Outline Kuliah: 1. Pendahuluan 2. Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama 3. Instrumen Keuangan 4. Hedging – Lindung Nilai 5. Reporting on Risk 6. Kasus untuk Diskusi
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 1
PENDAHULUAN
Perspektif pengukuran untuk meningkatkan
decision usefulness. Kandungan informasi laba pada harga saham hanya 2%-5% (Lev, 1989) Laporan keuangan berbasis HC terlambat mengakui laba. Laporan keuangan berbasis HC juga tidak mampu mengantisipasi kebangkrutan. Tuntutan hukum masyarakat terhadap akuntan meningkat. FASB telah melakukan banyak usaha yang berorientasi perspektif pengukuran dengan nilai wajar.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 2
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Akuntansi Piutang dan Utang
• Piutang dan utang dinilai sebesar jumlah
kas yang diharapkan dapat diterima atau dibayar. Karena dimensi waktunya pendek, maka faktor diskonto diabaikan. Pada dasarnya penilaian ini merupakan konsep nilai tunai.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 3
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Cash Flows Fixed by Contract
• Kontrak capital lease dan utang jangka panjang
biasanya menggunakan basis nilai tunai. Capital lease dinilai sebesar nilai tunai minimum pembayaran leasing, menggunakan tingkat bunga terrendah yang implisit dalam leasing atau tingkat bunga pinjaman lessee. Nilai utang jangka panjang juga sama dengan nilai tunai pembayaran bunga dan pokok masa depan yang didiskontokan sebesar tingkat bunga efektif pada saat utang dikeluarkan. Apabila tingkat bunga pasar berubah sepanjang kontrak, nilai tunai leasing dan kontrak utang tidak disesuaikan. Dengan demikian, masih terlihat bahwa leasing dan kontrak utang jangka panjang didasarkan pada historical cost. Aplikasi perspektif pengukuran secara parsial diterapkan untuk kasus ini.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 4
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama LCOM (Lower of Cost of Market)
• Surat berharga jangka pendek dan
persediaan dinilai dengan LCOM. Prinsip konservatif mendasari konsep pengukuran ini. Aplikasi perspektif pengukuran diterapkan secara parsial untuk kasus ini.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 5
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Push-Down Accounting
• Apabila sebuah perusahaan mengakuisisi
perusahaan lain dengan transaksi bebas (arm’s-length transaction), maka perusahaan yang mengakuisisi tersebut dapat merevaluasi kembali aktiva dan utang perusahaan yang diakuisisi. Hal ini disebut sebagai push-down accounting. Sebagian aplikasi perspektif pengukuran sudah berlaku untuk kasus ini.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 6
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Ceiling Test for Capital Asset
• Pada dasarnya, aktiva tetap dinilai
sebesar kos. Namun ada ceiling test apabila net carrying value (nilai buku bersih) lebih besar dari net recoverable amount. Net recoverable amount ditentukan dengan mengestimasi arus kas masa depan dan mencari nilai tunainya. Ceiling test sepadan dengan LCOM. Sebagian aplikasi perspektif pengukuran berlaku untuk hal ini.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 7
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Ceiling Test for Capital Asset
• Ceiling test menuntut adanya penghapusan apabila
nilai buku bersih (net carrying value) aktiva tetap melebihi jumlah yang dapat diterima (net recoverable amount). Penentuan jumlah yang dapat diterima membutuhkan estimasi tentang arus kas masa depan dari penggunaan aktiva tetap tersebut. Akan tetapi, arus kas masa depan tersebut tidak didiskontokan (seperti dalam kondisi ideal) karena tujuan ceiling test bukan untuk penilaian (valuation), melainkan penentuan jumlah yang dapat diterima (recovery).
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 8
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Ceiling Test for Capital Asset
• Konsep recovery dapat dibenarkan dalam konsep
konservatisme, tetapi sulit dalam konsep decision usefulness. Hal ini terjadi karena dalam konsep decision usefulnes seharusnya nilai informasi sama apabila nilai pasar lebih tinggi dari kos dibandingkan dengan apabila nilai pasar lebih rendah dari kos. Di sisi lain, akuntan berpendapat bahwa risiko terhadap tuntutan hukum lebih besar apabila sejumlah tertentu aktiva tetap dinyatakan terlalu tinggi (overstated) dibandingkan dengan sejumlah yang sama aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah (understated). Berdasarkan penjelasan tersebut, ceiling test terhadap aktiva tetap merupakan penerapan sebagian dari konsep measurement perspective sama seperti dalam LCOM terhadap surat berharga dan persediaan.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 9
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Ceiling Test for Capital Asset
• Pada dasarnya, aktiva tetap dinilai
sebesar kos. Namun ada ceiling test apabila net carrying value (nilai buku bersih) lebih besar dari net recoverable amount. Net recoverable amount ditentukan dengan mengestimasi arus kas masa depan dan mencari nilai tunainya. Ceiling test sepadan dengan LCOM. Sebagian aplikasi perspektif pengukuran berlaku untuk hal ini.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 10
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Opensions and Other Post-Employment Benefits (OPEB)
• Di Kanada, akuntansi dana pensiun menggunakan basis
nilai tunai. Aktiva dana pensiun dinilai sebesar nilai wajar. Utang dana pensiun dinilai sebesar nilai tunai benefit yang akan diperoleh oleh karyawan. Biaya dana pensiun suatu periode merupakan bagian dari nilai tunai untuk periode tersebut. Pengembangan penggunaan basis nilai tunai di Kanada tidak hanya terhadap dana pensiun juga terhadap other post- employment benefits (OPEB), misalnya program kesehatan dan asuransi bagi karyawan. Di USA, hal yang sama dilakukan dengan SFAS 106 tentang OPEB.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 11
Contoh Pengukuran yang Bertahan Lama Impaired Loans
• Ketentuan akuntansi tentang utang-
piutang bermasalah (impaired loans) mengharuskan perusahaan untuk menghapus tidak hanya pokok melainkan juga bunga yang dianggap tidak dapat recovered.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 12
Instrumen Keuangan Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas
SFAS 115
• Trading Securities (Sekuritas Diperdagangkan). Dibeli dan
dimiliki utamanya untuk dijual segera untuk memperoleh income atas perubahan harga jangka pendek. • Available-for-Sale Securities (Sekuritas Tersedia untuk Dijual). Sekuritas ini mungkin dijual di masa depan. • Held-to-Maturity Securities (Sekuritas Dimiliki Hingga Jatuh Tempor). Sekuritas utang (obligasi) yang dimaksudkan dipegang hingga jatuh tempo.
