You are on page 1of 95

MOTOR NEURONE DISEASES

AND OTHER
MOTOR SYSTEM DISEASE
MND
• UNKNOWN CAUSE

• TRAUMA, EXCESSIVE EXERCISE, LEAD POISONING AND


MERCURY POISONING, OCCULT NEOPLASIA AND VIRUSES
HAVE ALL BEEN SPECULATIVELY LINKED WITH THE
AETIOLOGY OF MND

• AFFECTING ALL RACES


• YOUNG ADULT MAY BE AFFECTED, BUT MOST PATIENTS
ARE 60 YEARS OR OLDER
• MALE : FEMALE = 1.5 : 1

• THE AVERAGE DURATION OF SURVIVAL IS 3-4 YEAS


CLINICAL PRESENTATION
• Difficulty performing specific task:
Turning a key, floppiness of a foot, a weak grip or wasting of some of the muscles of one hand

• History of cramps, quivering of muscles, or


heaviness, aching and stiffness of legs

DIAGNOSIS
IS SUGGESTED BY THE PRESENCE OF
FASCICULATION OR WASTING
WITH ENHANCED REFLEXES
AND WITHOUT SENSORY SIGNS
CHARACTERIZED BY

Progressive degeneration of
• anterior horn cells
• corticospinal fibers, and
• motor nuclei in the medulla

Various levels of the nervous system:


bulbar, cervical, and lumbar may be involved
 All level of the motor system are involved
The most common presentation:
AMYOTROPIC LATERAL SCLEROSIS
 wasting in the upper limbs and spasticity in the lower limbs

• PROGRESSIVE MUSCULAR ATROPHY


 SHOW PREDOMINANTLY LOWER MOTOR NEURONE CHANGES

• PROGRESSIVE LATERAL SCLEROSIS


 PYRAMIDAL TRACT DEGENERATION BEFORE MUSCULAR WASTING

• PSEUDOBULBAR/BULBAR ;
 PROGRESSIVE BULBAR PALSY
BRAIN STEM INVOLVEMENT, PREDOMINANTLY SPASTIC: (PSEUDOBULBAR)
PREDOMINANTLY FLACCID (BULBAR)
Amyotrophic Lateral Sclerosis

SURYADI
ALS merupakan :
• 1. Peny. degeneratif neuron motorik progresif usia tua
• 2. Motor neuron disease dgn gejala LMN & UMN
bersamaan.
• ALS ditandai dgn perubahan pada kornu anterior MS, inti
motorik BO, traktus kortikospinalis.
• ALS = progresif, fatal, ditandai pengecilan otot &
kelemahan  gagal nafas  kematian.
• Perlu Dx tepat & edukasi untuk pasien dan keluarga.
AMYOTROPIC LATERAL SCLEROSIS
the most common form of motor neuron disease

• Atrophy, weakness and fasciculation in their limb


muscle (indicating a lower motor neuron lesion)
• Hyperactive reflexes

• Extensor plantar responses

• No sensory signs

It is this combination of upper and lower motor neuron


signs in all limbs that hallmark of ALS
Gambaran patolgi ALS :

• 1. Hilangnya neuron motorik di kornu anterior


MS & BO
• 2. Hilangnya sel Betz pada korteks serebri &
degenerasi traktus kortikospinalis.
• 3. Saraf tepi terjadi degenerasi axonal dan otot
denervasi.
FASCICULATION OVER A AREA MAY BE SEEN WITH

 CERVICAL SPONDYLOSIS
 SYRINGOMYELIA
 ACUTE STAGE OF OLIOMYELITIS
 NEURALGIC AMYOTROPHY
 THYROTOXIC MYOPATHY

BULBAR SYMPTOMS:
 SELECTIVE SWALLOWING DIFFICULTIES
 WEAKNESS AND NASAL SPEECH
 FASCICLATION AND ATROPHY THE TOGUE
DIAGNOSIS

CLINICAL FEATURES
May leave a little doubt

CONFIRMED BY ELECTROMYOGRAPHY
 If indicated  muscle biopsy

MYELOGRAM ?
(High cervical lesion)

