You are on page 1of 29

KULIAH 7

MEASUREMENT PERSPECTIVE APPLICATIONS

Sumber Utama (Scott, Bab 7).

Outline Kuliah:
1. Pendahuluan
2. Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
3. Instrumen Keuangan
4. Hedging – Lindung Nilai
5. Reporting on Risk
6. Kasus untuk Diskusi

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 1


PENDAHULUAN

 Perspektif pengukuran untuk meningkatkan


decision usefulness.
 Kandungan informasi laba pada harga saham hanya
2%-5% (Lev, 1989)
 Laporan keuangan berbasis HC terlambat mengakui
laba. Laporan keuangan berbasis HC juga tidak
mampu mengantisipasi kebangkrutan.
 Tuntutan hukum masyarakat terhadap akuntan
meningkat.
 FASB telah melakukan banyak usaha yang
berorientasi perspektif pengukuran dengan nilai
wajar.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 2


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Akuntansi Piutang dan Utang

• Piutang dan utang dinilai sebesar jumlah


kas yang diharapkan dapat diterima atau
dibayar. Karena dimensi waktunya
pendek, maka faktor diskonto diabaikan.
Pada dasarnya penilaian ini merupakan
konsep nilai tunai.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 3


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Cash Flows Fixed by Contract

• Kontrak capital lease dan utang jangka panjang


biasanya menggunakan basis nilai tunai. Capital lease
dinilai sebesar nilai tunai minimum pembayaran
leasing, menggunakan tingkat bunga terrendah yang
implisit dalam leasing atau tingkat bunga pinjaman
lessee. Nilai utang jangka panjang juga sama dengan
nilai tunai pembayaran bunga dan pokok masa depan
yang didiskontokan sebesar tingkat bunga efektif pada
saat utang dikeluarkan. Apabila tingkat bunga pasar
berubah sepanjang kontrak, nilai tunai leasing dan
kontrak utang tidak disesuaikan. Dengan demikian,
masih terlihat bahwa leasing dan kontrak utang jangka
panjang didasarkan pada historical cost. Aplikasi
perspektif pengukuran secara parsial diterapkan untuk
kasus ini.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 4


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
LCOM (Lower of Cost of Market)

• Surat berharga jangka pendek dan


persediaan dinilai dengan LCOM. Prinsip
konservatif mendasari konsep
pengukuran ini. Aplikasi perspektif
pengukuran diterapkan secara parsial
untuk kasus ini.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 5


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Push-Down Accounting

• Apabila sebuah perusahaan mengakuisisi


perusahaan lain dengan transaksi bebas
(arm’s-length transaction), maka
perusahaan yang mengakuisisi tersebut
dapat merevaluasi kembali aktiva dan
utang perusahaan yang diakuisisi. Hal ini
disebut sebagai push-down accounting.
Sebagian aplikasi perspektif pengukuran
sudah berlaku untuk kasus ini.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 6


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Ceiling Test for Capital Asset

• Pada dasarnya, aktiva tetap dinilai


sebesar kos. Namun ada ceiling test
apabila net carrying value (nilai buku
bersih) lebih besar dari net recoverable
amount. Net recoverable amount
ditentukan dengan mengestimasi arus kas
masa depan dan mencari nilai tunainya.
Ceiling test sepadan dengan LCOM.
Sebagian aplikasi perspektif pengukuran
berlaku untuk hal ini.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 7


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Ceiling Test for Capital Asset

• Ceiling test menuntut adanya penghapusan apabila


nilai buku bersih (net carrying value) aktiva tetap
melebihi jumlah yang dapat diterima (net
recoverable amount). Penentuan jumlah yang
dapat diterima membutuhkan estimasi tentang
arus kas masa depan dari penggunaan aktiva tetap
tersebut. Akan tetapi, arus kas masa depan
tersebut tidak didiskontokan (seperti dalam kondisi
ideal) karena tujuan ceiling test bukan untuk
penilaian (valuation), melainkan penentuan jumlah
yang dapat diterima (recovery).

