita bergerak/berputar
yang biasanya disertai mual dan kehilangan keseimbangan
(Maharani, 2016).
• Agorafobia : ketakutan hebat yang tidak wajar terhadap
ruang terbuka, ditandai dengan rasa takut yang nyata untuk
berkenalan seorang diri atau berada ditempat ramai
sehingga sulit untuk melarikan diri atau mencari
pertolongan, kadang timbul dengan serangan panik (
American psychiatric Association, 2012).
• Palpitasi : peningkatan denyut jantung atau kehilangan iramanya
atau juga irama bertambah cepat tanpa sebab dapat
mengakibatkan pingsan atau perasaan pingsan, tetapi palpitasi
hanya menimnulkan rasa tidak enak dan rasa takut (Petch, 2015).
persaan yang berdebar-debar atau denyut jantung yang tidak
teratur yang sifatnya subjektif (Ikhwan, 2014).
• Hiperhidrosis : keadaan bertambahnya jumlah keringat pada
permukaan kulit yang melebihi normal karena peningkatan produksi
kelenjar keringat (Sudirman, 2016).
Gagguan otonom berupa pengeluaran keringat yang berlebihan
(Lakrajh, 2013).
• Hiperventilasi : suatu keadaan ditandai dengan hiperpneu berupa
pernapasan yang cepat dan dangkal (Siswanto, 2016).
• Housebound : ketidakmampuan meninggalkan rumah kecuali
didampingi oleh orang terpercaya (Rini, 2013).
keterikatan dengan rumah atau merasa lebih nyaman di rumah
(Gunawan, 2014)
• Takikardi : kondisi dimana detak jantung
seseorang di atas normal dalam kondisi
istirahat. Detak jantung orang dewasa sehat
adalah 60-100x/menit saat istirahat. Takikardi
paling sedikit 100x/menit (Daniel, 2015).
Rumusan Masalah
1. Mengapa orang tersebut mengalami palpitasi dan
hiperhidrosis di seluruh tubuhnya?
2. Apa yang membuat pasien mengira dirinya terkena
serangan jantung?
3. Mengapa pada skenario tersebut pasien mengalami
tenggorakan terasa tercekik dan mengalami
hiperventilasi?
4. Mengapa pasien dapat mengalami housebound?
5. Mengapa pasien mengalami panik, vertigo, dan gelap
lalu sembuh dengan sendirinya setelah 20 menit?
6. Apa diagnosis dan diferential diagnosis dari skenario
tersebut?
7. Bagaimana penatalaksaan untuk kasus tersebut?
Mengapa orang tersebut mengalami palpitasi dan
hiperhidrosis di seluruh tubuhnya?

Pasien stress  coping mechanisme gagal disstress (makin


terpuruk dan menyakitkan) sehingga ada stress dapat
mengaktivasi hipotalamus  memproduksi CRH  pituitari
 ACTH (b-endorfin) sehingga menstimilus kortek adrenal
 h.kortisol (apabila meningkat efeknya yaitu palpitasi,
tensi dan nadi meningkat dsb)  hormon adrenergik
meningkat juga  simpatis meningkat  palpitasi
Pemicu dari gejala  stimulasi amigdala ke hipotalamus  NE
dan epinefrin menimbulkan gejala simpatis yang meningkat
 rseptor a1 di kulit teraktivasi dan reseptor b1 di jantung
teraktivasi  hiperhidrosis dan palpitasi .
Hiperhidrosis sekunder  general di seluruh tubuh
Apa yang membuat pasien mengira
dirinya terkena serangan jantung?
• Hiperhidrosis general, palpitasi  manifestasi
penyakit jantung
• pasien juga mengalami kecemasan 
pikirannya mengira dia terkena penyakit
jantung
• Gangguan cemas  gejala otonom (rasa sesak
di dada) sehingga merasa terkena penyakit
jantung.
Mengapa pada skenario tersebut pasien
mengalami tenggorakan terasa tercekik dan
mengalami hiperventilasi?
• Co2 dan asam laktat meningkat  aktivasi
monitor asfiksia (merasa tercekik ) sehingga
mengakibatkan hipersensifitas  hiperventilasi
• hiperventilasi  nafas cepat dan dangkal 
pertukaran oksigen dan CO2 terganggu  co2
menurun  keadaan basa  PD vasokontriksi 
jaringan kekurangan suply oksigen  stimulus ke
otak untuk mengaktivasi pernafasan tambahan 
hiperventilasi
Mengapa pasien dapat mengalami
housebound?
• Merasa aman dan nyaman dalam rumah karena ada
trauma sebelumnya sehingga menyebabkan dia merasa hal
itu akan terjadi lagi atau merasa takut dari tempatnya atau
kondisi yang mengancam dirinya.
• Pasien mengalami agorafobia  ketakutan berlebihan di
suatu tempat di luar rumah
• Cemas berlebihan saat b erada di tempat/lingkungan asing
maka pasien akan mengalami ketakutan dan panik yang
berlebihan  kondisi tersebut mengakibatkan pasien
membatasi diri untuk melakukan perjalanan dari
lingkungannya  kecemasan pada tempat asing
berlebihan, mengakibatkan fobia (ketakutan). Sehingga
pasien merasa lebih nyaman berada di lingkungan
rumahnya
Mengapa pasien mengalami panik, vertigo, dan
gelap lalu sembuh dengan sendirinya setelah 20
menit?
• Panik  ketidakseimbangan neurotrasmiter
serotonin dan gaba, reseptor serotonin berada di
vestibularis juga yang mengakibatkan vertigo
apabila terjadi ketidakseimbangan
• Panik  hiperventilasi (co2 berkurang dalam
tubuh)  alkaloaia yang memicu vasokontriksi
pembuluh darah otak  oksigen di otak
berkurang (sehinnga pusing, terasa gelap)
• Membaik 20 menit (pasien tenang dan rileks di
IRD)  gangguan panik hanya berangsur selama
15-30 menit
Apa diagnosis dan diferential diagnosis
dari skenario tersebut?
Diagnosis : Agorafobia dengan panik attack
menurut SM IV  ada 4/lebih gejala gejala :
1. Palpitasi
2. Keringat banyak
3. Menggigil/gemetaran
4. Perasaan nafas pendek/tertahan-tahan
5. Merasa tercekik
6. Nyeri dada
7. Takut mati
8. Pusing/goyang/kepala terasa ringan/nyeri
DD :
1. Secara medis : angina pectoris/ infark miokard akut
2. Dari psikiatri : GAM (gangguan anxietas menyeluruh), gangguan stress
paska traumatik
Bagaimana penatalaksaan untuk kasus
tersebut?
• Terapi farmakologis :
Obat trisiklik : clomipramin/anafranil
SSRI : untuk meningkatkan serotonin
Diprtahankan selama 8-12 bulan