CFS EXAMINATION
(Neurosyphilis)
Epidemiologi
• ALS jarang dijumpai
• Insidensi : 1 - 5 / 100.000
penduduk.
• Laki : Perempuan = 2 : 1.
• Usia onset 40 - 70 thn.
Etiologi
• Umumnya etiologinya : 85 % tidak diketahui.
• Faktor-faktor yg mendasari.
• 1. Faktor genetik : 5 - 15 %. Autosomal dominan  mutasi gen
untuk enzim SOD 1
•  radikal bebas   rusak sel motor neuron
• 2. Lingkungan.
• 3. Kelebihan Glutamat.
• 4. Infeksi virus.
• 5. Faktor penuaan.
• 6. Sistim Imunitas.
• 7. Logam berat.
Patofisiologi

• Degenerasi neuronal pd trunkus serebri dan


medula spinalis serta serabut kortikobulbar &
kortikospinalis.
• Kerusakan Kortikospinal  Tanda UMN
• Kerusakan Kortikobulbar  gangguan saraf
kranial
• 4. Kerusakan Kornu anterior MS  Tanda LMN
Gejala klinis:
1. 70 % kelemahan anggota gerak.
2. 25 % gejala bulbar
3. 3 % mengalami gagal nafas.
4.2 % mengalami dementia.
Simtom:
Kelemahan otot berkembang progresif secara lambat.
Onset insidous dan simtom awal melibatkan satu anggota
gerak khususnya bagian distal  otot thenar, hipothenar dll.
Kelemahan secara gradual menjadi meluas.
Berat badan yang menurun ok atropi otot dan ggn menelan.
Kesulitan bicara dan menelan.
Sign :

• Tanda UMN & LMN


• Tanpa adanya ggn kencing, buang air
besar dan fungsi sexual.
Pemeriksaan penunjang :
1. EMG : potensial fibrilasi, positive sharp wave, giant
potensial.
2. Radiologi : Foto tulang belakang, Myelographi. MRI
spinal.
3. Lab : Enzim otot CPK, penurunan kadar anti GM1
autoantibodi.
Penatalaksanaan
• Obat yg menyembuhkan / menghentikan perjalanan penyakit belum ada  Diagnosa
pasti  Edukasi pasien & keluarga.
• Multidisiplin.
• Pernah dicoba obat anti glutamat
• Lamotrigine ~ Placebo  tidak ada manfaat.
• Riluzole (FDA) : perlambatan perjalanan ALS. Sangat toksis
• Pengobatan bersifat simtomatis.
• Nutrisi: Cukup kalori Ggn menelan dgn NGT mencegah Aspirasi pneumonia
• Rehabilitasi termasuk psikologi dan terapi wicara.
• Pernafasan:
• Perlu pemantauan pernafasan.
• Gagal nafas  Ventilator dgn Trakeostomi.
Prognosis

1. Sangat bervariasi :(50 %  18 bln; 80 %  5 thn; 10 %  10 thn)


2. Pasien  rata - rata dlm waktu 4 atau 5 thn dari awal penyakit.
3. Faktor mempengaruhi prognosis hidup lebih lama:
 Usia muda.
 Jenis kelamin laki - laki
 Onset dengan anggota gerak
 Orang kurus.
 Sikap yg positif
 Jarak yg lebih lama dari onset simtom ke diagnosa
 FVC yg baik
 Kadar Cl yang rendah prognosis kurang baik
PROGNOSIS

 IF THE PATIENS ASKS IF THE CONDITION IS


POTENTIALLY LETHAL, THE ANSWER MUST IN
ALMOST EVERY CASE BE ‘YES’.

 Most patients remain mentally alert and are able to


make rational decisions to cope with their increasing
disability
SPINAL CORD INJURY

