Professional Documents
Culture Documents
َ ب ا ْش َر ْح ِّلي
ص ْد ِّري ِّ َر
ْ َويَ ِّس ْر ِّلي أ َ ْم ِّري َو
احلُ ْل
َ ع ْق َدة ً ِّم ْن ِّل
سا ِّني يَ ْفقَ ُهوا ُ
قَ ْو ِّلي
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii,
wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu
qoulii ’
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan
mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, supaya mereka
mengerti perkataanku ”
(QS. Thoha:28-25)
DOA BELAJAR
.ـاو ْر ُز ْق ِّنـ ْي ََ ْه ًمـا م
ً ْ
َ ب ِّز ْد ِّن ْي ِّع
ل ِّ َر
س ْهالً َو َ ُس ْه َل ِّإالَّ َما َجعَ ْلتَه َ ال م ه َّ
َّ ُ اَلل
تَ ْت ت َ ْجعَ ُل ْال َح ْز َن ِّإ َذا ِّشئ
َ أ َ ْن
ًس ْهال َ
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta
Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“ Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
pengertian yang baik .”(QS. Thaha : 114)
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau
akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.”
(HR Anas bin Malik ra)
DOA BELAJAR
TUTOR 14
Gangguan Panik (Panic Disorder)
“Saya sangat khawatir & takut terkena serangan jantung,
rasanya ajal akan datang…”
Faktor
Genetik Psikososial
Biologis
Terapi
Psikoterapi
- Exposure
theraphy
- CBT
LO
1. Kecemasan(kepanikan) fisiologis dan
patologis
2. Agorafobia, sosial fobia, spesifik fobia
3. GAM (gangguan anxietas menyeluruh)
4. OCD (obsesive compulsive disorder)
5. Pengobatan dengan ruqyah
Kecemasan Fisiologis dan
patologis
LO 1
Kecemasan normal
Jurnal
Source: Counseling and Mental Health Center. Anxiety. The University of Texas
What's the difference
Normal Anxiety
between normal
Occasional worry about circumstantial
Anxiety Disorder
Constant, chronic, and unsubstantiated worry
anxiety and anxiety
may leave you upset.
disorder?
events, such as an exam or breakup, that
that causes significant distress, disturbs your
social life, and interferes with classes and work.
Textbook
Fear and anxiety
• The main function of fear and anxiety is to act as a
signal of danger, threat, or motivational conflict, and
to trigger appropriate adaptive responses. Although
both are alerting signals, they appear to prepare the
body for different actions.
• Kecemasan= normal
• Saat pertumbuhan, perubahan,
hadapi pengalaman baru:
• anak2 hari pertama sekolah,
• remaja kencan pertama,
• orang dewasa merenung usia tua &
kematian,
• saat sakit serius.
• Gejala:
– Perasaan tak nyaman, takut, was2,
khawatir
– simptom2 otonomik:
• pusing, perspirasi, palpitasi,
• rasa “tight” di dada, rasa tak nyaman di
lambung,
• gelisah, mondar-mandir, tak bisa tenang
• Kecemasan patologis:
Bila respons kecemasan yang muncul
tidak sesuai dengan stimulus, baik
intensitas maupun durasinya.
tdp. penderitaan bermakna + gg.
