Professional Documents
Culture Documents
Laboratorium Urine
Dede Lilian 1843700443
Edwin Apriansyah 1843700455
Misfani Diari Ayasha 1843700449
Muhammad Arifin 1843700470
Novianti Listiani 1843700481
Yulia Mila Sari 1843700462
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari
penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan
sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan
diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainnya, anamnesis,
dan pemeriksaan lainya
Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang, untuk
tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan resiko,
memantau perkembangan penyakit, memantau perkembangan
pengobatan, dan lalin-lain. Bukan hanya mendengar namun kita selalu
menemui dan melakukan pembuangan urine atau metabolisme tubuh
melalui urine yang biasa kita sebut buang air kecil (BAK). Buang air kecil
merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat
menjadi tidak normal apabila urine yang kita keluarkan tidak seperti
biasanya. Mengalami perubahan warna atau merasakan nyeri saat
melakukan proses buang air kecil. Jika hal itu terjadi maka yang perlu
kita lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan
bahan atau specimen urine. Pemeriksaan pada urine dapat menentukan
penyakit apa yang sedang diderita oleh seseorang.
1.2 Rumusan Masalah
c. Urine pagi
Merupakan urine pagi yang pertama kali dikeluarkan. Bagi
penderita yang masih dirawat di rumah sakit, specimen ini
merupakan bahan terbaik untuk diperiksa karena pekat. Biasanya
spesimen ini digunakan untuk pemeriksaan tes kehamilan,
pemeriksaan protein, sedimen urine dan nitrit.
d. Urine sewaktu
Yaitu urine yang dikeluarkan kapan saja saat akan diperiksa tanpa
memperhatikan waktu atau interval waktu tertentu. Biasanya specimen ini
digunakan untuk urinalisis rrutin terutama bagi penderita yang berobat jalan atau
melakukan pemeriksaan penyaring.
e. Urine 24 jam
Digunakan untuk pemeriksaan zat tertentu secara kuantitatif, seperti
protein, kreatinin, kalsium, fosfor, natrium, kalium dan klorida. Untuk menampung
urine 24 jam harus disediakan wadah yang dapat memuat 2-3 urine dan diberi
pengawet toluene 1 ml/liter urine. Penderita harus dijelaskan jam pertama saat
pemeriksaan dimulai, urine yang dikeluarkan tidak ditampung. Berikutnya, setiap kali
berkemih urine harus ditampung dalam satu wadah dan dikocok/digoyang agar
tercampur rata. Keesokan harinya tepat 24 jam setelah saat pemeriksaan, urine
ditampung dalam wadah tersebut dan dikocok dengan baik.
d. Bau Urin
Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang
berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti
mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria.
e. Buih
Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih, menunjukkan
bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki buih yang
berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam
urine.
f. Kejernihan
Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu
jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam
kekeruhan bersifat abnormal. Urine normal pun akan menjadi keruh jika
dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan
terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun
mengendap.
g. pH Urine
Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam
basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH
urin normal berkisar antara 4,8 - 7,4. pH di bawah 7,0 disebut asam
(acid) dan pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali). Selain itu penetapan
pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi.
Beberapa keadaan dapat menyebabkan pH urine menjadi basa ,
misalnya : diet vegetarian, setelah makan, muntah hebat, infeksi saluran
kencing oleh bakteri Proteus atau Pseudomonas, urine yang disimpan
lama, terapi obat-obatan tertentu, atau gangguan proses pengasaman
pada bagian tubulus ginjal. Sebaliknya, pH urine bisa menjadi rendah
atau asam dapat dijumpai pada : diabetes, demam pada anak, asidosis
sistemik, terapi obat-obatan tertentu.
2.6.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopis urine meliputi pemeriksaan
sedimen urine. Tujuan dari pemeriksaan sedimen urine adalah
untuk mengidentifikasi jenis sedimen yang dipakai untuk
mendeteksi kelainan ginjal dan saluran kemih. Macam – macam
Sedimen Urine terdiri dari unsur organik dan anorganik.
1) Unsur Organik
a. Epitel
b. Leukosit
c. Eritrosit
d. Silinder (torak)
e. Spermatozoa
f. Parasit
g. Bakteri
2) Unsur Anorganik
a. Zat Amorf
b. Kristal dalam Urine Normal