Bag./SMF Ilmu Penyakit Saraf


FK UNDIP / RSDK
Semarang
Fungsi MS
• Otak & MS bekerjasama. MS adalah rangkaian antara
otak & saraf tepi.
• MS membantu bergerak, merasakan panas/dingin,
getar, tajam/tumpul, posisi anggota gerak atas &
anggota gerak bawah.
• MS membantu mengontrol TD, HR & suhu tubuh.
• Saraf spinalis merupakan cabang dari MS.
• Dibagi 5 bagian utama : cervikal, thorakal, lumbal, sacral
& coccygeus.
• Membantu kontrol tubuh seperti bernafas, miksi dan
defekasi
• MS sangat rapuh.
Proteksi MS
• MS dilindungi oleh tulang, diskus, ligamentum &
otot.
• Vertebra terdiri dari 33 tulang.
• MS lewat melalui lubang di tengah disebut
kanalis spinalis dari tiap vertebra.
• Diantara vertebra terdapat diskus vertebralis
yang berfungsi sebagai bantalan atau peredam
kejut vertebra.
• Ligamentum dan otot membantu menjaga
vertebra pada posisi yang tepat.
Motorik
• Terdapat banyak lintasan atau traktus di
MS.
• Traktus motorik ditemukan di depan dari
bagian tengah MS.
• Traktus motorik menggerakkan lengan &
tungkai.
• Jika terdapat kerusakan di traktus motorik,
terjadi kelemahan atau kelumpuhan
dibawah tingkat kerusakan.
Sensorik
• Traktus sensorik terdapat pada bagian
depan & belakang MS.
• Kerusakan pada bagian depan MS
menyebabkan kehilangan perasa nyeri &
panas/dingin dibawah tingkat kerusakan.
• Kerusakan di bagian belakang MS
menyebabkan kehilangan kemampuan
perasa posisi pada lengan atau tungkai.
lesi pada medula spinalis memberi
gejala
• Gangguan motorik
Kelumpuhan - setinggi lesi pada medulla
spinalis sifatnya adalah LMN sedangkan
dibawah lesi dari segmen yang rusak
kelumpuhan sifatnya UMN, karena
terganggunya traktus kortikospinalis.
(traktus pyramidalis).
lesi pada medula spinalis memberi
gejala
• Gangguan motorik
kerusakan setinggi medula spinalis cervical
menyebabkan kelumpuhan tetraparese.
Kerusakan medula spinalis thorakal s/d
lumbal memberikan gejala paraparese.
Kerusakan medula spinalis sacral
menyebabkan gangguan miksi & defekasi
tanpa para parese
lesi pada medula spinalis memberi
gejala
Gangguan motorik
Suatu kerusakan yang akut pada medulla
spinalis,biasanya timbul spinal shock yaitu
berhentinya semua fungsi dibawah lesi.
Shock dapat berlangsung sampai 6
minggu dan dalam fase shock ini timbul
gejala gejala kelumpuhan berupa LMN,
keadaan ini berangsur-angsur membaik
bila tidak ada lesi organis.
lesi pada medula spinalis memberi
gejala
Gangguan sensibilitas :
– Gangguan sensibilitas sifatnya adalah
segmental, dapat terjadi hypestesia hingga
anesthesia mulai setinggi segmen medulla
spinalis kebawah.
– Bila terjadi lesi total pada medulla spinalis
(lesi tranversa) maka kedua jenis
sensibilitas (eksteroseptik & proprioseptik)
ikut terganggu.
lesi pada medula spinalis memberi
gejala
Gangguan miksi & defekasi
• Bila lesi transversal diatas konus medullaris dalam
stadium dini akan timbul retensio urine, kandung
kemih penuh dengan urine oleh karena serabut
serabut aferen terputus. Setelah itu diikuti dengan
keluarnya urine yang netes-netes disebut sebagai
overflow inkontinesia.
• Bila lesi transversa ini sudah kronis maka akan terjadi
kandung kemih autonom (autonomic bladder) yakni