• Terapi non farmakologis


Terapi kognitif dan perilaku dan terapi keluarga
khususnya
• Pasien eksaserbasi : benzodiazepin di gak boleh
stop mendadak  tappering off
Tn. A Berada dikeramaian dan Gangguan Komplikasi :
berpisah dengan istri di Agarophobia ->
32 th panik
keramaian Housebond

Faktor
Genetik Psikososial
Biologis

GABA Adrenalin Kembar


Abnormalitas Cognitive
menurun meningkat monozigot,
Neurotransmi behaviour
tter (S, D, NE) Cemas, orangtua
stress Simpatis
Hipersensitivit meningkat
as locus Vertigo
ceruleus Aktivitas
kelenjar Farmakoterapi
NE, simpatis keringat - Tetrasiklik
meningkat meningkat - Trisiklik
- SSRI
takikardi Hiperhidrosis - MAOI

Terapi
Psikoterapi
- Exposure
theraphy
- CBT
LO
1. Kecemasan(kepanikan) fisiologis dan
patologis
2. Agorafobia, sosial fobia, spesifik fobia
3. GAM (gangguan anxietas menyeluruh)
4. OCD (obsesive compulsive disorder)
5. Pengobatan dengan ruqyah
Kecemasan Fisiologis dan
patologis
LO 1
Kecemasan normal

Jurnal

Source: Counseling and Mental Health Center. Anxiety. The University of Texas
What's the difference
Normal Anxiety
between normal
Occasional worry about circumstantial
Anxiety Disorder
Constant, chronic, and unsubstantiated worry
anxiety and anxiety
may leave you upset.
disorder?
events, such as an exam or breakup, that
that causes significant distress, disturbs your
social life, and interferes with classes and work.

Embarrassment or self-consciousness in the Avoidance of common social situations for fear


face of of being judged, embarrassed, or humiliated.
an uncomfortable social situation.
Random cases of "nerves" or jitters; Repeated, random panic attacks or persistent
dizziness or sweating over an exam, worry and anticipation of another panic attack
presentation, or other important event. and feelings of terror or impending doom.
Realistic fear of a threatening object, place, Irrational fear or avoidance of an object, place,
or situation. or situation that poses little or no threat of
danger.
Wanting to feel confident that you are Performing uncontrollable, repetitive actions,
healthy and such as
living in a safe, hazard-free environment. washing your hands repeatedly or checking
things over and over.
Anxiety, sadness, or difficulty sleeping Ongoing and recurring nightmares, flashbacks, or
immediately following a traumatic event. emotional numbing relating to a traumatic event
in your life that occurred several months or years
ago.
Cemas fisiologis dan patologis

Textbook
Fear and anxiety
• The main function of fear and anxiety is to act as a
signal of danger, threat, or motivational conflict, and
to trigger appropriate adaptive responses. Although
both are alerting signals, they appear to prepare the
body for different actions.

• Fear : is focused on known external danger


• Anxiety : Anxiety is a generalized response to an
unknown threat or internal conflict.
• Treat : defense and coping strategies
Normal versus pathological anxiety
• Although anxiety is a natural adaptive reaction,it can
become pathological and interfere with the ability to
cope successfully with various challenges and/or stressful
events,and even alter body condition (eg,formation of
gastric ulcers). increased vulnerability to anxiety and its
disorders is associated with particular traits or
endophenotypes,ie,traits that may be intermediate in the
chain of causality from genes to disease. These traits may
be innate or acquired during development or through
experience.

• Genetic and environmental factors.


Neurochemical correlates

• The noradrenergic system


• The serotonergic system
• The GABAergic system
• The neurosteroids
• Hormones of the HPA axis
Kecemasan fisiologis dan
patologis
Kuliah pakar
• Topik terkait anxietas/ kecemasan:
– Gangguan Neurotik
– Gangg. Somatoform
– Gangg. Terkait Stres

• Ketiganya dijadikan 1 kelompok krn


ada persamaan & hub. dg.
perkembangan konsep terjadinya
gangg. neurotik
– Cat:
• Istilah neurotik sudah tidak dipakai di
PPDGJ/ DSM, tp msh sering digunakan
sehari2
Kecemasan Normal vs patologis

• Kecemasan= normal
• Saat pertumbuhan, perubahan,
hadapi pengalaman baru:
• anak2 hari pertama sekolah,
• remaja kencan pertama,
• orang dewasa merenung usia tua &
kematian,
• saat sakit serius.
• Gejala:
– Perasaan tak nyaman, takut, was2,
khawatir
– simptom2 otonomik:
• pusing, perspirasi, palpitasi,
• rasa “tight” di dada, rasa tak nyaman di
lambung,
• gelisah, mondar-mandir, tak bisa tenang
• Kecemasan patologis:
Bila respons kecemasan yang muncul
tidak sesuai dengan stimulus, baik
intensitas maupun durasinya.
 tdp. penderitaan bermakna + gg.
fungsi akibat kecemasan
Anxietas (cemas) vs takut (fear)