fungsi akibat kecemasan
Anxietas (cemas) vs takut (fear)
• Psikoterapi suportif
• Medikasi:
– Antianxietas: Alprazolam (Spt. Tx Gg. Panik):
sementara utk bantu melawan
– Betabloker: untuk Gx otonomik pd. fobia sosial,
mis. jelang pidato, presentasi, menyanyi
– MAOI: Fobia sosial
– TCA
– Setelah panik teratasi: tappering down
Fobia
kulpak
Agora fobia
• Obat2an:
– Obat Trisiklik:
• Clomipramin/ Anafranil, Imipramin/ Tofranil
– Tetrasiklik
– MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitor)
– SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor)
• Psikoterapi suportif
• Medikasi:
– Antianxietas: Alprazolam (Spt. Tx Gg. Panik):
sementara utk bantu melawan
– Betabloker: untuk Gx otonomik pd. fobia
sosial, mis. jelang pidato, presentasi,
menyanyi
– MAOI: Fobia sosial
– TCA
– Setelah panik teratasi: tappering down
GAM
(Gangguan Anxietas Menyeluruh)
LO 3
Gangguan Anxietas Menyeluruh
(GAM)
Jurnal
Definisi
Perasaan khawatir (cemas yang berat dan
menyeluruh dan menetap (bertahan lama)
dan disertai dengan gejala somatik (motorik
dan otonomik) yang menyebabkan gangguan
fungsi sosial dan/ fungsi pekerjaan atau
perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak.
med.unhas.ac.id, 2016
Manifestasi Klinis
med.unhas.ac.id, 2016
Diagnosis (PPDGJ III)
• Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
“mengambang”).
• Gejala – gejala tersebut biasanya mencakup unsur – unsur berikut :
1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, sulit berkonsentrasi dsb)
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai); dan
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar – debar, sesak napas, keluhan lambung,
pusing kepala, mulut kering dsb)
med.unhas.ac.id, 2016
• Pada anak – anak sering terlihat adanya kebutuhan
berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta
keluhan – keluhan somatik berulang yang menonjol.
• Adanya gejala – gejala lain yang sifatnya sementara
(untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama. Gangguan anxietas
menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi
kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gankap dari
episode depresi (F32), gangguan anxietas fobik (F40),
gangguan panic (F41.0), gangguan obsesif kompulsif
(F42.)
Text Book
PPDGJ III dan DSM V
Definisi
• Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder, GAD) merupakan kondisi gangguan yang
ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang
berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak
realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-
hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari,
berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan.
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan
berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti
ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan
kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang
jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial
dan pekerjaan
Etiologi
Faktor Biologi
Faktor Psikososial
Pedoman Diagnosis
Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnosis untuk
gangguan cemas menyeluruh (F41.1) adalah:
o penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala
primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa
minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau
hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja
(sifatnya “free floating” atau mengambang)
o gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur
sebagai berikut:
· kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, sulit konsentrasi,dsb)
· ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran,
tidak dapat santai); dan
· overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung,
pusing kepala, mulut kering, dsb)
o pada anak-anak sering terlihat adanya
kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta
keluhan-keluhan somatik berulang yang
menonjol.
o adanya gejala-gejala lain yang sifatnya
sementara (untuk beberapa hari), khususnya
depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
gangguan anxietas menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari
episode depresif, gangguan anxietas fobik,
gangguan panik, atau gangguan obsesif-
kompulsif.
Terapi
• Psikoterapi
a) Psikodinamik (Insight)
b) CBT (Cognitive Behavioural Therapy)
c) Relaxation Training
d) Supportive
• Somatoterapi
Kombinasi Anti Cemas + Antidepressan
a) Antianxietas Alprazolam, klonazepam
b) Antidepressan SSRI, Trisiklik
Prognosis
• Tergantung pada parahnya kondisi
• Pasien GAM yang tidak diobati = makin parah
• sebagian besar pasien menunjukkan
perbaikan dengan kombinasi terapi medikasi
dan terapi kognitif perilaku (cognitive
behavioural therapy). Statistikmenunjukkan
dengan terapi yang adekuat, sekitar 50%
pasien membaik keadannya dalam 3 minggu
semenjak terapi dimulai.
GAM
kulpak
Gg. Cemas Menyeluruh
= GAD: General Anxiety Disorders
jurnal
Definisi
• Gangguan obsesif-kompulsif mencakup pola
obsesi atau kompulsi yang berulang-ulang, atau
kombinasi keduanya.
