You are on page 1of 50

MANAJEMEN

BENCANA DAN RISIKO

Ronny Basirun Simatupang, S.Kep.Ns


Topik Bahasan:
 Pengertian Bencana
 Manajemen Bencana
 Pencegahan dan Mitigasi
 Kesiapsiagaan
 Tanggap Darurat
 Pemulihan

 Manajemen Risiko Bencana


Bencana (disaster)
Suatu kejadian, yang disebabkan
oleh alam atau karena ulah manusia,
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-
lahan, sehingga menyebabkan
hilangnya jiwa manusia, harta benda
dan kerusakan lingkungan; kejadian
ini terjadi di luar kemampuan
masyarakat dengan segala
sumberdayanya.
Jenis Bencana
 Geologi  Teknologi
 Gempabumi, tsunami,  Kecelakaan
longsor, gerakan tanah transportasi, industri

 Hidro-meteorologi  Lingkungan
 Kebakaran,kebakaran
 Banjir,
topan, banjir hutan, penggundulan
bandang,kekeringan hutan.
 Biologi  Sosial
 Epidemi,penyakit  Konflik, terrorisme
tanaman, hewan
MANAJEMEN
BENCANA
Manajemen Bencana
Segala upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka pencegahan,
mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat
dan pemulihan berkaitan dengan bencana
yang dilakukan pada sebelum, pada saat
dan setelah bencana.
MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
MITIGASI
MANAJEMEN MANAJEMEN
KESIAPSIAGAAN KEDARURATAN PEMULIHAN

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


SIKLUS MANAJEMEN BENCANA

BENCANA

Tanggap
Darurat
Kesiapsiagaan

Pencegahan Pemulihan
dan Mitigasi
Siklus Penanganan Bencana
TANGGAP
BENCANA DARURAT

KESIAPSIAGAAN

MITIGASI

PEMULIHAN

PENCEGAHAN
Pra Pasca
Tanggap Darurat
Bencana Bencana
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Pencegahan dan Mitigasi
 Membuat peraturan perundangan
 Membuat perencanaan
 Membuat pedoman, prosedur tetap
 Meningkatkan kewaspadaan
 Pendidikan dan Pelatihan
 Penguatan kelembagaan
 Penelitian dan Pengkajian
Pencegahan vs Mitigasi
 Pencegahan
 Mencegah terjadinya bencana dan dampak
yang ditimbulkan.
 Misal: Melarang penebangan hutan
 Mitigasi
 Mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat
bencana
 Misal: Membuat dam, tanggul, building code
Kesiapsiagaan
Apa arti Kesiapsiagaan?
 Mampu mengenali ancaman dan
memprediksi sebelum terjadinya bencana
 Mampu mencegah bencana, jika mungkin.
 Jika tidak, mampu mengurangi
dampaknya
 Jika terjadi bencana, mampu
menanggulangi secara efektif.
 Setelah bencana terjadi, mampu pulih
kembali.
Tahap Kesiapsiagaan
Ada 9 kegiatan dalam tahap kesiapsiagaan:
 Penilaian Risiko (risk assessment)
 Perencanaan siaga (contingency planning)
 Mobilisasi sumberdaya (resource mobilization)
 Pendidikan dan Pelatihan (training & education)
 Koordinasi (coordination)
 Mekanisme Respon (response mechanism)
 Peringatan Dini (early warning)
 Manajemen Informasi (information systems)
 Gladi / Simulasi (drilling/simulation)
Penilaian Risiko
 Identifikasi ancaman
(hazard),
kerentananan
(vulnerability)
 Analisis Risiko Bencana
 Tentukan tingkat
Risiko
 Buat Peta Risiko
Bencana
Rencana Kontinjensi
 Identifikasi satu jenis ancaman
 Buat Skenario Kejadian
 Susun Kebijakan Penanganan
 Kaji Kebutuhan
 Inventarisasi Sumberdaya
 Buat Perencanaan setiap Sektor
 Uji kaji dan mutakhirkan
Mobilisasi Sumberdaya
 Inventarisasi semua
Sumberdaya yang
dimiliki oleh Daerah /
Sektor
 Identifikasi Sumberdaya
yang Tersedia dan Siap
Digunakan
 Identifikasi Sumberdaya
dari Luar yang dapat
dimobilisasi untuk
keperluan darurat
Pendidikan dan Pelatihan
 Melakukan
pendidikan di
sekolah-sekolah dan
 Melakukan pelatihan
secara kontinyu:
 Manajerial
 Teknis operasional
Koordinasi
 Membentuk forum
koordinasi
 Menyelenggarakan
pertemuan berkala
SATLAK