• Cemas = signal untuk


menyadarkan individu akan
adanya “ancaman bahaya” yang
menuntut individu untuk
mengambil langkah mengatasinya
• “Ancaman bahaya” ini sumbernya
tak jelas, samar2, berasal dari
internal & konfliktual.
• Mis: akan menemui orang/ lingk.asing.
• Akan perform menyanyi, pidato
• Takut = respons dari suatu ancaman yang
berasal dari eksternal, jelas, tak bersifat konflik
psikologis
• Mis. akan menyeberangi lalin padat & cepat.
• Mau masuk hutan takut harimau
• Di kegelapan takut hantu
Agorafobia, sosial fobia dan
spesifik fobia
LO 2
PHOBIA

(AGORAPHOBIA, SOCIAL PHOBIA,


SPECIFIC PHOBIA
jurnal

Source: Jurnal FK UNHAS. 2016. Gangguan Kecemasan.med.unhas.ac.id


Definisi
• Ketakutan yg menetap hebat & irrasional
terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi
spesifik yg menimbulkan suatu keinginan
mendesak utk menghindari objek, aktivitas
atau situasi yg ditakuti. Rasa takut itu
diketahui oleh individu sebagai suatu yg
berlebih atau secara proporsional tak masuk
akal terhadap bahaya aktual dari objek,
aktivitas atau situasi itu.
• Pedoman diagnostic Anxietas Fobik (F40,-) menurut PPDGJ III.
• Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu
sendiri) yang sebenarnya pada saat kejadian itu tidak membahayakan Kondisi lain
(dari individu itu sendiri) seperti perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia)
dan ketakutan akan perubahan bentuk badan (dismorfobia) yang tidak realistik
dimasukkan dalam klasifikasi F45.2 (gangguan hipokondrik)
• Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa
terancam.
• Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbda dari
anxietas lainnya dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat (serangan
panik)
• Anxietas fobik sering kali berbarengan (coexist) dengan depresi. Suatu episode
depresi sering kali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada
sebelumnya. Beberapa episode depresi dapat disertai anxietas fobik yang
temporer, sebaliknya afek depresi sering kali menyertai berbagai fobia, khususnya
agoraphobia. Pembuatan diagnosis tergantung dari mana yang jelas -jelas timbul
lebih dahulu dan mana yang lebh dominan pada saat pemeriksaan.
Epidemiologi
• Prevalensi 2% dari populasi
• Ratio Wanita dengan laki-laki: 2: 1
• Onset rata-rata adalah 17 tahun
• 30% dari orang dengan agoraphobia
mengalami serangan panik atau gangguan
panik
• Menganugerahkan risiko tinggi gangguan
kecemasan lain, depresi dan gangguan
penggunaan zat
Klasifikasi Gangguan Fobik
1.Gangguan agorafobi (F40.0)
2.Gangguan fobia social (F40.1)
3.Gangguan fobia khas (F40.2)
.
Agorafobia

Semua kriteria dbawah ini harus dipenuhi untuk diagnosa


pasti :
(a) Gejala psikologik perilaku atau otonomik yang timbul
harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya
dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti
misalnya waham atau pikiran obsesif.
(b) Anxietas yang timbul harus terbatas pada
(terutamaterjadi dalam hubungan dengan) setidaknya
dua dari situasi berikut: banyak orang/keramaian, tempat
umum, bepergian keluar rumah, bepergian sendiri dan
(c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah
merupakan gejala yang menonjol (penderita menjadi
“house bound”
• Ketakutan atau kecemasan selama lebih dari 6 bulan sekitar dua atau lebih
dari 5 situasi berikut :
• Menggunakan transportasi umum
• Berada di ruang terbuka
• Berada di ruang tertutup
• Berada di tengah orang banyak
• Berada di luar rumah saja
• Ketakutan individu atau menghindari situasi ini karena melarikan diri
mungkin akan sulit atau bantuan mungkin tidak tersedia
• Situasi agoraphobic hampir selalu memprovokasi kecemasan
• Kecemasan adalah tidak sesuai dengan ancaman aktual yang ditimbulkan
oleh situasi
• Situasi agoraphobic dihindari atau mengalami kecemasan intens
• Penghindaran, ketakutan atau kecemasan secara signifikan mengganggu
rutinitas atau fungsi mereka
Fobia Sosial
Rasa takut diperhatikan oleh orang lain dlm
kelompok yg relatif kecil :
• makan di tempat umum
• berbicara di depan umum
• menghadapi jenis kelamin lain ataudapat
bersifat difus.
• Biasanya disertai harga diri rendah & takut di
kritik.
Pedoman Diagnotik
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnostik
pasti :
(a) Gejala psikologis perilaku atau otonomik yang timbul harus
merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan
sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham dan
pikiran obsesif.
(b) Anxietas harus mendominasi atas terbatas pada situasi
sosial tertentu (outside the family circle) dan
(c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan
gejala yang menonjol.
Bila terlalu sulit membedakan anxietas sosial dengan
agoraphobia, hendaknya diutamakan diagnosis agoraphobia
(F40.0).
Fobia Khas/spesifik
Fobia terbatas pd objek / situasi yang sangat
spesifik :
• binatang tertentu
• tempat tinggi
• petir
• ruang tertutup
• darah
• naik pesawat, dll
Pedoman Diagnostik Fobia Khas
(F40.2) Menurut PPDGJ III
Semua kriteria dibwah ini harus dipenuhi untuk diagnosis
pasti :
(a) Gejala psikologis perilaku atau otonomik yang timbul harus
merupakan manifestasi primer
dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain
seperti misalnya waham dan pikiran obsesif.
(b) Anxietas harus terbatas pada adanya objek atau situasi
fobik tertentu (highly specific
situations), dan
(c) Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.
• Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik lain.
Tidak seperti halnya agoraphobia dan fobia social.
Penatalaksanaan
• Farmakoterapi : SSRI, Benzodiazepine, Buspar,
beta-bloker (Tenormin, Propanolol)
• Psikoterapi suportif
• Behaviour therapy :desensitisasi,
implosion,flooding
• Hipnosa
Fobia (textbook)
Definisi
• Rasa takut yang persisten terhadap obyek atau
situasi dan rasa takut tersebut tidak sebanding
dengan ancamannya
• Biasanya melibatkan terhadap peristiwa hidup
• Biasanya tahu bahwa ketakutan yang dialami
berlebihan dan tidak pada tempatnya
Etiologi
• Pengalaman langsung
• Melihat orang lain mengalami ketakutan berat
• Faktor sosial dan kultural
Fobia