• Obsesi adalah pikiran,impuls dan ide yang
mengganggu dan berulang yang muncul dengan
sendirinya dan tidak dapat dikendalikan.
• Kompulsi adalah dorongan-dorongan yang tidak
bisa ditolak untuk melakukan tingkah laku
tertentu secara berulang seperti mandi berulang-
ulang, mencuci tangan atau baju berulang-ulang.
Epidemiologi dan etiologi
• Prevalensi Gangguan Obsesif Kompulsif
berkisar antara 2-3% populasi, pada remaja
lebih banyak terjadi pada laki-laki.
• Penyebabnya adalah multifaktorial meliputi
faktor biologi, faktor perilaku dan faktor
psikososial.
Diagnosis
Berikut ini adalah kriteria diagnosis gangguan
berdasarkan DSM V.
1. Pikiran, dorongan, atau gambaran yang berulang dan
terus menerus yang dialami pada suatu waktu selama
gangguan yang sifatnya mengganggu dan tidak
diinginkan, dan bagi kebanyakan individu
menyebabkan kecemasan atau tekanan yang nyata.
2. Individu mencoba untuk menekan atau mengabaikan
pikiran, dorongan, atau gambaran tersebut untuk
menetralisirnya dengan beberapa pikiran lain atau
tindakan (yaitu dengan melakukan kompulsi)
Terapi
• Penatalaksanaan pasien obsesif kompulsif memerlukan farmakoterapi dan
psikoterapi. Dalam menentukan strategi penatalaksanan obsesif kompulsif
harus memperhatikan keparahan penyakit, usia dan faktor lainnya
meliputi efficacy, speed, durability, tolerability dan acceptability.
• Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut, kombinasi antara
golongan SRI (Serotonin Reuptake Inhibitor) dan terapi kognitif perilaku
merupakan pilihan pertama.
• Farmako terapi terpilih pada pasien obsesif kompulsif adalah golongan
SRI, yang meliputi klomipramin dan SSRI (SelectiveSerotonin Reuptake
Inhibitor) yaitu Fluoxetin, Paroxetin, Sertralin, Fluvoxamin didasarkan
pada hipotesis bahwa disregulasi serotonin terlibat dalam pembentukan
gejala obsesi dan kompulsi.
• Rekomendasi yang lainnya adalah penggantian ke obat SRI yang lain jika
tidak ada respon setelah pemberian dosis maksimal selama 4-6 minggu.
Obat lain yang dapat diberikan sebagai lini ke tiga jika SRI saja kurang
berhasil adalah venlafaxin, MAOI, buspiron, clonazepam, antipsikotik dan
ECT.
Terapi
• Terapi kognitif perilaku terdapat hasil yang bermakna pada 85%
pasien.
• Psikoterapi suportif dapat dilakukan untuk membangkitkan
semangat pasien agar dapat beraktifitas dan melakukan
penyesuaian sosial.
• Terapi kognitif perilaku memerlukan sedikitnya 12 sesi pertemuan,
yang secara sistematis dan terencana di indonesia jumlah 12 sesi
sangat sulit untuk dilakukan
• Menyingkat menjadi 5 sesi terapi (modifikasi 5 sesi), yaitu :
– sesi 1 berupa assesmen dan diagnosis awal
– sesi 2 mencari emosi negatif, pikiran otomatis dan keyakinan utama
yang berhubungan dengan gangguan
– sesi 3 menyusun rencana intervensi
– sesi 4 formulasi status, fokus terapi, intervensi tingkah laku lanjutan
– sesi 5 pencegahan relapse.
• Sumber:
• Anisa, ari. Terapi Perilaku Kognitif untuk
Menangani Gangguan Obsesif Kompulsif.
2016.
• Terapi Kognitif dan Perilaku pada Gangguan
Obsesif Kompulsif. Mutiara Medika, Vol. 9 No.
2:73-79, Juli 2009.
OCD
textbook
Pendahuluan
• Obsesif adalah aktivitas mental seperti pikiran,
perasaan, ide, impuls yang berulang dan intrusif.