pengosongan kandung kemih secara reflektorik.
lesi pada medula spinalis memberi
gejala
• Bila lesi pada konus medullaris maka refleks
miksi menghilang dan terjadi kandung kemih
atonik (atonic bladder) dengan gejala-gejala
retensio urinae dan kemudian diikuti dengan
inkontinensia, hanya disini perasaan untuk
kencing masih ada. Pengosongan kandung
kemih terjadi dengan menekan daerah
suprapubic.
Yang penting disini ialah :
• cegah infeksi saluran kemih
• cegah terjadinya dekubitus.
Penyebab SCI
• Traumatik & non traumatik
• Traumatik : KLL (44%), contohnya :
– Ischemia : penurunan aliran darah ke MS
– Contusio : memar MS
– Fracture : patah tulang punggung (vertebrae)
– Dislokasi : displaced atau misaligned
vertebrae
Non traumatik
• Disebabkan oleh penyakit mengenai tulang,
saraf spinal atau MS.
• Contoh jenis cedera non traumatik :
– Degenerasi tulang vertebra
– Spondylosis
– Infeksi atau tumor vertebra
– Penyakit pada MS seperti : Multiple Sclerosis (MS),
Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Guillain-Barŕe
Syndrome, and Transverse Myelitis
Insiden SCI
• Di AS : sekitar 12.000 kasus baru per
tahun
• Jumlah penderita SCI sekitar 250.000 –
400.000.
• 82% pria
• 18% wanita
Jenis cedera vertebra
• Terdapat beberapa jenis fraktur dan
dislokasi :
– Fraktur kompresi
– Burst fracture
– Subluksasi
– Dislokasi
– Fraktur dislokasi
Fraktur kompresi
• Hasil cedera
hiperfleksi
• Kolumna vertebralis
mendapat dampak ke
depan dan ke bawah
Burst fracture
• Bentuk serius fraktur
kompresi, menyebabkan
SCI serius
• Tulang mengalami
kehancuran.
• Fragmen tulang
menembus MS
• Terjadi pada tekanan dari
bawah atau ke atas
sepanjang vertebra.
Subluksasi
• Sendi bagian
belakang vertebra
melemah oleh
gerakan abnormal
tulang.
• Merupakan parsial
dislokasi vertebra.
• Terjadi jika otot &
ligamentum vertebra
cedera dan juga
menyebabkan SCI
Dislokasi
• Terjadi jika
ligamentum terobek
atau teregang
berlebihan.
• Gerakan vertebra
menjadi berlebihan.
• Vertebra dapat
terkunci satu sama
lain pada 1 atau
kedua sisi
Fraktur dislokasi
• Biasanya terdapat
cedera ligamentum
dan jaringan lunak
serius.
Patologi SCI
• 2 jenis SCI adalah Complete & Incomplete
• Complete :
Tidak ada fungsi dibawah tingkat cedera :
– No movement
– No sharp/dull sensation
– No hot/cold sensation
– No vibration sensation
– No sensation of light or deep touch
– No sense of position of the arms or legs
Incomplete SCI
• Anterior Cord Syndrome
– Terjadi jika bagian depan MS rusak.
– Kehilangan kemampuan bergerak, dan kehilangan
perasa tajam/tumpul dan panas/dingin dibawah
tingkat cedera
– Perasa posisi anggota gerak atas & bawah, getar dan
perasa raba ringan/dalam tetap utuh.
– Terdapat pada acute disc herniations, tumors, dan
jika kepala tertekuk ke dada (cervical flexion).
Central Cord Syndrome
• Terjadi jika bagian tengah MS rusak.
• Pada cedera hiperekstensi (kepala
terdorong ke belakang)
• Dapat juga karena perubahan degeneratif
vertebra dan/atau penyempitan kanalis
spinalis yang mengelilingi MS.
• Kelemahan gerakan dan perasa lebih
besar pada anggota gerak atas dibanding
kan anggota gerak bawah.
Brown-Sequard Syndrome
• Terjadi jika separuh MS rusak.