Agorafobia Fobia sosial Fobia khas


Agorafobia
• anxietas yang timbul harus terbatas pada dua
dari situasi berikut: banyak orang / keramaian,
tempat umum, bepergian keluar rumah dan
bepergian sendiri
• housebound
Fobia sosial
• Fobia sosial adalah ketakutan menetap dan
tidak rasional yang umumnya berkaitan
dengan keberadaan orang lain
• Biasanya menghindari situasi yang membuat
dia merasa dievaluasi (ketakutan terhadap
penilaian orang lain),mengalami kecemasan,
atau melakukan perilaku yang tidak
seharusnya.
Fobia khas
• Fobia spesifik adalah ketakutan yang
beralasan yang disebabkan oleh kehadiran
atau antisipasi suatu objek atau situasi
spesifik. Lebih ringkasnya fobia ini disebabkan
oleh obyek atau situasi spesifik.
Penatalaksanaan:
• Terapi Kognitif-Perilaku:
• Object Exposing (Pemajanan) + pembalikan kepercayaan (Kognisi
Terapi)
• Desensitisasi Sistematik
– Hierarki bertingkat pemberian stimulus
• Flooding (dibanjiri)
– Hadapi obyek sec. langsung
• Implosion (diberondong)
– Diberi gambaran jelas ttg konsekwensi buruk dr obyek

• Psikoterapi suportif
• Medikasi:
– Antianxietas: Alprazolam (Spt. Tx Gg. Panik):
sementara utk bantu melawan
– Betabloker: untuk Gx otonomik pd. fobia sosial,
mis. jelang pidato, presentasi, menyanyi
– MAOI: Fobia sosial
– TCA
– Setelah panik teratasi: tappering down
Fobia

kulpak
Agora fobia

• Px secara kaku menghindari situasi yg ia


merasa akan sulit mendapatkan bantuan
– keramaian, pertokoan atau ruang tertutup:
terowongan, jembatan, lift, kereta api, bus,
pesawat
• Lebih suka (/lebih ‘aman’) ditemani
• Khas: Housebound:
Sumber pertengkaran bahkan perceraian
>> Px takut jadi gila
• >> depresi dan risiko bunuh diri
• >> comorbid obsesi-kompulsi.
• Akibat sosial lain:
– waktu kerja terbuang
– kesulitan finansial (kehilangan /
menurunnya kerja)
– penyalahgunaan zat dan alkohol
Teori Psikoanalitik agorafobia:
• Tdp traumatic separation anxiety/ kematian
orang tua saat anak2.  ganggu perk sist
syaraf anak  prone

• Saat dewasa: keadaan sendirian di tempat


ramai menghidupkan kembali kecemasan
masa kanak (merasa ditelantarkan).
mekanisme pembelaan ego: represi,
displacement, avoidance dan symbolization
Terapi

• Obat2an:
– Obat Trisiklik:
• Clomipramin/ Anafranil, Imipramin/ Tofranil
– Tetrasiklik
– MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitor)
– SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor)

• dipertahankan hingga 8-12 bulan.


• >> kronis dan seumur hidup
• eksaserbasi: benzodiazepin yg mendadak distop
(withdrawal).
Kegagalan Terapi
• Lama terapi biasanya 8-12 bulan
• Jika tak respons:
– ganti gol. lain, mis.
• dari trisiklik ke MAOI
• kombinasi trisiklik dg SSRI.
• kombinasi mood stabilizer: mis. carbamazepine/
valproate.

• Jika gagal juga pertimbangkan


– misdiagnosis
– compliance
– komplikasi psikiatrik:
• depresi, penyalahgunaan zat dan alkohol.
Fobia Sosial
• Perasaan takut diperhatikan orang lain ketika
di depan umum ( bicara di depan umum,
makan, ke kamar mandi umum dsb).
– Takut dipermalukan/dihina
• Bbrp hanya terbatas pd keadaan tertentu,
yg. lain bisa pada situasi sosial apapun
• Px menghindari keadaan2 tsb  jd hendaya
sosial
• Rentan depresi & penyalahgunaan zat
• Jika sejak awal kehidupan: Pertimbangkan Gg.
Kepribadian Menghindar
• Prevalensi 6 bulan: 2-3%
• Wanita >>
• Onset belasan th – 35 th
Fobia Khas/ Spesifik/Terisolasi
• Monofobia, hanya thd. mis. binatang tertentu,
badai, ketinggian, darah, jarum dsb

