Professional Documents
Culture Documents
DM FK UMM F32
Iga Amany Zulfa
Ikhwan Marzuqi
Azmy Abdah
Baiq Intan Febriyeni Putri
Mella Intaniabella Ngapriba
Blefaritis, Episkleritis, Skleritis
Azmy Abdah
Blefaritis
Penyakit radang kronik palpebral
(kelopak mata dan tepi kelopak mata)
Alergi Infeksi
Blefaritis anterior
(Staphylococcus, Blefaritis posterior
Seboroik)
• Hiperemi • tertutupnya orifisium
• Blefarospasme kelenjar meibom oleh
• rasa terbakar gelembung minyak
• Berpasir • Hiperemi
• Fotofobia • secret kelenjar meibom
yang tampak seperti
• gatal pada tepi palpebra
pasta gigi
Tatalaksana
Higienitas
Antibiotik
Palpebra
Episkleritis
Manifestasi klinis
infiltrasi destruksi
seluler kolagen
remodeling
vascular
proses imunologis
(Hipersenitivitas tipe III dan IV infeksi
berkaitan dengan sistemik)
Manifestasi klinis
Ketajaman
penglihatan Mata merah berair Fotofobia
berkurang
Pemeriksaan fisik
1. Bola mata sangat nyeri bila ditekan
2. Injeksi hebat pada pembuluh darah skleral
(Bola mata berwarna ungu gelap akibat dilatasi
pleksus vaskular profunda di sclera) : violaceus
hue
3. Tekanan intra okuler meningkat
4. Dengan penetesan fenilefrin 10% tidak akan
terjadi vasokonstriksi.
5. Dengan cotton-tipped -> tidak bergerak
Tatalaksana
Obat anti-inflamasi
non-steroid sistemik :
•Indometasin 100 mg sekali
sehari selama 4 hari
•Ibuprofen 600 mg/hari
Keratitis
Baiq Intan Febriyeni Putri
Keratitis Bakteri
• Beberapa kasus onset sangat cepat dengan inflamasi
stroma yang berat dan dapat menyebabkan rusaknya
jaringan kornea hingga perforasi
• Faktor predisposisi:
1. Pemakaian lensa kontak
2. Trauma
3. Obat tetes mata yang terkontaminasi
4. Rusaknya struktur permukaan kornea
• Etiologi:
1. Pseudomonas aeruginosa
2. Staphylococcus aureus
3. Staphylococcus epidermidis
4. Streptococcus pneumoniae
Keratitis Bakteri
• Gejala: nyeri, fotofobia, visus ↓, dan sekret
mukopurulen/purulen
• Lab:
1. Hapusan langsung
2. Kultur
3. Tes sensitivitas
Keratitis Bakteri
Penatalaksanaan
Keratitis Jamur
• Faktor predisposisi:
1. Kelainan permukaan mata yang kronis
2. Penggunaan lensa kontak
3. DM
4. Kelainan imun
5. Penggunaan kortikosteroid topikal jangka panjang
• Etiologi:
1. Yeasts (candida) >>> di daerah beriklim sedang
2. Filamentous (fusarium dan aspergillus) >>> di daerah beriklim
tropis
Keratitis Jamur
Gejala:
Nyeri bertahap, sensasi benda asing, fotofobia, visus↓, berair, dan sekret
mukopurulen
Tanda:
Infiltrat berwarna abu-abu dengan batas tidak jelas, sering didapatkan lesi
satelit, plak endotel disertai uveitis anterior, hipopion, TIO ↑, skleritis
hingga endoftalmitis dengan/tanpa perforasi kornea
Pemeriksaan:
1. Hapusan langsung
2. Kultur
3. Biopsi kornea
4. Confocal microscope
Keratitis Jamur
Penatalaksanaan
1. Antijamur topikal
candida amfoterisin B 0,15% / econazole 1%
filamentous natamycin 5% / econazole `%
2. Antijamur sistemik
1. Ketoconazole 200-600 mg/hari
2. Fluconazole 200-400 mg/hari
3. Itraconazole 200 mg/hari
3. Sikloplegik
Keratitis Virus
31
Definisi
Endoftalmitis adalah : Inflamasi purulen
dari cairan intraocular (vitreous dan aqueous)
biasanya terjadi oleh karena infeksi.
Klasifikasi
• Endogen
• Eksogen
Patofisiologi
• Masuknya organisme piogenik ke dalam mata melalui luka
pada kornea.
• Trauma penetrasi mengenai korpus vitreumkemudian
bagian lain seperti uvea dan retina.
• Bila pada kasus perforasi ulkus kornea atau mengikuti
infeksi pasca bedah intra-ocular menyebar ke bagian
uvea posterior seluruh jaringan uvea dan retina
pembentukan pus atau nanah dalam bola mata.