• Terjadi pada luka tembak atau luka tusuk, jarang
pada ruptur diskus akut.
• 1 sisi badan lebih kuat dari sisi lainnya dibawah
tingkat cedera.
• Sisi tubuh yang lemah mampu merasakan
panas/dingin, tajam/tumpul dibanding sisi
lainnya.
• Kekuatan dan perasa bervariasi tergantung
pada derajat kerusakan MS.
Diagnosis
• X-foto
• CT or "CAT Scan" (Computerized Axial
Tomography)
• MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Pemeriksaan neurologis :
– Gerakan & kekuatan lengan & tungkai
– Kemampuan perasa tajam/tumpul atau
panas/dingin
– Perasa posisi lengan & tungkai
Pengobatan
• Non bedah :
– Steroid
– Traksi servikal
– Bracing
• Bedah :
– Dekompresi
– Fiksasi internal
– Bone graft
PENATALAKSANAAN SCI
TUJUAN PENGOBATAN PD SCI
1. MENJAGA SEL YG MASIH HIDUP TERHINDAR DARI
KERUSAKAN LANJUT
2. ELIMINASI KERUSAKAN AKIBAT PROSES PATOGENESIS
SEKUNDER
3. MENGGANTI SEL SARAF YG RUSAK
4. MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKSON &
KONEKSITASNYA
5. MEMAKSIMALKAN PENYEMBUHAN DEFISIT
NEUROLOGIS
6. STABILISASI VERTEBRA
7. NEURORESTORASI & NEUROREHABILITASI UNTUK
MENGEMBALIKAN FUNGSI TUBUH.
MANAJEMEN PREHOSPITAL
• STABILISASI MANUAL
• MEMBATASI FLEKSI & GERAKAN LAIN
• PENANGANAN IMOBILITAS VERTEBRA
DGN KOLAR LEHER & VERTEBRA
BRACE
MANAJEMEN DI UGD
1. A (AIRWAY)
2. B (BREATHING)
3. C (CIRCULATION)
a) SYOK HIPOVOLEMIK (hipotensi, takikardi,
ekstremitas dingin/basah)→cairan kristaloid (NaCl
0.9%/RL), kalau perlu dgn koloid (albumin 5%).
b) SYOK NEUROGENIK (hipotensi,bradikardi,
ekstremitas hangat/kering)→vasopressor (dopamin,
adrenalin)
4. PASANG FOLEY KATETER & NGT
5. PEMERIKSAAN UMUM DAN NEUROLOGI
MANAJEMEN DI UGD
5. PEMERIKSAAN UMUM DAN NEUROLOGI
JIKA ADA FRAKTUR/DISLOKASI :
• SERVIKAL : KERAH FIKSASI LEHER, JANGAN
DIMANIPULASI, DISAMPING KIRI-KANAN
LEHER DITARUH BANTAL PASIR.
• TORAKAL : FIKSASI TORAKOLUMBAL BRACE
• LUMBAL : FIKSASI DGN KORSET LUMBAL
6. PEM.PENUNJANG : LAB, RADIOLOGI( FOTO
VERTEBA AP/LAT, CT-SCAN, MRI), EKG
MANAJEMEN DI UGD
7. PEMBERIAN KORTIKOSTEROID
• < 3 JAM PASCA TRAUMA: METHYLPREDNISOLON
30 MG/KgBB iv BOLUS SLM 15 MNT, DITUNGGU
SLM 45 MNT, KMDN BERIKAN INFUS
METHYLPREDNISOLON DOSIS 5.4mg/KgBB dlm
23 jam.
• 3-8 JAM : IDEM, INFUS METHYLPREDNISOLON
DOSIS 5.4mg/KgBB dlm 47 jam.
• >8 JAM : TIDAK DIANJURKAN
METHYLPREDNISOLON
Airway Management
• High concentration of 02 will prevent
bradycardia or asystole for patients
exhibiting signs of neurogenic
Komplikasi
• Spinal cord reflex :
– Gerakan reflek, tanpa kendali
– Terjadi jika telapak kaki diraba, saat berbangkis atau
batuk
• Spinal shock :
– Tidak ada reflek dibawah tingkat lesi
– Terjadi selama beberapa hari s/d 4 - 6 minggu
• Breathing : resiko pneumonia ok kesulitan batuk
– C4 diafragma
– T1-T11 otot intercostal
– T7-T12 otot perut
• Neurogenic shock :
– bradycardi & hypotensi
– orthostatic hypotension
• Perubahan pengaturan suhu :
– Tidak dapat berkeringat
– Kadang merasa dingin kadang kepanasan
• Autonomic hyperreflexia/dysreflexia :
– diatas T6,
– sesudah fase spinal shock
– berbahaya, dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan
kejang
– Pencetus :
• Kandung kemih penuh
• Konstipasi
• Pain
• Infeksi
• Ulkus dekubitus