• Umumnya sejak masa kecil


• > 10% populasi
• Wanita >>
• Gejala: ~ Gx fobia
Penatalaksanaan:
• Terapi Kognitif-Perilaku:
• Object Exposing (Pemajanan) + pembalikan
kepercayaan (Kognisi Terapi)
• Desensitisasi Sistematik
–Hierarki bertingkat pemberian stimulus
• Flooding (dibanjiri)
–Hadapi obyek sec. langsung
• Implosion (diberondong)
–Diberi gambaran jelas ttg konsekwensi buruk
dr obyek

• Psikoterapi suportif
• Medikasi:
– Antianxietas: Alprazolam (Spt. Tx Gg. Panik):
sementara utk bantu melawan
– Betabloker: untuk Gx otonomik pd. fobia
sosial, mis. jelang pidato, presentasi,
menyanyi
– MAOI: Fobia sosial
– TCA
– Setelah panik teratasi: tappering down
GAM
(Gangguan Anxietas Menyeluruh)
LO 3
Gangguan Anxietas Menyeluruh
(GAM)
Jurnal
Definisi
Perasaan khawatir (cemas yang berat dan
menyeluruh dan menetap (bertahan lama)
dan disertai dengan gejala somatik (motorik
dan otonomik) yang menyebabkan gangguan
fungsi sosial dan/ fungsi pekerjaan atau
perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak.

med.unhas.ac.id, M. Faisal Idrus, 2016


Epidemiologi
• Prevalensi : 3 - 8% dari populasi umum, 50%
penderita GAM juga mempunyai gangguan
mental lain.
• Onset antara usia 20 – 30 tahun.
• Laki – laki : Perempuan = 2 : 1.
• Kebanyakan pasien GAM pergi berobat pada
dokter umum, internist, cardiologist,
pulmonolog, gastro-entrologist oleh karena
gejala somatiknya.
med.unhas.ac.id, M. Faisal Idrus, 2016
Etiologi
• Pendekatan Psikodinamika : Berakar dari
ketidakmampuan ego seseorang untuk mengatasi
dorongan – dorongan yang muncul dari dalam
dirinya secara terus menerus, sehingga ia akan
mengembangkan mekanisme pertahanan diri.
• Pendekatan Humanistik Eksistesialis : Hasil
konflik diri yang terkait dengan keadaan sosial
dimana pengembangan diri menjadi terhambat.
• Pendekatan Kognitif : Hasil dari kesalahan dalam
mempersepsikan ancaman (misperception of
threat).

med.unhas.ac.id, 2016
Manifestasi Klinis

med.unhas.ac.id, 2016
Diagnosis (PPDGJ III)
• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
“mengambang”).
• Gejala – gejala tersebut biasanya mencakup unsur – unsur berikut :
1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, sulit berkonsentrasi dsb)
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai); dan
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar – debar, sesak napas, keluhan lambung,
pusing kepala, mulut kering dsb)
med.unhas.ac.id, 2016
• Pada anak – anak sering terlihat adanya kebutuhan
berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta
keluhan – keluhan somatik berulang yang menonjol.
• Adanya gejala – gejala lain yang sifatnya sementara
(untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama. Gangguan anxietas
menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi
kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gankap dari
episode depresi (F32), gangguan anxietas fobik (F40),
gangguan panic (F41.0), gangguan obsesif kompulsif
(F42.)

med.unhas.ac.id, M. Faisal Idrus, 2016


Diagnosa Banding
• Penyakit organik → anxietas
• Penyalahgunaan obat tertentu : amphetamin,
caffein.
• Penghentian obat (withdrawal) : alkohol, obat
sedatif hipnotik dan anxiolitika
• Gangguan panik, gangguan fobik atau
gangguan obsesif kompulsif dan gangguan
depresif berat.
med.unhas.ac.id, M. Faisal Idrus, 2016
• Penanganan pasien GAM yang efektif adalah
kombinasi antara psikoterapi dan farmakoterapi.
a. Psikoterapi :
• Ahli pendekatan Psikodinamika : Teknik Free Association
dan Dream Interpretation.
• Ahli pendekatan Humanistik Eksistesialis : Teknik Client
Centered Therapy dan Teknik Systematic Desentisitization.
• Ahli pendekatan Kognitif : Membantu individu melakukan
intrepretasi sensasi tubuh dengan cara yang
noncatastropic.
b. Farmakoterapi :
med.unhas.ac.id, 2016
med.unhas.ac.id, 2016
Prognosis
• Sulit diperkirakan.
• Data  Peristiwa kehidupan berhubungan
dengan onset gangguan ini. Hal ini berkaitan
pula dengan berat ringannya gangguan
tersebut.

med.unhas.ac.id, M. Faisal Idrus, 2016


GAM

(Gangguan Anxietas Menyeluruh)

Text Book
PPDGJ III dan DSM V
Definisi
• Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder, GAD) merupakan kondisi gangguan yang
ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang
berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak
realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-
hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari,
berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan.
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan
berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti
ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan
kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang
jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
dan pekerjaan
Etiologi

