Professional Documents
Culture Documents
CRS
Preseptor :
Hertika ,dr., spPD
Identitas Pasien
• Nama : Nn. D
• Usia : 16 tahun
• Alamat : jl. Renggong
• Agama : Islam
• Status : belum menikah
• Pendidikan : SMA
• Tanggal masuk : 17 Februari 2013
• Tanggal pemeriksaan : 21 Februari 2013
Anamnesa
• Keluhan utama :
• Nyeri pinggang sebelah kiri
Anamnesa Khusus
Os mengeluh nyeri pinggang sebelah kiri yag
menjelar ke perut bagian depan sejak 1 hari SMRS.
Nyeri yang dirasaka bertahap dan hilang timbuln
semakin nyeri. Keluhan ini baru pertama kali
dirasakan oleh pasien. Keluhan timbul saat sedang
istirahat. Menjelang pagi keluhan membaik dan
ringan. Ketika menjelang tidur keluhan jadi berat.
Anamnesa khusus
os juga mengeluhkan nyeri pada ekstremitas,
bengkak kaki dan tangan sejak 1 bulan SMRS. Mata
bengkak, BAK nyeri sejak 1 bulan SMRS. Os
mengeluhkan BAK berdarah berupa bekuan darah
kotor dan banyak sejak 1 hari SMRS ( kemarin). Os
mengeluhkan mengalami panas badan sejak 1 hari
SMRS. BAB tidak ada keluhan. Os mengatakan tidak
ada keluhan keputihan, bau (-). Gatal (-), berwarna(-).
Os tidak mengeluhkan mual dan muntah selama
keluhan berlangsung.
Anamnesa khusus
os mengatakan sering menahan BAK lama. Os mengatakan
juga jarang minum dalam kesehariannya. Os menyangkal suka
meminum oabta-obatan terutama antibiotik.
KESAN UMUM
A. Keadaan umum
Kesan sakit : Sakit sedang
Gizi : Baik
Kesadaran : Compos mentis
B. Keadaan sirkulasi
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 88 x/mnt, regular, equal, isi cukup
Suhu : 36.3 0C
C. Keadaan pernafasan
Frekuensi : 22 x/mnt
Abdominothoracal, foetor (-)
KEPALA
1. Tengkorak : tidak ada kelainan
2. Muka : tidak ada kelainan, mallar rash (+)
3. Rambut : mudah rontok (+)
4. Mata
Letak : simetris
Palpebrae : edema (+)
Kornea : jernih
Pupil : bulat, isokor
Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : tidak anemis
Konjungtiva bulbi : edema +/+
Pergerakan : +/+
Reaksi cahaya : +/+
Refleks kornea : +/+
Reaksi konvergen : normal
KEPALA
4. Telinga: tidak ada kelainan
5. Hidung
Tidak ada deformitas
Pernafasan cuping hidung: (-)
Krusta darah (+) di sekitar orifisium
6. Bibir
Sianosis : (-)
Kering : (+)
Krusta darah (+)
7. Gigi dan gusi: perdarahan (+)
KEPALA
8. Lidah
Pergerakan : normal
Permukaan : hiperemis
Tremor : (-)
9. Rongga mulut: mukosa kering
10. Rongga leher
Pharing : normal
Tonsil : normal, tidak ada pembesaran
11. Kelenjar parotis: tidak ada pembesaran
LEHER dan KETIAK
B. LEHER
Inspeksi
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Pembesaran vena : (+), JVP meningkat (5+2cmH2O)
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Palpasi
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
C. KETIAK
Tidak ada kelainan
THORAX
Thorax Depan
Inspeksi
Bentuk umum : tidak ada kelainan
Sudut epigastrium : tidak ada kelainan
Sela Iga : normal
Pergerakan : simetris
Skeletal : normal
Kulit : kering
Iktus cordis : tidak tampak
Tumor : (-)
pembesaran vena : (-)
THORAX
Palpasi:
Kulit : hangat, kering
Vokal fremitus : normal, kanan=kiri
Ictus cordis
Lokalisasi : tidak teraba
THORAX
Thorax depan
Perkusi
Paru-paru
Kanan : sonor
Kiri : sonor
Batas paru hati : ICS 5, peranjakan 1 cm
COR
Batas atas : ICS III LPS
Batas kiri : ICS V LMCS
Batas kanan : ICS V LSD
THORAX
Auskultasi
• Paru-paru
• Suara pernafasan: VBS, kanan=kiri
• Vokal resonans : normal, kanan=kiri
• Suara tambahan : ronchi -/-, wheezing -/-
• COR
• Bunyi jantung : S1, S2 normal, regular
• Murmur : (-)
THORAX
Thorax Belakang
Inspeksi
Bentuk : simetris
Pergerakan : simetris
Palpasi
Vokal fremitus : normal, kanan=kiri
Perkusi : sonor, kanan=kiri
Auskultasi
Paru-paru
Suara Pernafasan : VBS, kanan=kiri
Vokal resonans : normal, kanan=kiri
Suara tambahan : ronchi -/-, wheezing -/-
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : datar
Kulit : kering.