• Kuku kaki tumbuh kedalam
• Perubahan mendadak suhu lingkungan
– Gejala :
• Hipertensi
• Bradikardi
• Cemas
• Nyeri kepala berat
• Berkeringat diatas tingkat cedera
• Hidung tersumbat
• Deep Vein Thrombosis
• Ileus & ulcus gaster
• Gangguan menelan
• Gangguan defekasi : konstipasi/diare
• Gangguan miksi :
– Atonia bladder & overflow voiding, terjadi pada saat
shock spinal, berakhir beberapa hari - minggu
– Diatas segmen lumbosacral : automatic bladder
/reflex bladder (spastik)
– Di tingkat conus medularis atau cauda equina :
autonomic bladder / flaccid bladder, latihan dengan
kompresi abdomen (crede)
• Ulkus dekubitus
• Spastisitas
• Heterotopic ossification :
– Deposit calcium pada otot, tendon atau sendi
– Menyebabkan nyeri, spasme
– Dimulai 2 minggu – 4 bulan pasca SCI
– Predileksi : panggul, lutut, bahu & siku
• Nyeri : akut & khronis
• Cedera otak
• Gangguan seksual :
– disfungsi ereksi
– Gangguan ejakulasi
– priapismus dll
SPONDILITIS
TUBERKULOSA
SPONDILITIS TUBERKULOSA
Di negara negara berkembang, spondilitis
tuberkulosa ( penyakit tulang belakang
dari Pott ) adalah penyakit terbanyak pada
anak anak dan remaja.
Vertebra thorakal bawah umumnya terlibat
dan penyakit dimulai dengan
mempengaruhi dua korpus vertebra yang
berdekatan.
Gambaran sistemik klasik berupa demam
malam hari dan kacheksia sering tidak
ada.
Nyeri terjadi pada daerah yang terpengaruh
dan hanya berkurang dengan istirahat.
Gejala dan tanda kompresi medula
spinalis terjadi pada kurang lebih 20
persen kasus.
Awitan mungkin berangsur angsur sebagai
pus, masa perkijuan atau pengumpulan
jaringan granulasi, atau mendadak
sebagai kolaps korpus vertebra dan
berkembang sebagai kiphosis.
Terapi
Terapi anti tuberkulosis jangka panjang
dimulai. Jika tanda kompresi medula
spinalis berkembang, dekompresi
posterior atau dekompresi anterolateral
diperlukan.
HERNIA NUKLEUS
PULPOSUS
Iskhialgia
adalah perasaan nyeri yang dijalarkan (nyeri
radikuler) sepanjang n iskhiadikus dan cabang-
cabangnya di sebelah distal. Sifat nyeri yang tegas
dan keras dirasakan pada dermatom tertentu pada
permukaan kulit. Hal ini disebabkan oleh karena
terangsangnya serabut-serabut saraf yang
membentuk N. iskhiadikus. Salah satu penyebab
iskhialgia adalah Hernia Nukleus Pulposus (HNP).
Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
adalah herniasi atau menonjolnya sebagian nukleus
pulposus kedalam kanalis vertebralis akibat dari
gaya kompresi yang mendadak pada diskus
Intervertebralis yang cukup kuat untuk memutuskan
serabut serabut Anulus Fibrosus sehingga akan
menekan jaringan peka nyeri misalnya ligamentum
longitudinale posterior, radiks nervi spinalis dll.
Gejala dan tanda :
• Postero sentral : yang mengakibatkan nyeri pinggang oleh
karena menekan ligamentum longitudinalis posterior.
• Postero lateral : mengakibatkan nyeri pinggang, gejala dan
tandanya berbeda sesuai dengan radik yang tergenggu.
• Daerah Lumbal merupakan tempat yang paling sering
terjadi HNP, dan biasanya melibatkan diskus L4 – L5 atau
L5 – S1 , walaupun lesi lesi pada level lumbal yang lain
terjadi lebih sedikit dan sering terdapat Protusi Multipel.
Gambar 1. Gambar pinggang dilihat dari lateral

