You are on page 1of 16

HERPES SIMPLEKS

LABIALIS
LATAR BELAKANG

 Herpes labialis merupakan infeksi sekunder dari HSV-1 yang kambuh


akibat faktor pencetus.
 Kebanyakan penderita asimtomatik.
 Herpes labialias sendiri dapat mengalami kekambuhan dengan gejala
yang lebih parah.
 Herpes labialispun dapat menyebabkan herpetik whitlow terutama
pada dokter gigi yang terkontaminasi.
 4 poin masalah diatas menjadi pertimbangan dibuatnya makalah ini.
DEFINISI

 Herpes labialis merupakan infeksi sekunder HSV-1 yang


manifestasi lesinya di permukaan bibir atas dan/atau bawah penderita.

 Lesi dapat berupa vesikel yang gatal dan panas, erosi ataupun
krusta.
EPIDEMIOLOGI

 Diatas umur 6 bulan, anak akan kehilangan antibodi HSV-1 dari


ibu  meningkatkan angka kejadian infeksi primer HSV-1.

 Puncaknya umur 2-3 tahun.

 Herpes labialis, terjadi pada 20-40% populasi di Amerika Serikat,


hampir 100 juta kali per tahun.

 Predileksi lesi sering di bibir bawah.


 60% penderita akan memiliki lesi yang lebih besar dan parah.

 80% di antaranya berupa vesikula dan 34% di antaranya berupa ulkus atau krusta.
KLASIFIKASI

 HSV dibagi 2  HSV-1 (lesi orofasial) dan HSV-2 (lesi genital)

 HSV-1  ditularkan melalui air liur penderita.


• Ginggivostomatitis akut
• Keratokonjungtivitis
• Herpes Labialis
FAKTOR PENCETUS
PATOFISIOLOGI

Ganglia Trigeminal (N.


V)
PATOFISIOLOGI

Manifestasi
pada jaringa
perifer(bibir)

Vesikel/erosi/krusta yang
panas dan gatal.
KRITERIA DIAGNOSIS

 Anamnesis 
• Riwayat infeksi primer
• Benjolan berisi cairan di bibir atas/bawah yang gatal,panas, nyeri.
• Atau luka (krusta,erosi)
• Gejala lain : demam ringan internmiten,kelemahan umum,malaise
• Riwayat minum obat parasetamol,ibuprofen,diklofenak,asmet,
fluconazole,amoxicillin
 Pemeriksaan fisik ekstra oral :
• Vesikel ukuran bervariasi
• Tahap lanjut bisa erosi hemorargik, krusta hemoragik
 Pemeriksaan Penunjang :
• Tzanck test giant cell/ balooning cell dikeliling leukosit.
• Test serologi  IgM dan IgG anti HSV-1
• Imunoflouresensi
• Kultur virus  Gold standar

Giant
cell/balooning cell

Leukosit
DIAGNOSIS BANDING
 DD : Varicella zoster, eritema multiformis, ulkus apthous, herpangina.
 Varicella zoster  (+) penjalaran lesi unilateral,sedangkan herpes labialis tidak.
 Eritema multiforme  terjadi pada mukosa mulut,sedangkan herpes labialis permukaan
bibir.
 Ulkus aphtous  ulkus pada mukosa non-keratinisasi sedangkan herpes labialis pada
mukosa keratinisasi.
 Herpangina  lesi= herpes, tapi letak lesi di bagian posterior rongga mulut,sedangkan
herpes labialis ada di anterior.
 tes laboratorium: Pemeriksaan serologis (IgM anti-HSV dan IgG), tes Tzanck dan
imunofluoresensi dapat dilakukan, tetapi isolasi kultur virus masih dianggap sebagai gold standar.
MANAJEMEN

 CDC :
• Acyclovir 400 mg per oral tiga kali sehari selama 7-10 hari; atau
• Acyclovir 200 mg per oral lima kali sehari selama 7-10 hari atau;
• Famciclovir 250 mg per oral tiga kali sehari selama 7-10 hari; atau
• Valacyclovir 1 g peroral dua kali sehari selama 7-10 hari.
 Acyclovir IV 5-10 mg/kgbb/x setiap 8 jam selama 2-7 hari HSV berat atau
komplikasi dan harus rawat inap.

 Acyclovir salep 5% (atau analog) biasanya diterapkan 5 kali per hari ketika gejala
pertama muncul untuk mengurangi durasi dan keparahan lesi.
PROGNOSIS

 Merupakan Self limiting desase

 Penyembuhan dapat sempurna tanpa jaringan parut setelah 7-10


hari.

 Kekambuhan dapat saja terjadi bila ada faktor resiko (Angka


kekambuhan 16-38%)

 Jadi Herpes labialis memiliki prognosis yang kemungkinan baik


(dubia ad bonam).

You might also like