Faktor Biologi

Faktor Psikososial
Pedoman Diagnosis
Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnosis untuk
gangguan cemas menyeluruh (F41.1) adalah:
o penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala
primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa
minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau
hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja
(sifatnya “free floating” atau mengambang)
o gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur
sebagai berikut:
· kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, sulit konsentrasi,dsb)
· ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran,
tidak dapat santai); dan
· overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung,
pusing kepala, mulut kering, dsb)
o pada anak-anak sering terlihat adanya
kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta
keluhan-keluhan somatik berulang yang
menonjol.
o adanya gejala-gejala lain yang sifatnya
sementara (untuk beberapa hari), khususnya
depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
gangguan anxietas menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresif, gangguan anxietas fobik,
gangguan panik, atau gangguan obsesif-
kompulsif.
Terapi
• Psikoterapi
a) Psikodinamik (Insight)
b) CBT (Cognitive Behavioural Therapy)
c) Relaxation Training
d) Supportive
• Somatoterapi
Kombinasi Anti Cemas + Antidepressan
a) Antianxietas  Alprazolam, klonazepam
b) Antidepressan  SSRI, Trisiklik
Prognosis
• Tergantung pada parahnya kondisi
• Pasien GAM yang tidak diobati = makin parah
• sebagian besar pasien menunjukkan
perbaikan dengan kombinasi terapi medikasi
dan terapi kognitif perilaku (cognitive
behavioural therapy). Statistikmenunjukkan
dengan terapi yang adekuat, sekitar 50%
pasien membaik keadannya dalam 3 minggu
semenjak terapi dimulai.
GAM

kulpak
Gg. Cemas Menyeluruh
= GAD: General Anxiety Disorders

 Cemas mengambang bebas


 Merup. bentuk respons cemas terhadap unpredictable stimulus,
Px tak tahu stimulus pemicu & respons mana yang efektif.
 Kronis: >6bl  Gx>> & melemah
 Gejala:
 Cemas: Hyperalert, khawatir nasib buruk, “spt diujung tanduk”, konsentrasi<<
 Ketegangan motorik: gelisah, tak santai, gerak>>, lelah,
 Hiperaktif otonomik: palpitasi,telapak lembab, diaforesis, sering napas panjang sp.dyspneu,
dyspepsia, cephalgia, dry mouth, diare, polimiksi,
 Cend. menurun genetis
 Etiologi stres: tak jelas
 >40% Px dihub.dg.fobia sos.& depresi  suicide risk.
 MPE: represi tapi tak efektif
 Prognosis:
 >50% Px bisa asimptomatik seiring waktu (bulanan-tahunan)
 Sisanya menetap dg. hendaya bermakna
 Bantu Px memahami kekronisannya & siap mental hidup dg.
gejala sisa.
• Penanganan:
 Medikasi & psikoterapi sangat membantu
 Kombi Antianxietas + antidepresan
 Antianxietas: Alprazolam, Klonazepam
 Antidepresan: SSRI, Trisiklik (Amitriptilyne, Imipramin,
Desipramine)
 Hati2 penggunaan BDZ
 Psikoterapi:
 Dorong self esteem
 Aktivitas kognitif produktif dg reality based
 Teknik relaksasi: biofeedback meditasi, otohipnosis
OCD
(Obsesive Compulsive Disorder)
OCD

jurnal
Definisi
• Gangguan obsesif-kompulsif mencakup pola
obsesi atau kompulsi yang berulang-ulang, atau
kombinasi keduanya.
• Obsesi adalah pikiran,impuls dan ide yang
mengganggu dan berulang yang muncul dengan
sendirinya dan tidak dapat dikendalikan.
• Kompulsi adalah dorongan-dorongan yang tidak
bisa ditolak untuk melakukan tingkah laku
tertentu secara berulang seperti mandi berulang-
ulang, mencuci tangan atau baju berulang-ulang.
Epidemiologi dan etiologi
• Prevalensi Gangguan Obsesif Kompulsif
berkisar antara 2-3% populasi, pada remaja
lebih banyak terjadi pada laki-laki.
• Penyebabnya adalah multifaktorial meliputi
faktor biologi, faktor perilaku dan faktor
psikososial.
Diagnosis
Berikut ini adalah kriteria diagnosis gangguan
berdasarkan DSM V.
1. Pikiran, dorongan, atau gambaran yang berulang dan
terus menerus yang dialami pada suatu waktu selama
gangguan yang sifatnya mengganggu dan tidak
diinginkan, dan bagi kebanyakan individu
menyebabkan kecemasan atau tekanan yang nyata.
2. Individu mencoba untuk menekan atau mengabaikan
pikiran, dorongan, atau gambaran tersebut untuk
menetralisirnya dengan beberapa pikiran lain atau
tindakan (yaitu dengan melakukan kompulsi)
Terapi
• Penatalaksanaan pasien obsesif kompulsif memerlukan farmakoterapi dan
psikoterapi. Dalam menentukan strategi penatalaksanan obsesif kompulsif
harus memperhatikan keparahan penyakit, usia dan faktor lainnya
meliputi efficacy, speed, durability, tolerability dan acceptability.
• Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, kombinasi antara
golongan SRI (Serotonin Reuptake Inhibitor) dan terapi kognitif perilaku
merupakan pilihan pertama.
• Farmako terapi terpilih pada pasien obsesif kompulsif adalah golongan
SRI, yang meliputi klomipramin dan SSRI (SelectiveSerotonin Reuptake
Inhibitor) yaitu Fluoxetin, Paroxetin, Sertralin, Fluvoxamin  didasarkan
pada hipotesis bahwa disregulasi serotonin terlibat dalam pembentukan
gejala obsesi dan kompulsi.
• Rekomendasi yang lainnya adalah penggantian ke obat SRI yang lain jika
tidak ada respon setelah pemberian dosis maksimal selama 4-6 minggu.
Obat lain yang dapat diberikan sebagai lini ke tiga jika SRI saja kurang
berhasil adalah venlafaxin, MAOI, buspiron, clonazepam, antipsikotik dan
ECT.
Terapi
• Terapi kognitif perilaku terdapat hasil yang bermakna pada 85%
pasien.
• Psikoterapi suportif dapat dilakukan untuk membangkitkan
semangat pasien agar dapat beraktifitas dan melakukan
penyesuaian sosial.
• Terapi kognitif perilaku memerlukan sedikitnya 12 sesi pertemuan,
yang secara sistematis dan terencana  di indonesia jumlah 12 sesi
sangat sulit untuk dilakukan
• Menyingkat menjadi 5 sesi terapi (modifikasi 5 sesi), yaitu :
– sesi 1 berupa assesmen dan diagnosis awal
– sesi 2 mencari emosi negatif, pikiran otomatis dan keyakinan utama
yang berhubungan dengan gangguan
– sesi 3 menyusun rencana intervensi
– sesi 4 formulasi status, fokus terapi, intervensi tingkah laku lanjutan
– sesi 5 pencegahan relapse.
• Sumber:
• Anisa, ari. Terapi Perilaku Kognitif untuk
Menangani Gangguan Obsesif Kompulsif.
2016.
• Terapi Kognitif dan Perilaku pada Gangguan
Obsesif Kompulsif. Mutiara Medika, Vol. 9 No.
2:73-79, Juli 2009.
OCD