Medula spinalis

Otot
Konus Medularis

Nukleus pulposus dalam anulus fibrosus


Diagnosis :
1. Anamnesis.
2. Pemeriksaan klinis umum :
• Pada posisi berdiri apakah tampak skoliosis, hiperlordosis, sikap abnormal.
• Pada posisi terlentang diperlukan tes tes sebagai berikut :
a. Tes untuk meregangkan N Ischiadikus :
-Tes Lasegue (straight leg rising = SLR).
-Tes Lasegue menyilang.
b. Tes untuk menaikan tekanan intra tekal :
-Tes Valsava.
-Tes Naffziger
c. Tes untuk membangkitkan nyeri pada sendi panggul : Tes Patrick.
d. Tes untuk membangkitkan nyeri pada sendi Sakroiliaka : Tes Kontra Patrick.
Pemeriksaan Neurologis.
1. Pemeriksaan Motorik :
• Kelemahan otot tertentu.
• Atrofi.
• Fasikulasi.
2. Pemeriksaan defisit Sensorik , dengan mengetahui
dermatom mana yang terkena, akan diketahui pula
radiks yang terganggu.
Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan EMG :
• Dengan pemeriksaan EMG dapat ditentukan :
• Radiks mana yang terkena.
• Sejauh mana gangguan yang terjadi, apakah masih dalam
taraf iritasi atau sudah ada kompresi.
2.Pemeriksaan Radiologis.
• X Foto polos vertebra Lumbosakral AP / L / Obliq kanan
dan kiri.
• Pemeriksaan kaudografi.
Diagnosis Banding
1.Nyeri pinggang ortogenik : proses patologis di
Vertebra :
• Radang : Spondilitis TBC.
• Trauma : Fraktur vertebra lumbal.
• Keganasan : primer (multiple mieloma), sekunder
(metastase).
• Kongenital : Skoliosis
2. Nyeri pinggang diskogenik : Prosees patologis di diskus:
3. Spondilosis  Spondilosis ankilosa  HNP
4. Nyeri pinggang neurogenik : proses patologis di kanalis
spinalis, misalnya : Arachnoiditis, Tumor dalam kanalis
spinalis, Stenosis spinalis.
5. Nyeri rujukan; kelainan didalam rongga panggul, misalnya :
perut, retroperitoneal dapat memberikan rujukan nyeri ke
daerah lumbo sakral dan sakroiliaka.
6. Nyeri pinggang psikogenik; tidak mempunyai dasar organik
Pengobatan
1. Konservatif : diberikan obat simptomatis, mis
analgetik, muscle relaksan, tranquilizer minor
kalau perlu, neurotropik vitamin.
2. Operatif : apabila dengan konservatif gagal, selalu
terjadi kekambuhan/ sakit yang sangat hebat dan
terdapat defisit neurologis berupa gangguan miksi
dan defikasi.
3. Rehabilitasi medis.
SIRINGOMIELI
SIRINGOMIELI
• Merupakan kelainan kronis progresif yang ditandai
oleh adanya kavitas atau syrinx dalam pembentukan
kanalis sentralis medulla spinalis terutama segmen-
segmen servikalis medulla spinalis dan batang otak.
• Keadaan ini memutuskan traktus spinotalamikus
lateralis dan anterior saat menyilang medulla
spinalis dalam komisura grisea anterior dan
komisura alba.
Patofisiologi
• Syringomieli dapat berkembang dari
Malformasi Chiari atau Arachnoiditis.
Dengan meluasnya kavitasi akan
mengenai traktus dan syaraf-syaraf lain
Tanda dan gejala
1. Kehilangan suhu dan nyeri pada dermatom kedua sisi
tubuh sesuai dengan segmen medulla spinalis yang
terlibat.
2. Diskriminasi taktil , rasa getar dan propioseptif normal
3. Kelemahan LMN terutama otot kecil pada tangan
4. Dapat terjadi paralisis spastik bilateral kedua tungkai
5. Dapat ditemukan Syndroma Horner
BROWN-SQUARD SINDROM
Tanda dan gejala akan timbul setelah masa syok spinal
berakhir, yaitu :
1. Paralisis tipe LMN ipsilateral setinggi segmen lesi
2. Paralisis tipe UMN ipsilateral dibawah tingkat lesi
3. Anastesi pada kulit ipsilateral pada segmen yang
mengalami lesi
4. Kehilangan diskriminasi raba, rasa getar & propioseptif
ipsilateral dibawah lesi
5. Kehilangan rasa nyeri dan suhu kontralateral dibawah lesi
LESI TRANVERSAL TOTAL
Dapat disebabkan oleh fraktur dislokasi columna vertrebalis
oleh peluru / luka tusuk atau tumor yang meluas
Tanda-tanda akan terlihat setelah masa syok spinal berakhir
1. paralisis bilateral LMN pada segmen lesi dan atropi otot
2. paralisis spastik (UMN) bilateral dibawah tingkat lesi
3. kehilangan semua sensasi dibawah tingkat lesi
(diskriminasi,taktil,getaran dan propioseptik)
4. Fungsi VU dan saluran cerna tidak dibawah pengendalian
volunter atau tidak bisa dikendalikan
PERBEDAAN KONUS DAN KAUDA
KONUS KAUDA

1. Nyeri radikuler -Sifat spontan -Lebih berat


-Sedang -Jelas
-bilateral -Tanda utama

2. Sadle anestesi -Bilateral/simetris -Unilateral/asimetris


-Disosiasi sensibilitas (+) -Disosiasi sensibilitas (-)

3. gangguan trofik -Simetris -Asimetris


-Fasikulasi (+) -Fasikulasi (-)

4. Perubahan motorik -Dekubitus sering -dekubitus jarang

5. Refleks -KPR (+) -KPR (+)


-APR (-) -APR (+)

6. Kelainan vesika -Timbul dini -Timbul lambat


urinaria -Jelas -Tdk jelas

7. Fungsi seksual -Ereksi & ejakulasi TGG -Tdk jelas

8. Awitan -Tiba-tiba -Lambat


-Bilateral -Unilateral
SELESAI

Terima Kasih

You might also like