Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING :
dr. KISMAN HARAHAP, SP.B
Lembab yang dimaksud adalah adanya eksudat yang berasal dari sel di dasar
luka yang mengandung sel-sel darah putih, growth factors, dan enzim-enzim
yang berguna dalam proses penyembuhan luka.
Suasana lembab ini harus dipertahankan dengan diikuti pencegahan infeksi dan
pembentukan pus
Jaringan disekitar luka biasanya mengalami inflamasi
sehingga ikatan antar selnya kurang kuat.
Saat merawat luka dianjurkan untuk tidak membuat
luka/kerusakan baru dijaringan sekitarnya.
Imobilisasi lama juga dapat menyebabkan kerusakan
jaringan lainnya misalnya terbentuk ulkus dekubitus,
infeksi sekunder, bahkan pneumonia.
Nutrisi adalah suatu terapi bukan hanya sebagai
suplemen/tambahan.
Terapi nutrisi sangat penting dalam proses
penyembuhan luka sebab komponen jaringan
yang rusak harus diganti.
Nutrisi yang baik adalah makanan tinggi protein
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam
proses penyembuhan luka adalah penyakit yang
mendasari luka tersebut misalnya Diabetes
Melitus, Sindroma Lupus Erimatosus, dll.
Luka Kronis
Akut Kronik
Luka baru Melebihi waktu yang diperkirakan
sembuh
Timbul mendadak Penyembuhan lambat atau berhenti
Mempercepat fibrinolisis.
Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat
dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel endotel
dalam suasana lembab.
Mempercepat angiogenesis.
Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup
akan merangsang lebih pembentukan pembuluh darah
dengan lebih cepat.
Menurunkan resiko infeksi
Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika
dibandingkan dengan perawatan kering.
Mempercepat pembentukan Growth factor.
Growth factor membentuk stratum corneum dan
angiogenesis
produksi komponen tersebut lebih cepat terbentuk
dalam lingkungan yang lembab.
Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.
Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti
oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka
berfungsi lebih dini.
Dry Healing Moist Healing
Suatu proses pembuangan barrier yang terdapat
di luka untuk mempersiapkan luka supaya dapat
melalui proses penyembuhan luka dengan baik.
Dilakukan dengan :
Debridement
Kontrol bakteri
Pengelolaan eksudat
Debridement : proses usaha membersihkan luka
dan menghilangkan jaringan nekrotik.
Dilakukan pada luka akut maupun kronis.
Tujuan : mengurangi kontaminasi pada luka
untuk mengontrol dan mencegah infeksi.
Mencegah timbul trauma
baru pada luka
Mendukung penyembuhan
luka
Menjaga lingkungan luka
tetap lembab
Primary dressing : yang kontak
dgn jar. yg luka
Secondary dressing : pembalut
di atas balutan primer
1. Perawatan dengan madu
2. Maggot Debridement Therapy
3. Film dressing
4. Hydrocolloid
5. Alginate
6. Foam dressing
•Madu mengandung hidrogen peroksida dalam enzim
glukosa oksidase yang berasal dari lebah itu sendiri
madu bersifat antimikrobial
•Efek osmotik yang dihasilkan oleh madu akan
menciptakan lingkungan lembab
Eksudat ditarik ke permukaan luka
•Madu yang baik utk digunakan adalah Madu Manuka
• Madu bersifat sangat asam dengan pH antara 3 dan 4
Bakteri akan terbunuh dalam lingkungan asam
•Madu dapat menstimulasi proses penyembuhan luka,
mencegah infeksi, menstimulasi pertumbuhan jaringan
granulasi, mengurangi peradangan dan dressing jaringan
yang tidak melekat.
Maggot Debridement Therapy
Belatung menjijikkan sebab sering disertai
dengan bau yang tidak sedap
Pertama kali 1557 Ambroise Pare
(dokter bedah) mengamati efek belatung pada
tentara yang terluka
Kemudian ahli bedah militer Napolen, dr. Baron
D.J.Larrey mengobservasi bahwa belatung dapat
meningkatkan pembentukan jaringan
granulasi pada luka (Chan Dominic, 2007) dan
hanya menyerang jaringan yang mati (nekrotik)
sehingga membantu proses penyembuhan luka
(Hinshaw Janet, 2004).
3 Cara kerja: debridement, desinfektan,
mempercepat pertumbuhan jaringan baru
Debridement
memakan jaringan mati (nekrotik) tanpa mengganggu
jaringan sehat
Mengeluarkan enzim proteolitik yang mampu melunakkan
jaringan nekrotik sehingga dengan mudah dimakan
Hanya mencerna jaringan nekrotik tanpa mengganggu
jaringan sehat
Desinfektan
kemampuannya mensekresi enzim merubah pH
luka tidak kondusif lagi untuk pertumbuhan
dan perkembangan bakteri
Mampu mendegradasi biofilm pada luka dan mencerna
Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA)
Hal inilah menjadi kelebihan belatung seiring dengan semakin
resistennya penggunaan antibiotic
Memicu granulasi luka
Aksi belatung dalam mencerna jaringan nekrotik luka
dipercaya dapat menstimulasi pertumbuhan jaringan
granulasi pada luka (Prete, 1997).
Pertumbuhan jaringan granualsi fase terpenting
dari proses penutupan luka.
Kekurangan MDT:
Masih lebih lambat dibanding sharp debridement
Tidak cocok untuk semua jenis luka
▪ efektifitas bergantung pada jenis luka dan aspek estetika
bagi pasien dan caregivers serta ketersediaan yang
terbatas).
Produsen dan distributor belatung steril saat inihanya
tersedia di Amerika, Inggris, Israel, Mesir, Jepang dan
Australia.
Menurut Chan Dominic CW Eksisi abses pada melleolus
(2007) utk luka kronis Sinus pilonidial
Luka diabetes Grossly infected toe
venous ulcer Osteomyelitis
neuropathic ulcer Luka infeksi setelah replantasi
ischemic ulcer lengan bawah
Decubitus Luka terbuka setelah protesa
lutut
Luka post trauma
Luka infeksi setelah operasi
Necrotizing fasciitis payudara
Pyoderma gangrenosum Luka tembak terinfeksi
Luka terinfeksi MRSA Luka Bakar
Venous ulcer
Mastoidits sub akut
tidak dilakukan pada luka Luka kering
yang sangat mudah
berdarah (luka kanker) Alergi terhadap enzim yang
dihasilkan
tidak adanya persetujuan
dari pasien/keluarganya Pasien dengan gagal hati
potensial komplikasi:
Tidak menggunakan toksisitas ammonia dapat
belatung yg steril menginduksi ensefalopati
luka yang berhubungan
langsung dengan SSP,
pembuluh darah besar,
rongga atau organ-organ
vital
Jenis balutan ini lebih sering
digunakan sebagai secondary
dressing dan untuk luka
superfisial dan non-eksudatif
atau untuk luka post-operasi.
Terbuat dari polyurethane fi lm
yang disertai perekat adhesif;
tidak menyerap eksudat.