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 8


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Ceiling Test for Capital Asset

• Konsep recovery dapat dibenarkan dalam konsep


konservatisme, tetapi sulit dalam konsep decision
usefulness. Hal ini terjadi karena dalam konsep
decision usefulnes seharusnya nilai informasi sama
apabila nilai pasar lebih tinggi dari kos
dibandingkan dengan apabila nilai pasar lebih
rendah dari kos. Di sisi lain, akuntan berpendapat
bahwa risiko terhadap tuntutan hukum lebih besar
apabila sejumlah tertentu aktiva tetap dinyatakan
terlalu tinggi (overstated) dibandingkan dengan
sejumlah yang sama aktiva tetap dinyatakan
terlalu rendah (understated). Berdasarkan
penjelasan tersebut, ceiling test terhadap aktiva
tetap merupakan penerapan sebagian dari konsep
measurement perspective sama seperti dalam
LCOM terhadap surat berharga dan persediaan.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 9


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Ceiling Test for Capital Asset

• Pada dasarnya, aktiva tetap dinilai


sebesar kos. Namun ada ceiling test
apabila net carrying value (nilai buku
bersih) lebih besar dari net recoverable
amount. Net recoverable amount
ditentukan dengan mengestimasi arus kas
masa depan dan mencari nilai tunainya.
Ceiling test sepadan dengan LCOM.
Sebagian aplikasi perspektif pengukuran
berlaku untuk hal ini.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 10


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Opensions and Other Post-Employment Benefits (OPEB)

• Di Kanada, akuntansi dana pensiun menggunakan basis


nilai tunai. Aktiva dana pensiun dinilai sebesar nilai
wajar. Utang dana pensiun dinilai sebesar nilai tunai
benefit yang akan diperoleh oleh karyawan. Biaya dana
pensiun suatu periode merupakan bagian dari nilai
tunai untuk periode tersebut. Pengembangan
penggunaan basis nilai tunai di Kanada tidak hanya
terhadap dana pensiun juga terhadap other post-
employment benefits (OPEB), misalnya program
kesehatan dan asuransi bagi karyawan. Di USA, hal
yang sama dilakukan dengan SFAS 106 tentang OPEB.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 11


Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama
Impaired Loans

• Ketentuan akuntansi tentang utang-


piutang bermasalah (impaired loans)
mengharuskan perusahaan untuk
menghapus tidak hanya pokok
melainkan juga bunga yang dianggap
tidak dapat recovered.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 12


Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas

SFAS 115

• Trading Securities (Sekuritas Diperdagangkan). Dibeli dan


dimiliki utamanya untuk dijual segera untuk memperoleh
income atas perubahan harga jangka pendek.
• Available-for-Sale Securities (Sekuritas Tersedia untuk
Dijual). Sekuritas ini mungkin dijual di masa depan.
• Held-to-Maturity Securities (Sekuritas Dimiliki Hingga Jatuh
Tempor). Sekuritas utang (obligasi) yang dimaksudkan
dipegang hingga jatuh tempo.

Klasifikasi di atas tergantung pada niat (intent) perusahaan

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 13


Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas - Utang

Category Valuation Unrealized Holding Other Income


Gain or Loss Effects
Held-to-maturity Amortized Not recognized Interest when
Cost earned; gains and
losses from sale
Trading Securities Fair Value Recognized in Interest when
Net Income earned; gains and
losses from sale
Available-for-Sale Fair Value Recognized as Other Interest when
Comprehensive Income and earned; gains and
as a separate component of losses from sale
stockholder’s equity

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 14


Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas - Ekuitas

Category Valuation Unrealized Holding Other Income


Gain or Loss Effects
Holdings Less
than 20%:
Trading Securities Fair Value Recognized in Dividends; gains
Net Income and losses from sale
Available-for-Sale Fair Value Recognized as Other Dividends; gains
Comprehensive Income and and losses from sale
as a separate component of
stockholder’s equity
Holdings Equity Not Recognized Proportionate share
between 20% Method of investee’s net
income
and 50%:
Holdings more Consolidate Not Recognized Not applicable
than 50%:

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 15


Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas - Ekuitas

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 16


Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas

• Gains trading (cherry-picking)


Gains trading adalah praktik yang digunakan oleh
lembaga keuangan untuk mengatur earnings yang
dilaporkan dengan cara tetap menggunakan metode
cost (bukan market) terhadap investasi portofolio yang
harga pasarnya naik dan segera dijual untuk
merealisasikan laba; sedangkan portofolio investasi lain
yang harga pasarnya tetap rendah dinilai tetap sebesar
kos sehingga tidak diakui adanya kerugian (karena
niatnya dianggap dimiliki dalam jangka panjang). Hal
ini dapat terjadi karena investasi portofolio jangka
panjang (sesuai dengan niat kepemilikannya) dapat
dicatat sebesar kos sedangkan niat perusahaan dapat
diubah sesuai dengan kepentingan pelaporan
keuangan.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 17


Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas

• Dalam SFAS 115 dinyatakan bahwa investasi yang niatnya


dipegang sampai dengan jatuh tempo (hold-to-maturity)
dapat menggunakan kos walaupun harga pasarnya lebih
rendah dari kos tersebut. Akan tetapi, apabila sebagian dari
investasi tersebut dijual sebelum jatuh tempo, maka sisanya
harus diubah menjadi surat berharga yang segera dijual
(available for sale) dan dinilai sebesar harga pasar. Dampak
dari aturan ini terhadap necara adalah terjadi reklasifikasi
investasi jangka panjang menjadi surat berharga jangka
pendek. Harga perolehan investasi akan diubah dari kos
menjadi harga pasar. FASB melakukan hal ini untuk
menghindari gains trading.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 18


Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas

• Dengan meningkatnya tingkat bunga surat


berharga obligasi, maka nilai obligasi tersebut
menurun. Bank yang menjual sebagian investasi
obligasinya akan mengalami pengurangan jumlah
dalam ekuitas perusahaan karena penurunan nilai
obligasi tersebut. Hal ini memang tidak
berpengaruh terhadap earnings yang dilaporkan,
namun jumlah ekuitas dalam neraca yang
dilaporkan kepada pemegang saham menurun.
SFAS 115 mengeluarkan laba atau rugi yang
belum direalisasi untuk menghindari cerry picking
yang dilakukan oleh perusahaan dengan
mengakui laba atas penjualan sebagian obligasi
yang niatnya dimiliki sampai jatuh tempo tanpa
menilai seluruh portofolio obligasinya yang belum
dijual.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 19


Instrumen Keuangan
Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas

• Gunakan teori pasar modal efisien untuk


mengevaluasi klaim dalam artikel tersebut
bahwa, dengan kenaikan tingkat bunga dan
nilai obligasi menurun, menghasilkan
penurunan tajam dalam ekuitas akan
menyebabkan investor “kecut” terhadap
saham bank. Dalam jawaban Saudara
pertimbangkan temuan Barth (1994) yang
menyatakan bahwa nilai pasar saham bank
dipengaruhi oleh informasi tentang nilai
wajar investasi sekuritas bank tersebut.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 20


Hedging – Lindung Nilai

 Tahun 1960-an, hanya 3% future trading termasuk


hedging. Tahun 1970-an, 65% future trading adalah
hedging. Tahun 1980-an, terjadi gejolak harga
komoditas, suku bunga, dan kurs valuta asing. FASB
mengidentifikasi ada 75 jenis instrumen hedging
 Sampai dengan 1998, belum ada pedoman
akuntansi hedging. Sebelum SFAS 133, hedging
hanya sebagai manajemen risiko, off balance sheet,
atau SFAS 115. Praktik beragam, informasi derivatif
berdasarkan HC kurang relevan, ada kemungkinan
gains trading/cherry picking
 Fair value adalah satu-satunya pengukuran yang
relevan untuk derivatif. Investor berada pada posisi
yang lebih baik untuk mengevaluasi keberhasilan
manajemen risiko perusahaan.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 21


Hedging – Lindung Nilai

 Ada derivatif untuk hedging, ada derivatif


bukan untuk hedging
 Derivatif untuk hedging
 Cash flow hedge
 Fair value hedge
 Foreign currency hedge

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 22


Hedging - Reaksi terhadap SFAS 133

 Kelebihan SFAS 133 (Wilson dan Rasch, 1998)


 Mengurangi inkonsistensi
 Meningkatkan komparabilitas
 Pedoman komprehensif
 Meningkatkan visibilitas
 Kelemahan SFAS 133 (Wilson dan Rasch, 1998)
 Pengertian derivatif terbuka. Instrumen derivatif
tumbuh sangat cepat (Leger dan Fortin, 1994)
 Volatilitas laba tinggi. Gambaran laba perbankan
tidak akurat (Strauss, 1998)
 Bukti empiris menunjukkan bahwa measurement
error lebih besar dengan fair value (Barth, 1994;
Yonetani dan Katsuo, 1998)