Palpasi
Dinding perut : tidak ada masa
Nyeri tekan : -
Hepar
Pembesaran : tidak ada pembesaran
Tepi : tidak teraba
Permukaan : tidak teraba
Konsistensi : tidak teraba
Nyeri tekan : -
ABDOMEN
Palpasi
Lien
Pembesaran : tidak ada pembesaran
Incissura :-
Permukaan : -
Nyeri tekan : -
Ruang traube : kosong
Ginjal
Pembesaran : tidak ada pembesaran
Nyeri tekan : (-)
Lain-lain : ballotement ginjal (-)
ABDOMEN
Perkusi
Asites : (-)
Pekak samping : (-)
Pekak pindah : (-)
Nyeri ketok CVA : tidak nyeri -/-
Auskultasi
Bising usus : normal, 9 x/menit
Bruit : (-)
TANGAN
Inspeksi
Bentuk : bagian kiri bengkak, kanan normal
Palmar erythem: (-)
Kulit : kering
Clubbing finger : (-)
Pergerakan : 5/5
5/5
Udema : (+)
Kuku (ujung jari) : pucat
Palpasi
Kulit : kering
Lain-lain : capillary refill < 2 detik
KAKI
Inspeksi
Bentuk : normal
Kemerahan : +
Palmar erythem: (-)
Kulit : kering
Clubbing finger : (-)
Pergerakan : 5/5
5/5
Udema : (+)
Kuku (ujung jari) : pucat
Ujung jari : terdapat fenomena vaskulitis
Palpasi
Kulit : kering
Lain-lain : capillary refill < 2 detik
Diagnosa Banding
• Sindroma nefrotik e.c systemic lupus eritromatosus
• Sindroma nefrotik e.c iatrogenik
• Sindroma nefrotik e.c infeksi sistemik
Usulan Pemeriksaan
• Darah rutin
• Urin rutin
• ANA test
• Anti ds-DNA
Follow up
• 21 feb 2013 :
• TD : 110/70 mmHg
• N : 90 x/mnt
• R : 22 x/ mnt
• Suhu : 37,5 c
LUPUS
DEFINITION OF LUPUS
Autoimmun
e
Connecctive
CHRONIC
Tissue
Inflamasi
jaringan
tubuh
TIPE DARI LUPUS
minimal )
Epidemiologi
• Prevalensi SLE di berbagai negara sangat bervariasi
• Bangsa negro lebih sering terkena
• Dapat ditemukan pada semua umur, paling banyak umur 15-40
tahun (masa reproduksi).
• Wanita : pria. 5,5-9 :1
• Pada Lupus etitematous yang disebabkan obat, ratio lebih
rendah,yaitu 3:2
INSIDENSI OF LUPUS
Genetik Hormonal
Lingkungan
Genetik
• 10-20% pasien SLE mempunyai kerabat dekat (first degree relative)
yang juga menderita SLE.