secara rutin SAR Kesehatan PU Sosial

 Saling bertukar
informasi
 Menyusun Rencana
Terpadu
Mekanisme Respon
 Menyiapkan Posko
 Menyiapkan Tim Reaksi
Cepat
 Mempunyai Prosedur
Tetap
 Menentukan Incident
Commander
 Melakukan upaya
penanganan di luar
prosedur rutin
Sistem Peringatan Dini
Manajemen Informasi
 Ciptakan sistem informasi dan komunikasi
yang mudah diakses, dimengerti dan
disebarluaskan.
 Informasi yang disampaikan harus:
 Akurat(accurate)
 Tepat waktu (timely)
 Dapat dipercaya (reliable)
 Mudah dikomunikasikan (communicable)
Gladi / Simulasi
 Untuk menguji tingkat
kesiapsiagaan, perlu
dilakukan uji
lapangan berupa
gladi atau simulasi.
 Gladi atau Simulasi
harus dilakukan
secara berkala, agar
masyarakat dapat
membiasakan diri.
Tanggap Darurat
Keadaan Darurat
Situasi/kondisi kehidupan atau
kesejahteraan individu manusia atau
masyarakat akan terancam, apabila tidak
dilakukan tindakan yang tepat dan segera,
sekaligus menuntut tanggapan dan cara
penanganan yang luar biasa (diluar
prosedur rutin/standar)
Peringatan
Normal

Bencana

Masa Darurat
Manajemen Kedaruratan
(emergency management)

 Seluruh kegiatan yang meliputi aspek


perencanaan dan penanggulangan
kedaruratan, pada menjelang, saat dan
segera setelah terjadi keadaan darurat.
 Manajemen kedaruratan ini mencakup :
 siagadarurat
 tanggap darurat,
 pemulihan darurat,
Kegiatan Tanggap Darurat
 Manajemen dan Koordinasi
 Perlindungan, Penerimaan dan Pendataan
 Pangan dan Nutrisi
 Logistik dan Transportasi
 Penampungan Sementara
 Air Bersih
 Sanitasi Lingkungan
 Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan Masyarakat
 Pendidikan
Manajemen & Koordinasi
Manajemen Tanggap Darurat
diperlukan 3 C:
- Command (komando)
- Control (pengendalian)
- Coordination (kordinasi)
Bentuk kegiatan:
- Mendirikan POSKO
- Membuat Tim Reaksi Cepat

Kegiatan ini merupakan


tugas: BAKORNAS,
SATKORLAK dan SATLAK
Perlindungan & Pendataan
Kegiatan ini meliputi :
Evakuasi korban yg masih
hidup dan meninggal
Memberikan pertolongan
dan perlindungan bagi
korban selamat
Menerima dan memberikan
tempat penampungan
sementara
Mendata dan mencatat agar
memudahkan dalam
pengurusan pelayanan
Tugas ini dilakukan oleh
Pemda (Dinas
Kependudukan)
Pangan
Pada tahap awal yg diberikan
adalah makanan siap santap,
karena tidak dapat memasak.
Pendirian dapur umum
Pemberian jatah hidup per
keluarga, apabila sudah
didata dan mendapatkan
tempat penampungan
Jenis pangan disesuaikan
dengan makanan pokok
setempat
Standar Departemen Sosial
400 g dan Rp 3000,- (per
orang per hari)
Logistik & Transportasi
Pengumpulan, pengadaan,
penyimpanan dan penyaluran
bantuan logistik sangat
diperlukan pada tanggap
darurat.
Diperlukan gudang dan
sarana transportasi
Perbaikan prasarana jalan
dan jembatan, pelabuhan dan
bandara sangat vital.
Dukungan transportasi
sangat ditentukan oleh
ketersediaan bahan bakar
minyak (BBM).
Dikoordinasikan oleh
Departemen Perhubungan
Penampungan Sementara
Penampungan sementara
ditempatkan pada bangunan
gedung yg aman: sekolah,
kantor, stadion, gudang, dsb.
Jika tidak memungkinkan dapat
ditempatkan di lapangan atau
tempat terbuka, dengan
mendirikan tenda-tenda.
Pada pengungsian yg cukup
lama dibuat hunian semi
permanen (huntara) yang
berupa barak yang berisi
beberapa keluarga.
Pekerjaan ini dilakukan oleh
Dinas Permukiman atau PU.
Air Bersih
Penyediaan air bersih
diarahkan pengguna-
annya untuk: mandi,
minum, cuci, memasak
Sumber air dapat
diperoleh dari: sungai,
danau, sumur, air tanah
dalam dan mata air.
Untuk itu diperlukan:
volume dan kualitas air
yg memenuhi, sistem
penampungan, pengo-
lahan, penyaluran dan
distribusinya.
Penanggung jawab:
PDAM / PU
Sanitasi
Penyediaan sarana MCK
disesuaikan dgn kebiasaan
pengungsi di daerah asal.
Sarana MCK tsb harus
mudah dipakai dan dapat
dipelihara oleh warga.
Harus diperhitungkan rasio
jumlah MCK terhadap
jumlah pengungsi.
Pengelolaan sampah diatur
pengumpulan dan
pembuangannya.
Kegiatan ini dikoordinasikan
oleh Dinas Kebersihan / PU
Kesehatan dan Nutrisi
Setiap korban bencana
mendapat perawatan
kesehatan secara gratis di
puskesmas dan RS rujukan
Pemerintah menyediakan
tenaga medis, peralatan
kesehatan dan obat-obatan.
Di samping itu dilakukan
pula imunisasi dan
vaksinasi guna mencegah
timbulnya penyakit.
Kegiatan ini dilakukan oleh
Dinas Kesehatan.
Pelayanan Masyarakat
Dalam penampungan
sementara perlu disediakan
tempat umum untuk
memberikan pelayanan, a.l:
-Media (radio, televisi)
-Komunikasi (telepon, SSB)
-Informasi (keluarga,
penyuluhan, sosialisasi,
pertemuan warga)