textbook
Pendahuluan
• Obsesif adalah aktivitas mental seperti pikiran,
perasaan, ide, impuls yang berulang dan intrusif.
Kompulsif adalah pola perilaku tertentu yang
berulang dan disadari seperti menghitung,
memeriksa dan menghindar.
• Gangguan obsesif kompulsif diwakili oleh
beragam kelompok Gejala yaitu pikiran yang
intrusif, ritual, preokupasi dan tindakan yang
berulang. Hal ini menghabiskan waktu dan
penderitaan yang berat.
Etiologi
• Penyebab gangguan obsesif kompulsif bersifat
multifaktorial, yaitu interaksi antara faktor
biologik, genetik dan psikososial.
Gambaran Klinis
• Pada umumnya obsesi dan kompulsi mempunyai
gambaran tertentu :
1. Adanya ide atau impuls yang terus menerus menekan
kedalam kesadaran individu.
2. Perasaan cemas atau takut akan ide atau impuls yang
aneh.
3. Obsesi dan kompulsi egoalien
4. Pasien mengenali obsesi dan kompulsi merupakan
sesuatu yg abstrak dan irasional
5. Individu yang menderita obsesif kompulsif merasa
adanya keinginan kuat untuk melawan.
• Ada 4 pola gejala utama gangguan obsesif
kompulsif yaitu :
1. Kontaminasi
2. Sikap ragu-ragu yang patologik
3. Pikiran yang intrusif
4. Simetri
Diagnosis Banding
• Kondisi medik
• Gangguan Tourette
Tatalaksana
Psikofarmakologi
1. Clomipramine
2. SSRI

Psikoterapi
1. Psikoterapi suportif
2. Terapi perilaku
3. Terspi kognitif perilaku
4. Psikoterapi dinamik
OCD

KULPAR
Gangg. Obsesi-kompulsi
Obsesi:
Gagasan/ pikiran / perasaan/ sensasi yang
mendesak dlm pikiran yg berulang2, sngt
mengganggu, & Px tak mampu menghentikannya.
– Mis. Menghitung, memeriksa, menghindari
– Kdg menakutkan/ membahayakan
• mis: dorongan melompat didepan kereta api, pikiran
menyerang pasangan
• Px menyadari irasionalitas pikirannya
• Berusaha utk menahan/melawan
•  Timbulkan penderitaan & hendaya fungsi
sehari2
Kompulsi:
Ritual perbuatan berulang utk
menghilangkan kecemasan akibat obsesi
(obsesi yg dimanifestasikan)

• Muncul pd 75% kasus obsesi


• Srg bersifat magis
– mis: Anak saya selamat kalau saya hentakkan
kaki 30x
• Sngt menghabiskan waktu  penderitaan,
gg fs pek, sos, hub kel sp perceraian
• MPE: isolasi, represi, undoing & reaction
formation.
• Mengenai 2-3% populasi, 10% poli psy
• = gg tersering ke 4 setlh fobia, zat, & depresi brt
• Laki2 = wanita, remaja: laki2 >
• beberapa bisa remisi spontan
• 80% mengalami depresi
• Onset usia 20 th
• Beda dg. Skizofrenia:
• Sizofrenia:
–Obsesinya bizare & “Ego Syntonic” (Px merasa
nyaman)
–Gg. Obsesi-kompulsi: “Ego Dystonic” (Px
terganggu dg. pikiran2nya)
• Pola OCD:
1. Obsesi thd Kontaminasi:
• Terbanyak
• Berupa:
– Penghindaran: thd urin, debu, gagang pintu
– Mencuci tangan/lainnya
2. Obsesi Keragu2an:
• Mengecek (kompor, pintu)
• Penasaran nama artis yg terlupa
• Self doubt: rasa salah krn lupa/lakukan sesuatu tadi
3. Obsesi tanpa kompulsi
4. Obsesi simetrisitas/ketepatan:
– Shaving berjam2, tata baju/sepatu, mandi anggota
tbh
Causa: belum jelas. Diduga:
–Gg. serotonin
–Kerusakan anatomis SSP krn trauma kepala,
cortex orbitofrontal, nucl. caudatus,
striatum, globus palidus & thalamus
–Banyak kesamaan dg. Depresi:
• EEG penurunan latensi REM
• Penurunan neuroendokrin:
–Non-suppressive pd DxMethasone suppr tes
–Penurunan sekresi GH pd infus clonidine

–Faktor genetis: 15% anggota kel. anxietas


Penanganan:
• Medikasi: efisien: 60% kasus membaik
– Antidepresan: Klomipramin, Fluoxetine
– Plus Antianxietas: Buspiron, Clonazepam
• Behavioural Therapy:
– Paparan thd situasi pemicu + pencegahan
tindakan respon
– Bila hanya obsesi: Paparan imajinasi
menakutkan, & tiba2 teriakkan “Stop!”
• Bedah: Utk kasus resisten
– Singulotomi, Capsulotomy anterior
Ruqyah

