You are on page 1of 20

Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Dengan Gangguan Kebutuhan Rasa


Aman Dan Nyaman
(Pruritus)

Kelompok 6
1. Andi Fany Febriani
2. Hasrina B
3. Hernasari
4. Nurmadania
5. Nurul Hasi Asmaul h
Alergi adalah reaksi hipersentivitas yang diperantarai
oleh mekanisme imunologi. Pada keadaan normal
mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun
selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T.
Hipersensitivitas sendiri berarti gejala atau tanda
yang secara objektif dapat ditimbulkan kembali dengan
diawali oleh pajanan terhadap suatu stimulus tertentu
pada dosis yang ditoleransi oleh individu yang normal.
ETIOLOGI
• Reaksi alergi timbul akibat paparan terhadap bahan
yang pada umumnya tidak berbahaya dan banyak
ditemukan dalam lingkungan, disebut alergen.
Beberapa bahan yang sering dipergunakan untuk
prosedur diagnosis dan dapat menimbulkan alergi
misalnya zat radioopak, bromsulfalein,
benzilpenisiloilpolilisin. Selain itu, makanan, enzim,
hormon, bisa ular, semut, udara (kotoran tungau dari
debu rumah), sengatan lebah serta produk darah
seperti gamaglobulin dan kriopresipitat juga dapat
merangsang mediator alergi sehingga timbul
manifestasi alergi.
PATOFISIOLOGI

• 1. Mediator alergi
Reaksi alergi terjadi akibat peran mediator-
mediator alergi. Yang termasuk sel mediator
adalah sel mast, basofil, dan trombosit. Sel mast
dan basofil mengandung mediator kimia yang
poten untuk reaksi hipersensitivitas tipe cepat.
• 2. Fase sensitisasi
Alergen memasuki tubuh manusia melalui
berbagai rute diantaranya kulit, saluran nafas,
dan saluran pencernaan. Ketika masuk, alergen
akan dijamu serta diproses oleh Antigen
Presenting Cells (APCs) di dalam endosom.
NEXT….
• 3. Fase reaksi
Beberapa menit setelah paparan ulang
alergen, sel mast akan mengalami degranulasi
yaitu suatu proses pengeluaran isi granul ke
lingkungan ekstrasel yang berupa histamin,
prostaglandin, serta sitokin-sitokin yang
menimbulkan gejala klinis.
• 4. Fase reaksi lambat
Fase ini dimulai pada 2-6 jam setelah paparan
alergen dan puncaknya setelah 6-9 jam. Mediator
inflamasi akan menginduksi sel imun seperti
basofil, eosinofil dan monosit bermigrasi ke
tempat kontak dengan paparan alergen.
NEXT….
• 5. Mekanisme Transfer Alergi
Ibu yang memiliki riwayat alergi
berpotensi mempengaruhi respon imun bayi
melalui plasenta dan air susu ibu (ASI).
Transfer alergen makanan atau inhalan
melalui plasenta atau ASI juga diketahui bisa
terjadi. Antibodi yang bisa diturunkan ke anak
melalui plasenta adalah IgG, IgA.
MANIFESTASI KLINIS ALERGI

Secara klinis ditandai dengan mata berair, hiperemia


konjungtiva, gatal mata, inflamasi pada kulit. Secara klinis
berbentuk dermatitis akut eksudatif dengan predileksi
daerah muka terutama pipi dan daerah ekstensor
ekstremitas. Lesi yang paling menonjol pada tipe ini adalah
vesikel dan papula, serta garukan yang menyebabkan krusta
dan terkadang infeksi sekunder. Gatal merupakan gejala
yang mencolok.
Terapi untuk penyakit alergi dapat diberikan secara
farmakologi dan immunotherapy. Untuk terapi farmakologi
dengan obat anti inflamasi non steroid, anti histamin, steroid,
teofilin atau epinefrin. Sedangkan immunotherapy atau yang
juga dikenal dengan suntikan alergi, pasien diberikan suntikan
berulang dari alergen untuk mengurangi IgE pada sel mast dan
menghasilkan IgG (Uthari, 2003).
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN ALERGI MAKANAN
• Pengkajian:
1. Anamnesis
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit sekarang
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSA

Gangguan Rasa Nyaman


Batasan Karakteristik fisik

1. Gangguan pola tidur


2. Gatal
3. Gelisah
4. Ketidakmampuan Faktor yang berhubungan
untuk rileks Gejala terkait penyakit
5. Merasa tidak nyaman Kurang control situasi
6. Merintih Kurang pengendalian lingkungan
Kurang privasi
Program pengobatan
Stimuli lingkungan yang mengganggu
Sumber daya tidak adequat ( mis:
financial, pengetahuan, dan social )
INTERVENSI IMPLEMENTASI

Alat-alat yang
digunakan dalam
pengobatan topikal
yaitu:
• pemberian VCO
atau minyak 1. Obat topikal
kelapa sesuai yang
dipesankan (krim,
lotion, aerosol,
bobok, spray)
2. Buku obat
Jurnal Pendukung
Jurnal 1

Menurut (International Journal of Dermatology, 2010), minyak kelapa (VCO) mampu


digunakan sebagai krim antiinflamasi untuk mengatasi masalah kronis maupun akut
pada kulit. Keuntungan lain dijelaskan bahwa VCO mampu mengurangi radikal bebas
karena kandungan asam ferulic dan asam p-coumaric yang dapat digunakan sebagai
antioksidan. Penggunaan VCO sebagai skin barrier disini juga didapatkan hasil mampu
membunuh berbagai mikroba sehingga dapat digunakan sebagai antibakteri (Rahmah,
2016).

Jurnal 2

Hal ini telah di buktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh (Dewi, Kristiyawati, &
Purnomo, 2011). Setelah pemberian minyak kelapa rasa gatal sebagian besar gatal
ringan, hal ini terjadi karena minyak kelapa bermanfaat sebagai bahan perawatan kulit.
Sesuai dengan teori subroto (2012).
Standar Operational Prosedur

• Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja


dan tempat pemberian
• Cuci tangan
• Atur peralatan disamping tempat tidur klien
• Tutup sampiran/pintu ruangan
• Identifikasi klien secara tepat
• Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya
membuka area yang akan diberi obat
• Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua
debris dan kerak pada kulit
• Keringkan atau biarkan area kering oleh udarah
• Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topical.
• Gunakan sarung tangan bila ada induksi.
NEXT…

• Oleskan agen topical.


a. Krim, salep dan lotion yang mengandung minyak.
b. Letakkan 1-2 sendok teh obat ditelapak tangan kemudian
lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
c. Usapkan merata di atas permukaan kulit, lakukan gerakan
memajang searah pertumbuhan bulu
d. Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak
setelah pemberian
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari
proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara
hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang
di buat pada tahap
perencanaan.

Hasil yang ingin di capai :

Gejala terkontrol
Kesejahteraan fisik meningkat
Gatal-gatal berkurang
• mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
1.Definisi kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari).

• sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari


respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis padasistem saraf
2.Fisiologi otonom menghasilkan respon fisiologis.
sistem

• Emosi
• Status mobilisasi
• Gangguan persepsi sensory
3.Faktor • Keadaan imunitas
Yang • Tingkat kesadaran pada pasien koma, respon akan menurun terhadap
mempengaruhi
rangsangan
• Gangguan tingkat pengetahuan kesadaran akan terjadi gangguan
keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
Daftar Pustaka

• Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & M.Wagner, C. (2016).


Nursing Interventions Classifications (NIC) (6th ed.). Singapore: CV
Mocomedia and is published by arrangement with Elsevier Inc.
• Dewi, A., Kristiyawati, S. P., & Purnomo, E. C. (2011). Pengaruh Minyak
Kelapa Terhadap Penurunan Rasa gatal, 000, 1–12.
• Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan (10th ed.).
jakarta: EGC.
• Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Classifications (NOC) (5th ed.). Singapore: CV Mocomedia and is
published by arrangement with Elsevier Inc.
• Rahmah, F. N. (2016). Karya tulis ilmiah pengobatan biang keringat Dengan
Krim Minyak Kelapa (VCO).
• Uthari, L. putu. (2003). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Alergi
Makanan, 14–16.
• Wirantika, G. B. (2009). Konsep Kebutuhan Gangguan Rasa Aman dan
Nyaman.

You might also like