You are on page 1of 26

Cedera Kepala Sedang Dengan

Peningkatan Intracranial
Ricky Djunaedi
102014008
Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.16
Email : ricky.2014fk008@civitas.ukrida.ac.id
Skenario 14
Seorang laki-laki 18 tahun dibawa tukang ojek
dengan luka di kepala sebelah kanan dan tangan
sebelah kanan.
• Rumusan Masalah
– Pasien mengalami kecelakaan dengan luka di
kepala sebelah kanan dan tangan sebelah kanan.
• Hipotesis
– Mengalami perdarahan intracranial
Mind Map
Anamnesis
• Alloanamnesis

• pasien menglami kecelakaan motor dengan


mobil 1 jam yang lalu. Pada saat itu penderita
mengendarai sepeda motor, tanpa helm
dengan kecepatan cepat dan ditabrak mobil
yang melaju dengan cepat juga.
Anamnesis
• Autoanamnesis
• mengeluh nyeri kepala hebat dan muntah
beberapa kali, 2 jam kemudian penderita tidak
sadarkan diri
Pemeriksaan Fisik 1
– Keadaan umum : sakit sedang
– Tingkat kesadaran : compos mentis
– Ekspresi : -

• TTV:
– TD : 130/90 mmHg
– Nadi : 98x/menit
– Nafas : 24x/menit

• Pemeriksaan neurologis : GCS=E3M6V5 = 14,


pupil isokor, tidak ada hemiparesis
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : normal, dibagian sebelah kanan di
daerah rambut tampak ada perdarahan vulnus
laceratum di frontal kanan ukuran 5x3 cm,
dasar tulang, tepi tidak rata. Pada regio MAE
kanan di dapatkan otorrhagia (+) , otorhhea (-)
• Wajah : tidak tampak vulnus lacerasi, hiding
tidak ada krepitasi
Pemeriksaan Fisik
• Mata : konjungtiva agak anemic, sklera tidak
ikterik, tidak ada hematom periorbital
• Mulut : tidak ada floating maxilla, gigi
lengkap, mandibular, dan maxilla tidak teraba
krepitasi
• Leher : tidak ada laserasi dan tidak spasm
• Thoraks : Jantung bunyi normal, tidak tampak
menjauh, tidak ada gallop tidak ada murmur.
Pemeriksaan Fisik
• Paru : suara nafas vesikuler, tidak ada rhonki
dan tidak ada wheezing.
• Abdomen : tidak tampak distensi abdomen,
tidak ada nyeri tekan dan tidak ada laserasi.
Bising usus normal
• Ekstremitas atas : lengan kanan atas : laserasi
(+), palpasi arteri (+)
• Ekstremitas bawah : hangat, palpasi arteri
dorsalis pedis (+)
Pemeriksaan Fisik
• PF abdomnen : tampak besar dan bulat,
umbilicus menonjol, bising usus menurun
• PF akral : teraba dingin, hipotonus, relex
fisiologis lambat, tekanan nadi kuat
• PF kulit : Motlet skin, kuning seluruh tubuh.
Pemeriksaan Fisik 2
– Keadaan umum : sakit berat
– Tingkat kesadaran : sopor
– Ekspresi : -

• TTV:
– TD : 150/90 mmHg
– Nadi : 60x/menit
– Nafas : 32x/menit

• Pemeriksaan neurologis : GCS : E3M5V4, pupil


anisokor kanan, hemiparesis tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
• Hemoglobin, Leukosit, Hematokrit, Trombosit
• Ct-scan kepala non kontras.
Score GCS Klasifikasi Trauma Kapitis
13-15 Ringan
9-12 Sedang
3-8 Berat

Eye Verbal Motoric


Spontan (4) Orientasi Penuh (5) Menurut perintah (6)
Rangsang suara (3) Bicara Kacau (4) Tunjuk tempat rangsang (5)
Rangsang nyeri (2) Kata-kata inappropriate (3) Menarik ekstremitas (4)
Tidak ada (1) Bunyi tanpa arti (2) Fleksi abnormal (3)
Tidak ada (1) Ekstensi abnormal (2)
Tidak ada (1)