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 23


Hedging - Reaksi terhadap SFAS 133

 SFAS 133 menempatkan investor pada posisi yang


lebih baik untuk menilai manajemen risiko
perusahaan
 Fair value dalam SFAS 133 lebih meyediakan
informasi yang relevan dan mudah dipahami
dibandingkan informasi historical cost
 Pengukuran dengan fair value dapat menghindari
gains trading/cherry picking (Tanju, 1995; Ponemon
dan Raghunandan, 1993)
 Studi empiris menunjukkan bahwa kandungan
informasi fair value lebih besar daripada informasi
historical cost (Barth, 1994; Yonetani dan Katsuo,
1998)

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 24


Hedging - Reaksi terhadap SFAS 133

 FASB menunda tanggal berlaku SFAS 133


dari 15 Juni 1999 menjadi 15 Juni 2000
 Karena reaksi berlanjut, FASB
menginventalisir semua tanggapan
masyarakat dalam rangka perbaikan SFAS
133 sampai dengan April 2003
 FASB mengamandemen SFAS 133 menjadi
SFAS 149
 SFAS 149 berlaku sejak 15 Juni 2003

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 25


Reporting on Risk

• Dalam SFAC 1, badan akuntansi profesional mengakui bahwa


investor membutuhkan informasi risiko. Teori mengusulkan
bahwa beta saham merupakan satu-satunya ukuran risiko
spesifik terhadap perusahaan bagi diversifikasi portofolio
investor rasional. Beta biasanya diperkirakan dengan
menggunakan analisis regresi. Dari pernyataan di atas
terlihat bahwa pelaporan keuangan memiliki peran yang
kecil terhadap pelaporan risiko perusahaan. Tetapi perlu
diketahui bahwa beta dan ukuran risiko berbasis akuntansi
saling berkorelasi. Ukuran risiko berbasis laporan keuangan
dapat mengindikasikan arah dan besarnya perubahan dalam
beta.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 26


Reporting on Risk

• BKS, Beaver, Kettler, dan Scholes (1970), pertama kali


menguji hubungan antara beta dengan ukuran risiko
berbasis pelaporan keuangan. BKS menggunakan sampel
307 perusahaan yang terdaftar di NYSE untuk periode 1947
– 1956 dan 1957 – 1965. BKS mengukur berbagai ukuran
risiko berbasis laporan keuangan (misalnya dividend
payout, leverage, dan earnings variability). BKS
menemukan bahwa variabel akuntansi merupakan penaksir
yang lebih baik terhadap beta masa depan dibandingkan
dengan beta sekarang.
• Hamada (1972) menunjukkan bahwa, dalam kondisi ideal,
ada hubungan langsung antara rasio debt to equity
terhadap beta. Lev (1974) menemukan bahwa, dalam
kondisi ideal, ada hubungan langsung operating leverage
(rasio biaya operasi tetap terhadap biaya variabel)
terhadap beta. Dalam kondisi tidak ideal, setidaknya
sebagian dari hubungan langsung tersebut dapat terjadi.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 27


Reporting on Risk

• Beta pasar diukur dengan formula CAPM. Sedangkan


accounting based beta dapat dilihat dari:
– Financial leverage (perbandingan utang dengan modal).
Semakin besar utang, semakin besar risiko perusahaan.
– Operating leverage (perbandingan fixed cost dengan variable
cost). Semakin besar fixed cost perusahaan, maka semakin
besar risiko perusahaan tersebut.
• Dalam beberapa tahun terakhir ini, badan penyusun
standar menuntut perusahaan untuk memberikan
informasi yang berkaitan dengan risiko dalam laporan
keuangan tahunan. FASB 107 tentang Disclosures about
Fair Value of Financial Instruments dan FAS 133 tentang
Accounting for Derivatives and Hedging Activities
menuntut untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan
dengan risiko, misalnya informasi suplemen tentang
eksposur terhadap risiko kredit dan pasar serta risiko
kebijakan manajemen. Tidak hanya yang bersifat kualitatif
yang perlu dilaporkan, tetapi juga terkait dengan
perspektif pengukuran yang bersifat kuantitatif.

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 28


Kasus untuk Diskusi

• Berdasarkan GAAP, aktiva lancar tertentu


seperti kas, piutang dagang, dan surat
berharga (apabila current value-nya di bawah
cost) ditentukan sebesar nilai sekarang
(present value) atau nilai pasar (market
value). Apakah hal ini melanggar basis
akuntansi yang bersifat historical cost?

• Jelaskan mengapa sebuah perusahaan tidak


mesti mengurangi risiko harga (price risk)
menjadi nol dengan melakukan aktivitas
lindung nilai (hedging)?

Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 29

You might also like