You are on page 1of 33

Diphtheria:

klinik, laboratorik dan KLB


Kasus difteri muncul akibat imunity gap dan melonggarnya imunisasi
sebagai penyakit menular

• 5 juta meninggal tiap tahun pada tahun 1930


• Imunisasi ditemukan dan dimulai th 1941
• Sdh difahami dan sebagian besar sdh terkontrol
• Akan balik bila tekanan imunisasi yang massif di
kendorkan
• Oleh karena keadaan politik Rusia, imunisasi tidak
berjalan dan NIS mengalami wabah (epidemic)
Pengalaman epidemi Eropa
pada saat KLb 5 hal harus diperhatikan

• Surveilans yang kuat


• Cakupan imunisasi rutin yang tinggi pada kelompok
usia tertuju
• Perhatian dan respon yang cepat
• kecukupan antibiotics and antitoxin
• Manajemen KLB dengan PE yang cepat serta
manajemen kontak erat kasus
klinik diphtheria

Gejala, tatacara diagnosis, komplikasi


Penyebab penyakit

. gram positif,
•batang
• tidak bergerak, pleiomorphic, tdk berkapsul, tdk membentuk spora,
• mati pd 600C, tahan beku & kering, hanya pada manusia
Corynebacterium diphtheriae :
•tumbuh aerob, media mengandung K-telurit/ Loeffler/Amies
•Kirim specimen secepat mungkin
4 tipe Corynebacterium diphtheriae penyebab kasus difteri:
• gravis, intermedius, mitis, belfanti
• yang penting C diphtheria dan C ulcerans (+ C pseudotuber
culosis)
• tipe serologis banyak, DNA sequencing dan ribotyping
• Membentuk eksotoksin,
Gambaran klinik Diphtheria

• Masa Inkubasi 2-5 hari (range, 1-10 hari)

• Tanda utama
– Ada pseudomembran
– Menghasilkan toksin (menyebabkan miokarditis yang
dapat
MANIFESTASI KLINIK

•Variasi gejala: tanpa gejala  hipertoksik & fatal


-Faktor-faktor:
- primer: imunitas, virulensi
- toksinogenesitas., lokasi anatomis
- lain-lain: umur, peny sistemik penyerta, kepadatan hunian,
peny pada nasofaring
• Masa tunas: 2-6 hari
• tanda klinik :
•Demam <38,50 C , tidak tinggi
• nyeri telan
•Membaik dalam 5 hari
• Anoreksia, malaise, demam ringan, nyeri telan
• Panas sumer2 tapi anak tampak toxic
• pseudo membran melekat, putih-kelabu dalam 1-2 hari
menutup tonsil & dinding faring, meluas ke uvula & palatum
molle atau ke laring & trakhea
• menyebabkan sumbatan jalan nafas atas
• terjadi lymphadenitis cervicalis & submandibularis, bila +
edema jar lunak leher bullneck
• ringan: membran lepas dlm 7-10 hari
• sedang: sembuh berangsur; dpt + miokardiopati / AKI
• berat: gagal nafas, gagal sirkulasi, gagal ginjal , meninggal
Pseudomembran abu abu kotor hemorhagik
Pseudo membran dari saluran nafas atas
Tatalaksana bedah:
tracheostomi untuk mengatasi sumbatan
Kematian akibat sumbatan jalan nafas
Difteri non saluran nafas
• Makna
– bentuk klinik ringan
– Beberapa kasus menyulitkan oleh karena lokasi
anatomik
• Peran
– Sebagai penyebar kuman oleh karena penderita
tak merasa sakit
• Lokasi
– Hidung, mata, kulit, vagina
Difteri kulit dan mukosa
Difteri kulit
Difteri mata, secret serosanguineus
Miokarditis itu ada dan mematikan
Miokarditis dan AV block
Tatalaksana medik
Khusus:
• karena toksin menyebabkan kerusakan sel, perlu segera diberikan
antitoksin/antibodi, karena penderita tidak mempunyai antibodi
-antitoksin; serum anti difteri (ADS) segera secara
intramuskuler (kadar maksimal tercapai setelah 4 hari) atau intravena
diencerkan dalam 200 ml garam faali dan diberikan selama 4 jam,
sediakan adrenalin 1:1000 dalam semprit, kortikosteroid; didahului tes
kulit/tes konjungtiva
Dosis ADS: 20.000 – 120.000
Tatalaksana epidemiologik