• Angka terdapatnya SLE pada saudara kembar identik pasien SLE (24-
69%) lebih tinggi daripada saudara kembar non identik (2-9%).
• Penelitian: banyak gen yang berperan, terutama gen yang mengkode
unsur-unsur sistem imun. Kaitan dengan haplotip MHC tertentu,
terutama HLA-DR2 dan HLA DR3 serta dengan komponen
komplemen yang berperan dalam fase awal reaksi ikat komplemen
(yaitu C1q, C1r, C1s, C4 dan C2) telah terbukti.
• Gen-gen lain yang terlihat ikut berperan adalah gen yang mengkode
reseptor sel T, imunoglobulin dan sitokin.
Hormonal
• Sistem neuroendokrin ikut berperan melalui
pengaruhnya terhadap sistem imun
• Penelitian: sistem neuroendokrin dengan sistem
imun saling mempengaruhi secara timbal balik
• Penelitian : hormon prolaktin dapat merangsang
respon imun
Faktor Lingkungan
Gen involved:
MHC class II
Complement
Additional unidentified genes
Environmental
Triggers (s)
(unknown)
T-cell driving force
CD4-dependent
(Specificities unknown)
Eritema menetap, datar atau menonjol, pada malar eminence dan Hematologic disorder
lipat nasolabial Anemia hemolitik dengan retikulosis atau
Immunologic disorder Leukopenia < 4000/µL pd 2 kali pemeriksaan. Atau
Limfopenia < 1500 / µL pada 2 kali pemeriksaan, atau
Anti-dsDNA, anti-Sm, dan/atau antiiphospholipid
Trombositopenia < 100.000 /mm3 tanpa
Neurologic disorder disebabkan oleh obat-obatan
Kejang atau psikosis tanpa penyebab lain
Diagnosis: Gejala kompleks yang dicurigai SLE
Konstitusional Demam
Berat badan turun
Fatigue
Limfadenopati
• Hematuri
• sellular cast
Tujuan khusus:
• NSAIDs
• Antimalarials
• Corticosteroids
• Immunosuppressants
• Investigational (research)
Obat-obat Lupus
i. Prednison / Prednisolon atau Metilprednisolon:
0.4mg/kgBB/hari untuk kasus sedang, 1-2mg/kgBB/hari
untuk kasus yang berat lalu tappering off. Untuk
kebanyakan kasus dosis induksi ini cukup 4-6 minggu,
namun untuk yang mengenai ginjal, minimal induksi remisi
tercapai setelah lebih dari 6 minggu. Pada life threatening
lupus (trombositopenia, CNS lupus nefritis, serositis berat)
biasanya diberikan pulse therapy intravena dengan dosis
15-30mg/kgBB atau 500-1000mg/hari selama 3-5 hari.
ii. Methotrexate dan leflunaomide dengan dosis seperti pada
artritis reumatoid diberikan pada kasus artritis erosif /
sinovitis berat.
• Family Practitioner
• Internist
• Rheumatologist
• Clinical Immunologist
• Dermatologist
• Nephrologist
• Other specialists
Pemantauan Pengobatan
Pemantauan penyakit dan efek pengobatan memerlukan pemantauan yang tepat dan
dilakukan seumur hidup pasien dengan SLE. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Anamnesis
Demam, penurunan BB, kelelahan, rambut rontok meningkat, nyeri dada pleuritik, nyeri
dan bengkak sendi
b. Fisik
Pembengkakan sendi, ruam, SLEi diskoid, alopsie, ulkus membran mukosa, SLE vaskulitis,
fundus, edema
c. Penunjang:
Hematologi, analisis urin, serologi, radiologi dan kimia darah
Cat: pada pusat2 dengan fasilitas laboratorium maupun penunjang lain yg tersedia
diperlukan pemeriksaan kadar komplemen C3 dan C4 maupun titer anti-ds-DNA
Tugas utama sebagai dokter umum di perifer/pusat
pelayanan primer
RUJUK