Diagnosis Kerja
CEDERA KEPAL SEDANG + TEKANAN TINGGI INTRACRANIAL
EC SUSPECT PERDARAHAN INTRACRANIAL
Etiologi
• Faktor risiko utama untuk cedera kepala :
– Pengemudi kendaraan bermotor
– Pengendara sepeda
– Pejalan kaki
– Partisipasi atlet olah raga
Epidemiologi
• Cedera kepala >80% cedera kepala ringan
• Kelompok usia produktif 15-24 tahun usia
lanjut >65 tahun.
• Laki-laki > perempuan
Patofisiologi
• a
Manifestasi Klinik
• ukuran dan lokasi perdarahan
• Hal yang mungkin muncul :
– Hipertensi
– Demam
– aritmia jantung
– kaku kuduk
– perdarahan retina Subhyaloid
– tingkat perubahan kesadaran
– Anisocoria
– defisit neurologis fokal
Komplikasi
– Defisit neurologis atau kematian
– Kejang
– Hydrocephalus
– Spastisitas
– komplikasi kemih
– pneumonia aspirasi
– Nyeri neuropatik
– Trombosis vena dalam
emboli paru
– herniasi serebral
Penatalaksanaan
• ABC, airway breathing circulation
• benda asing ataupun cairan diperhatikan
• intubasi (beri perhatian khusus pada cedera
servical)
• O2 dengan target saturasi O2 > 92%
• intravena dan infus NaCl 0,9% atau RL. Hindari
cairan hipotonis
• Pertahankan tekanan darah sistolik >90 mmHg.
Penatalaksanaan
• Atasi komplikasi
– Infeksi : antibiotic profilaksis pada fraktur basis
kranii, fraktur terbuka atau pneumonensefal.
Dosis sesuai dengan dosis yang diberikan pada
infeksi intracranial.
– Demam (jaga temperature tubuh <38oC)
– Koagulasi intravascular diseminata : berikan
antikoagulan.
• Cairan dan nutrisi yang adekuat.
Penatalaksanaan
• Penurunan tekanan intracranial
– Posisi kepala ditinggikan 30 derajat
– Pemberian mannitol 20%
– I . Dosis awal 1 gr/KgBB diberikan dalam 20-30
menit, diberikan secara drip cepat.
– II. Dosis lanjutkan dosis diberikan 6 jam setelah
dosis awal. Berikan 0,5 gr/KgBB drop capat selama
20-30 menit bila diperlukan.
Prognosis
• Cedera kepala dapat menyebabkan kematian,
keadaan vegetatif, pemulihan parsial, atau
kembali penuh untuk bekerja. Setiap pasien
menyajikan dengan neurologis dasar yang unik
membuat, mekanisme cedera, komplikasi
sekunder, dan penyesuaian postinjury dan
sistem imun
Diagnosis Banding
Cedera kepala sedang + tekanan Tekanan tinggi intracranial ec suspect
tinggi intracranial ec suspect perdarahan spontan.
perdarahan intracranial
Definisi Terdapat trauma dari eksternal Tidak ada trauma dari eksternal,
menyebabkan pembuluh darah melainkan terjadinya peningkatan
pecah sehingga tekanan pembuluh darah melalui pecahnya
intracranial meningkat pembuluh darah dari dalam sehingga
tekanan intracranial meningkat
Etiologi Kecelakaan, terjatuh, trauma fisik Usia, Genetic, Ruptur pemb. Darah IC,
Aneurisma Pecah
Gejala Klinis Penurunan Kesadaran Penurunan Kesadaran
Perdarahanan Focal hemiparesis
Kesimpulan
• Pada kasus ini penanganan yang terbaik
adalah menurunkan tekanan intracranial
pasien yang menjadi faktor mengapa pasien
mengalami penurunan kesadaran, kemudian
mengatasi komplikasi yang muncul.
TERIMA KASIH

You might also like