Peran LSM sangat


diperlukan untuk
pelayanan masyarakat.
Pendidikan
Pada tahap tanggap
darurat, proses belajar
mengajar bagi para siswa
harus tetap berjalan.
Lokal tempat belajar dapat
menggunakan bangunan
yg ada, sekolah terdekat
dan tenda-tenda darurat.
Keperluan untuk proses
belajar (buku pelajaran, alat
tulis dan keperluan lain)
harus disediakan.
Pelaksanaan kegiatan ini
adalah Dinas Pendidikan
setempat.
Pemulihan
Pemulihan
 Rehabilitasi
 Perbaikan kondisi fisik dan non fisik daerah
yang terkena bencana kembali ke kondisi
normal.
 Rekonstruksi
 Pembangunan kembali daerah yang terkena
bencana menjadi kondisi yang lebih baik.
Lingkup Pemulihan
 Penilaian Kerusakan
 Perbaikan Fisik
 Prasarana dan Sarana
 Fasilitas Umum dan Sosial

 Perbaikan Non Fisik


 Kesehatan Jiwa dan Mental
 Perbaikan Sosial Ekonomi
Manajemen
Risiko Bencana
Terjadinya Bencana
Pemicu

Bahaya

RISIKO
BENCANA
BENCANA

Kerentanan
Pengurangan Risiko Bencana
Dapat dilakukan dengan cara:
 Mengurangi Ancaman Bahaya
 Mengurangi Kerentanan
 Meningkatkan Kemampuan
 Menghilangkan Pemicu Kejadian
 Melakukan Kesiapsiagaan
PENGURANGAN RESIKO BENCANA

Bahaya Kerentanan
Bidang Kegiatan PRB
 Pengkajian Risiko dan Peningkatan Kewaspadaan
 analisis ancaman, kerentanan dan kemampuan
 Pengembangan Pengetahuan
 pendidikan, pelatihan, penelitian and informasi
 Komitmen Publik dan Kerangka Kelembagaan
 organisasi, kebijakan, legislasi and aksi masyarakat
 Upaya Mitigasi
 pengelolaan lingkungan, penataan ruang dan perencanaan kota,
perlindungan fasilitas penting, penerapan iptek, kemitraan dan
jejaring, serta lembaga keuangan.
 Sistem Peringatan Dini
 Peramalan, penyebaran peringatan, upaya kesiapan dan
kemampuan tanggap darurat.
Ringkasan
 Manajemen Bencana meliputi kegiatan penanganan
yang dilakukan sebelum, pada saat dan setelah
bencana. Paradigma manajemen bencana bergeser dari
bersifat responsif (tanggap darurat) menjadi preventif
(pengurangan risiko).
 Kesiapsiagaan merupakan tingkat kemampuan kita
dalam mengenali, mencegah, mengurangi dan
menangani bencana secara efektif serta kemampuan
untuk pulih kembali dari suatu kejadian bencana..
 Manajemen Risiko Bencana merupakan penanganan
bencana yang difokuskan pada upaya pengurangan
bahaya, kerentanan dan peningkatan kemampuan.
ronnybasiruns@gmail.com

You might also like