Meminta pertolongan
do’a-do’a atau bacaan-
dari Allah SWT untuk
bacaan yang
melakukan tindakan
bersumber pada ayat-
pengobatan atau
ayat Alqur’an
pencegahan penyakit.
Dalil ruqyah
• Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Isro ayat
82 yang memiliki arti : “Dan Kami turunkan
dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.”
Bacaan dalam ruqyah
• Surat Al-Fatihah.
• Surat Al-Baqarah, ayat 1-5, 254-257 dan 284-286.
• Surat Ali-Imran ayat 1-9 dan ayat 18-19
• Surat An-Nisa ayat 115-121
• Surat Al-A’raf ayat 54-55
• Surat Al-Mu’minun ayat 115-118
• Surat Yasin ayat 1-12
• Surat As-Shaffat ayat 1-10
• Surat Ghafir ayat 1-3, dan masih banyak lagi
Pembahasan
Gangguan Agarophobia GAD OCD Social Spesifik Phobia
Panik Phobia

Definisi Serangan panik Gangguan Gangguan Gangguan Ketakutan Ketakutan yang


spontan/Tiba- dimana merasa mental kejiwaan berlebih tidak logis pada
tiba sangat cemas kronis yg dan akan objek tertantu
saat diluar bercirikan kumpulan penilaian
rumah rasa dari dua orang lain
khawatir sikap
dan cemas

Etiologi Faktor biologis -Serangan panik -Biologis -Biologi -Genetik Takut yang
Genetik berulang -Genetik organik -Family berkembang dan
Psikososial -Sosial -Perilaku factors menjadi fobia
psikoanalitik -Ketidakseim -Psikososial -Other
Bangan neuro -Genetik environtme
transmiter ntal
Developme
ntal factors
Gangguan Agarophobia Gad OCD Social Phobia Spesifik
Panik Phobia

Gejala -Palpitasi Dyspnea -Kecemasan -Agresif dan -Sangat -Palpitasi


-kecemasan/ Palpitasi >6bln obsesi gelisah -Gemetar
ketakutan Hipertensi -Sulit untuk somatik -Menyendiri -Sesak napas
-Mual Parestesia di kontrol dengan -Mengurung ketika melihat
dll Diare -Sering kompulsi diri objek
gelisah, -Simetris dan -Dll
mudah lelah, preokulasi
mudah -Obsesi sexual
marah dll dan religius

Pemeri -Anamnesis -Anamnesis -Anamnesis -Anamnesis -Anamnesis -Anamnesis


ksaan status psikiatri status status status psikiatri status status psikiatri
-TTV psikiatri psikiatri -TTV psikiatri -TTV
-TTV -TTV -TTV
Gangguan Agarophobia Gad OCD Social Phobia Spesifik
Panik Phobia

Terapi • Non • Non • Non • Non • Non • Non


Farmako: Farmako: Farmako: farmako: Farmakolo Farmakol
Cognitive -Cognitive -Cognitive -Psikoterapi gi: ogi:
behavior behavior behavior • Farmako: -Psikoterapi -Psikoerapi
therapy therapy therapy - • Farmakolo • Farmako:
• Farmako: -Family • Farmako: Antidepresant gi: -Alprazolam
Alprazolam • Farmako: -Alprazolam -Antianxietas -SSRI
SSRI -Trisiklik -SSRI -Lithium -Antidepresn
ECT -MAOI -Trisiklik -Neuoleptik -Bezodiazepin
-SSRI -ECT -Fenfluramine -Beta blockers
-ECT -ECT
Gangguan Agarophobia Gad OCD Social Phobia Spesifik
Panik Phobia

Prog 10-20% jelek • Baik • >50$% • Baik • Symptom • 75%


nosis • 85% baik dengan asimpto • Buruk pada anak sembuh
terapi/ matik apabila akan dengan
• maupun seiring ada berlanjut terapi
tanpa waktu kompuls kognitif
teapi • Bisa i perilaku
meneta
p
DOA SELESAI
BELAJAR
َ‫اَللَّ ُه َّم ِإنِ ْي أَع ُْوذُ ِب َك ِم ْن ِع ْل ٍم ل‬
‫ب لَ يَ ْخش َْع‬ ٍ ‫يَ ْنفَ ْع َو ِم ْن قَ ْل‬
ْ َ ‫َو ِم ْن نَ ْف ٍس لَت‬
‫شبَ ْع َو ِم ْن‬
َُُ‫اب ل‬
ُ ‫َد ْع َو ٍة لَ ُ ْيست َ َج‬
Allahumma inni a’uudzubika min ‘ilmin laa
yanfa aw ,’ayshkay aal nibloq nim aw ,’
’ad nimaw ,’abysat aal nisfannimwatin
laa yustajaabulaha
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak
bermanfaat, hati yang tidak khusu hanrep kadti gnay usfan ,’
’od nad ,saupa yang tidak dikabulkan .”
DOA SELESAI
BELAJAR

‫ار ُز ْقنَا ِاتـبَاعَُ ُ َوأ َ ِرنَا‬


ْ ‫ق َحقًّا َو‬ َّ ‫اَللَّ ُه َّم أ َ ِرنَا ا ْل َح‬
ْ ‫ار ُز ْقنَا‬
َُُ‫اجتِنَاب‬ ْ ‫اطالً َو‬ِ َ‫اط َل ب‬ ِ َ‫ا ْلب‬
Allahumma arinal_haqqo _haqqon
warzuqnat tibaa’ahu wa arinal baathila
baa-thilan warzuqnaj tinaabahu
“Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami dapat
mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga
kami dapat menjauhinya”

You might also like