Kompulsif adalah pola perilaku tertentu yang
berulang dan disadari seperti menghitung,
memeriksa dan menghindar.
• Gangguan obsesif kompulsif diwakili oleh
beragam kelompok Gejala yaitu pikiran yang
intrusif, ritual, preokupasi dan tindakan yang
berulang. Hal ini menghabiskan waktu dan
penderitaan yang berat.
Etiologi
• Penyebab gangguan obsesif kompulsif bersifat
multifaktorial, yaitu interaksi antara faktor
biologik, genetik dan psikososial.
Gambaran Klinis
• Pada umumnya obsesi dan kompulsi mempunyai
gambaran tertentu :
1. Adanya ide atau impuls yang terus menerus menekan
kedalam kesadaran individu.
2. Perasaan cemas atau takut akan ide atau impuls yang
aneh.
3. Obsesi dan kompulsi egoalien
4. Pasien mengenali obsesi dan kompulsi merupakan
sesuatu yg abstrak dan irasional
5. Individu yang menderita obsesif kompulsif merasa
adanya keinginan kuat untuk melawan.
• Ada 4 pola gejala utama gangguan obsesif
kompulsif yaitu :
1. Kontaminasi
2. Sikap ragu-ragu yang patologik
3. Pikiran yang intrusif
4. Simetri
Diagnosis Banding
• Kondisi medik
• Gangguan Tourette
Tatalaksana
Psikofarmakologi
1. Clomipramine
2. SSRI
Psikoterapi
1. Psikoterapi suportif
2. Terapi perilaku
3. Terspi kognitif perilaku
4. Psikoterapi dinamik
OCD
KULPAR
Gangg. Obsesi-kompulsi
Obsesi:
Gagasan/ pikiran / perasaan/ sensasi yang
mendesak dlm pikiran yg berulang2, sngt
mengganggu, & Px tak mampu menghentikannya.
– Mis. Menghitung, memeriksa, menghindari
– Kdg menakutkan/ membahayakan
• mis: dorongan melompat didepan kereta api, pikiran
menyerang pasangan
• Px menyadari irasionalitas pikirannya
• Berusaha utk menahan/melawan
• Timbulkan penderitaan & hendaya fungsi
sehari2
Kompulsi:
Ritual perbuatan berulang utk
menghilangkan kecemasan akibat obsesi
(obsesi yg dimanifestasikan)
Meminta pertolongan
do’a-do’a atau bacaan-
dari Allah SWT untuk
bacaan yang
melakukan tindakan
bersumber pada ayat-
pengobatan atau
ayat Alqur’an
pencegahan penyakit.
Dalil ruqyah
• Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Isro ayat
82 yang memiliki arti : “Dan Kami turunkan
dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian.”
Bacaan dalam ruqyah
• Surat Al-Fatihah.
• Surat Al-Baqarah, ayat 1-5, 254-257 dan 284-286.
• Surat Ali-Imran ayat 1-9 dan ayat 18-19
• Surat An-Nisa ayat 115-121
• Surat Al-A’raf ayat 54-55
• Surat Al-Mu’minun ayat 115-118
• Surat Yasin ayat 1-12
• Surat As-Shaffat ayat 1-10
• Surat Ghafir ayat 1-3, dan masih banyak lagi
Pembahasan
Gangguan Agarophobia GAD OCD Social Spesifik Phobia
Panik Phobia
Etiologi Faktor biologis -Serangan panik -Biologis -Biologi -Genetik Takut yang
Genetik berulang -Genetik organik -Family berkembang dan
Psikososial -Sosial -Perilaku factors menjadi fobia
psikoanalitik -Ketidakseim -Psikososial -Other
Bangan neuro -Genetik environtme
transmiter ntal
Developme
ntal factors
Gangguan Agarophobia Gad OCD Social Phobia Spesifik
Panik Phobia