1. Isolasi ketat / barrier nursing: difteri sangat menular


2. Tatalaksana kontak untuk mencegah penyebaran:
1. Dewasa: identifikasi sebagai sumber penularan dan obati
bilamana kultur pos
2. anak/saudara:
1. Amati bila dalam masa inkubasi : penderita baru
2. Tanpa gejala, imunisasi lengkap: booster
3. Tanpa gejala, imunisasi tak lengkap/tak imunisasi: imunisasi
dasar dan booster
4. Kultur pos: obati

3. Erytromisin etilsuksinat untuk menekan circulating C


diphtheria
4. Imunisasi penderita setelah sembuh .
Lima imuniasi dasar lengkap LIL
• DI SALAH ARTIKAN IMUNISASI SUDAH SELESAI
• Bila tidak lengkap akan tidak kebal
• 3x saja pada 18 bulan sdh tinggal 80%, 2x hanya
tinggal 38%
• HARUS ADA BOOSTER 18 BULAN
• PERMENKES 2014
• Keputusan saat LIL berdampak hari ini
• Cakupan kurang: adanya kasus berarti ada lubang
KLB Difteri di Cianjur 2001
(Desa Cikalong)

1. Hasil pengukuran titer antibodi difteri (Ig G) yang


dilakukan terhadap 40 anak yang telah diimunisasi
DPT sebagai respon KLB difteri diwilayah desa Cikalong
Kabupaten Cianjur tahun 2001 setelah 1 bulan pasca
imunisasi, Ig G yang terbentuk memberikan hasil yang
kurang memuaskan.
2. Sebanyak 25% anak berumur diatas 5 tahun titer
antibodinya nol (0). Angka cakupan imunisasi dasar di
Desa Cikalong tersebut menunjukkan lebih dari 95%,
selama 5 tahun terakhir.
mengapa ada yang tidak kebal

• Sebelum vaccine era transmisi kuman sangat kuat,


sehingga dapat menimbulkan kekebalan alamiah
• Transmisi berkurang akibat
– Perbaikan sanitasi dan lingkungan hidup
– kekebalan manusia akibat vaccine
• Kegagalan imunisasi
– Tidak imunisasi
– Gagal imunisasi
– Mempertahankan UCI
– Cakupan kurang tinggi
Apa yang perlu dilakukan Ja Tim

• Menekan kematian kasus (short term)


– Deteksi dini dan rujukan
– Manajemen kasus
• Menekan transmisi & kasus baru (short term)
– PE
– ORI di daerah kasus
• Mencegah KLB (long term)
– Meningkatkan cakupan
– Meratakan cakupan, meniadakan kantong
BAGAIMANA MENGETAHUI ADANYA
“ DAERAH KANTONG “ … ?

• Menggunakan indikator
• Indikator sederhana dan mudah dipahami
• Tidak terlalu banyak indikator
• Yang tahu persis  petugas setempat
• Informasikan secara jujur demi kepentingan
“ Bangsa & negara serta anak cucu kita “
SELANJUTNYA : APA YG HARUS DI LAKUKAN
PADA DESA KANTONG …?

Setelah diketahui permasalahannya :

• Lakukan pembahasan bersama (Liprog & Linsek)


untuk pemecahan masalah
• Buat kegiatan untuk intervensi pemecahan
masalah secara integrasi dan terukur (Mikro
planning)
• Persiapkan SDM & Dana
TERIMA KASIH

You might also like