You are on page 1of 16

Stevens Johnson Syndrome

Toxic Epidermal Necrolysis


Definisi

Reaksi mukokutan akut yang mengancam nyawa yang desebabkan oleh obat-obatan dan
kadang-kadang infeksi. Keduanya ditandai dengan perluasan lesi yang cepat, macula yang
berbentuk irregular (atypical target lesion), dan keterlibatan lebih dari satu mukosa (oral,
konjunctival dan anogenital).
10% 30%

Steven Johnson Toxic Epidermal


Syndrome Overlap SSJ-NET
Necrolysis

1-6 kasus/Juta/Tahun 0,4-1,2 kasus/Juta/Tahun


Kematian: 5-12% Kematian: 25-35%

Risk:
• Meningkat resiko pada
usia diatas 40 tahun
• Wanita : Pria = 1,5 : 1

• SSJ : 47,4%
RSCM
57 kasus • Overlap : 19,3%
2010-2013
• NET : 33,3%
Gejala klinis (trias)

o Non Spesifik  Kelainan Selaput Lendir di Orifisium


Demam Tersering adalah mukosa mulut
Sakit kepala (pseudomembran), dapat juga terjadi di
Batuk/pilek
Malaise 1-3 hari lubang genital, lubang hidung dan anus.
Berupa vesikel dan bula yang cepat
pecah menjadi erosi dan ekskoriasi dan
 Kelainan Kulit krusta kehitaman. Di bibir terdapat krusta
Terdiri atas eritema, vesikel, bula, dan purpura. hitam yang tebal.
Vesikel dan bula yang pecah terjadi erosi yang Adanya stomatitis  sukar/tidak dapat
luas. Bentuk berat  generalisata menelan.
 Kelainan Mata Pseudomembran di faring dapat
menyebabkan kesulitan bernapas.
Yang tersering : konjungtivitis kataralis,
dapat pula berupa konjungtivitis
purulen, perdarahan, simblefaron, ulkus
korne, iritis, dan iridosiklitis Dapat pula terjadi nefritis dan onikolisis
 Pemeriksaan Histopatogi  Pemeriksaan Laboratorium
 Untuk menyingkirkan diagnosis  Tidak dilakukan untuk
banding mendiagnosis namun dilakukan
untuk evaluasi tatalaksana dan
Gambaran eritema multiforme, keparahan.
dengan perubahan dermal
Leukositosis (mungkin disebabkan
ringan  nekrolisis epidermal. infeksi bakterial) dan Eosinofilia
Kelainan berupa: (mungkin karena alergi)
1. Infiltrat sel mononuklear di Dapat dilakukan kultur darah untuk
sekitar pembuluh darah mengetahui penyebab infeksi.
dermis superfisial.
2. Edema dan ekstravasasi RBC
di dermis papilar DIAGNOSA BANDING

3. Degenerasi hidropik lapisan Staphylococcal scalded skin


basalis sampai terbentuk

syndrome
vesikel subepidermal. Generalized bollus fixed drug eruption
4. Nekrosis sel epidermal dan Acute generalized exanthematous
kadang-kadang di adneksa pustulosis
5. Spongiosis dan edema Graft versus host disease

intrasel di epidermis. Lupus eritematosis bulosa


Pengobatan
1. Jika KU pasien baik dan lesi tidak menyeluruh dapat diberikan
prednison 30-40 mg sehari
Perawatan suportif: 2. Bila KU buruk dan lesi menyeluruh, pasien harus dirawat inap : life
saving dengan kortikosteroid [deksametason dosis awal 4-5 x 5 mg
 Mempertahankan kesetimbangan cairan sehari (i.v), setelah keadaan umum membaik, lesi baru tidak muncul,
dan lesi lama involusi  dosis dapat diturunkan ± 5 mg/hari sampai
 elektrolit mencapai dosis 5 mg/hari; dilanjutkan Prednison 20 mg/hari 
prednison 10 mg/hari  penghentian obat.
 suhu lingkungan yang optimal 28-30oC
3. Dapat diberikan antibiotik
 nutrisi sesuai kebutuhan dan kemampuan 4. Untuk mengurangi ES kortikosteroid dapat diberikan diet rendah
garam tinggi protein; periksa kadar eletrolit.
 asupan makanan, perawatan aseptik tanpa debridement
5. Atur keseimbangan cairan dan elektrolit.
 perawatan mata dan mukosa dan mulut.
6. Untuk lesi dimulut dapat diberikan kenalog in orabase dan betadine
gargle untuk krusta pada bibir diberikan emolien misalnya krim urea
10%
7. Pemberian tranfusi darah bila :
 Telah diobat kortikosteroid dosis adekuat setelah 2 hari, belum ada
perbaikan.
 Terdapat purpura generalisata
 Ada leukopenia
Pemberian transfusi hanya selama 2 hari.
Prognosis

Durasi progresif pada umumnya kurang dari 4 hari.


Prognosis berkaitan dengan luasnya nekrosis kulit.
Kehilangan cairan transkutan berukuran besar dan
bervariasi sesuai dengan area, kelainan elektrolit
terkait.
ERITEMA MULTIFORME

Merupakan erupsi mendadak dan rekuren pada kulit (kadang


selaput lendir) dengan gambaran beragam spektrum dan
gambaran khas berbentuk iris.
Pada kasus berat disertai gejala konstitusi dan lesi viseral.

Disebut juga herpes iris; dermatostomatitis; eritema eksudativum


multiforme.
Etiologi

Faktor penyebab pasti tidak diketahui, diduga berhubungan


dengan :
1. Alergi terhadap obat sistemik
2. Peradangan oleh bakteri dan virus tertentu
3. Rangsangan fisik (sinar matahari, hawa dingin)
4. Faktor endokrin (hamil atau menstruasi)
Gambaran Klinis

 Tipe makula-eritema  Tipe vesikobulosa


 Erupsi timbul mendadak,
simetris, terjadi berturut-  Lesi awal berupa
turut selama 2-3 minggu. makula, papul, dan
 Khas berbentuk iris, terdiri urtika yang
atas tiga bagian : bagian
tengah berupa kemudian tibul lesi
vesikel/eritema
keunguan; dikelilingi vesikobulosa
lingkaran konsentris yang ditengahnya.
pucat; lalu lingkaran
merah  Bentuk ini dapat
 Predileksi pada mengenai selaput
punggung tangan,
telapak tangan, ekstensor lendir.
ekstremitas, dan selaput
lendir. (berat : seluruh
badan).

Pada anak dan dewasa muda, erupsi biasanya disertai infeksi


 Pemeriksaan Laboratorium
Pada kasus berat dapat terjadi
anemia dan proteinuri ringan.

 Prognosis
Sering rekuren. Biasanya
 Pengobatan berjalan ringan dan dapat
Pada kasus ringan diberi sembuh dalam 2-3 minggu.
pengobatan simptomatik, namun
perlu dicari penyebabnya. Dapat
diberikan Kortikosteroid per oral cth
: prednison 3 x 10mg sehari

You might also like