MANIFESTASI KLINIS
Subjektif Objektif
Penurunan visus
Peradangan pada segmen
BMD hipopion
anterior, edema kornea, dan
Nyeri pada bola mata hypopyon
Nyeri kepala
Mata merah
35
Endoftalmitis berat
Pemeriksaan
Penunjang
Faith Birnbaum, MD, and Gaurav Gupta, MD, MBA. 2016. Endogenous Endophthalmitis:
37
Diagnosis and Treatment
Definisi
Panophthalmitis adalah : Infeksi menyebar
dari bola mata ke jaringan lunak yang
berdekatan dari orbita.
• Bila pada kasus perforasi ulkus kornea atau mengikuti infeksi pasca bedah
39
MANIFESTASI KLINIS
Subjektif Objektif
41
42
Eksentra
Eviserasi Enukleasi si
• Pengangkatan Pengangkatan dari
Pengangkatan
konten
keseluruhan isi
intraokuler keseluruhan bola
rongga mata,
dengan mata dan isi
termasuk otot,
menyisakan
intraokuler sistem kelenjar
lapisan terluar
sklera, otot termasuk sklera lakrimal, nervus
ekstraokuler optikus dan bagian
dan adneksa tulang orbita
orbita.
Kanski’s, 2016 43
UVEITIS
KLASIFIKASI ETIOLOGIS
1. Berhubungan dg penyakit
sistemik
2. Infeksi bakteri dan virus TB,
herpes zoster
3. Infestasi protozoa atau
nematoda
4. Idiopatic specific uveitis Fuchs
UVEITIS ANTERIOR
GEJALA
- AKUT fotofobia, nyeri,
merah, VA turun, lakrimasi
- KRONIS asimtomatis,
floater
TANDA
1. Injeksi silier
TANDA
2. Keratic presipitat (KP)
KOMPLIKASI
- Sinekia posterior
- Lain-lain band keratopathy,
katarak, glaukoma, edema
makula,
cyclitic membran formation,
TERAPI
• Midriatikum
• Steroid topikal, injeksi
periokular, injeksi intravitreal,
sistemik
• Agen imunosupresif
antimetabolit, T-cell inhibitor
Konjungtivitis
Definisi
• Suatu keradangan pada konjungtiva
Konjungtivitis Bakteri
• Gejala : mata merah, rasa panas, dan keluar
secret
• Penyebab tersering H. influenza, S.
pneumonia, S. areus, dan Moraxella.
• Gejala klinis : injeksi konjungtiva, secret
mukourulen
• Tatalaksana : 60% membaik dalam 5 hari
tanpa terapi, antibiotika dapat diberikan untuk
mempercepat penyembuhan.
Konjungtivitis Virus
Adenovirus (ADV) merupakan virus non-enveloped
dengan double-stranded DNA.
• Epidemic keratoconjunctivitis (EKC)
gejala: mata merah, berair, fotofobia, ngeres
unilateral, mata kontralateral terkena 1-2 hari
kemudian tetapi tidak begitu parah.
Gambaran klinis: edema kelopak mata,
limfadenopti preaurikuler, konjungtivitis folikuler.
• Pharyngoconjunctival fever (PCV)
Penyebaran melalui infeksi saluran napas atas
Penatalaksanaan: simtomatis dengan air mata
Konjungtivitis Chlamydia
• Trakoma adalah konjungtivitis kronis yang
disebabkan Chlamydia trachomatis
• Gejala: mata merah, ngeres, lakrimasi, dan
sekret mukopurulen.
• Gambaran klinis: konjungtivitis folikuler pada
tarsus superior, dapat terjadi pula pada fornik
superior dan inferior, tarsus inferior, plika
semilunaris, dan limbus.
• Tatalaksana : Topikal Tetrasiklin 1% 2x sehari
selama 2 bulan, Oral Tetrasiklin 1,5-2 g sehari
Konjungtivitis Alergi
• Konjungtivitis vernal yaitu konjungtivitis bilateral,
rekuren, predominan pada laki-laki (5-10 tahun).
• Gejala: Gatal, spasme palpebra, fotofobia, kabur,
sekret mukoid.
• Gambaran klinis: Secara klinis terdapat dua
bentuk konjungtivitis vernal, yaitu palpebral dan
limbal. Pada palpebral keradangan terutama pada
konjungtiva palpebra dengan hipertrofi papiler
dominan pada palpebra superior daripada
inferior, hiperemi konjungtiva dan kemosis. Tipe
limba limbus menebal, injeksi vaskuler, hipertrofi
pada limbus yang terdiri dari degenerasi sel
Konjungtivitis Atopi
• Istilah ini digunakan pada pasien dengan atopi
dermatitis yang juga menderita konjungtivitis
atopi. Diagnosis atopi dermatitis dengan tiga
atau lebih gambaran berikut: pruritus, lesi
kulit khas pada daerah fleksor, wajah, atau
ekstensor pada anak, dermatitis kronis,
riwayat penderita/keluarga atopi (asma, rinitis
alergi, dermatitis atopi).
• Penatalaksanaan : sama dengan konjungtivitis
vernal