Klasifikasi di atas tergantung pada niat (intent) perusahaan
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 13
Instrumen Keuangan Penilaian Sekuritas - Utang
Category Valuation Unrealized Holding Other Income
Gain or Loss Effects Held-to-maturity Amortized Not recognized Interest when Cost earned; gains and losses from sale Trading Securities Fair Value Recognized in Interest when Net Income earned; gains and losses from sale Available-for-Sale Fair Value Recognized as Other Interest when Comprehensive Income and earned; gains and as a separate component of losses from sale stockholder’s equity
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 14
Instrumen Keuangan Penilaian Sekuritas - Ekuitas
Category Valuation Unrealized Holding Other Income
Gain or Loss Effects Holdings Less than 20%: Trading Securities Fair Value Recognized in Dividends; gains Net Income and losses from sale Available-for-Sale Fair Value Recognized as Other Dividends; gains Comprehensive Income and and losses from sale as a separate component of stockholder’s equity Holdings Equity Not Recognized Proportionate share between 20% Method of investee’s net income and 50%: Holdings more Consolidate Not Recognized Not applicable than 50%:
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 15
Instrumen Keuangan Penilaian Sekuritas - Ekuitas
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 16
Instrumen Keuangan Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas
• Gains trading (cherry-picking)
Gains trading adalah praktik yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk mengatur earnings yang dilaporkan dengan cara tetap menggunakan metode cost (bukan market) terhadap investasi portofolio yang harga pasarnya naik dan segera dijual untuk merealisasikan laba; sedangkan portofolio investasi lain yang harga pasarnya tetap rendah dinilai tetap sebesar kos sehingga tidak diakui adanya kerugian (karena niatnya dianggap dimiliki dalam jangka panjang). Hal ini dapat terjadi karena investasi portofolio jangka panjang (sesuai dengan niat kepemilikannya) dapat dicatat sebesar kos sedangkan niat perusahaan dapat diubah sesuai dengan kepentingan pelaporan keuangan.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 17
Instrumen Keuangan Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas
• Dalam SFAS 115 dinyatakan bahwa investasi yang niatnya
dipegang sampai dengan jatuh tempo (hold-to-maturity) dapat menggunakan kos walaupun harga pasarnya lebih rendah dari kos tersebut. Akan tetapi, apabila sebagian dari investasi tersebut dijual sebelum jatuh tempo, maka sisanya harus diubah menjadi surat berharga yang segera dijual (available for sale) dan dinilai sebesar harga pasar. Dampak dari aturan ini terhadap necara adalah terjadi reklasifikasi investasi jangka panjang menjadi surat berharga jangka pendek. Harga perolehan investasi akan diubah dari kos menjadi harga pasar. FASB melakukan hal ini untuk menghindari gains trading.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 18
Instrumen Keuangan Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas
• Dengan meningkatnya tingkat bunga surat
berharga obligasi, maka nilai obligasi tersebut menurun. Bank yang menjual sebagian investasi obligasinya akan mengalami pengurangan jumlah dalam ekuitas perusahaan karena penurunan nilai obligasi tersebut. Hal ini memang tidak berpengaruh terhadap earnings yang dilaporkan, namun jumlah ekuitas dalam neraca yang dilaporkan kepada pemegang saham menurun. SFAS 115 mengeluarkan laba atau rugi yang belum direalisasi untuk menghindari cerry picking yang dilakukan oleh perusahaan dengan mengakui laba atas penjualan sebagian obligasi yang niatnya dimiliki sampai jatuh tempo tanpa menilai seluruh portofolio obligasinya yang belum dijual.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 19
Instrumen Keuangan Penilaian Sekuritas Utang dan Ekuitas
• Gunakan teori pasar modal efisien untuk
mengevaluasi klaim dalam artikel tersebut bahwa, dengan kenaikan tingkat bunga dan nilai obligasi menurun, menghasilkan penurunan tajam dalam ekuitas akan menyebabkan investor “kecut” terhadap saham bank. Dalam jawaban Saudara pertimbangkan temuan Barth (1994) yang menyatakan bahwa nilai pasar saham bank dipengaruhi oleh informasi tentang nilai wajar investasi sekuritas bank tersebut.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 20
Hedging – Lindung Nilai
Tahun 1960-an, hanya 3% future trading termasuk
hedging. Tahun 1970-an, 65% future trading adalah hedging. Tahun 1980-an, terjadi gejolak harga komoditas, suku bunga, dan kurs valuta asing. FASB mengidentifikasi ada 75 jenis instrumen hedging Sampai dengan 1998, belum ada pedoman akuntansi hedging. Sebelum SFAS 133, hedging hanya sebagai manajemen risiko, off balance sheet, atau SFAS 115. Praktik beragam, informasi derivatif berdasarkan HC kurang relevan, ada kemungkinan gains trading/cherry picking Fair value adalah satu-satunya pengukuran yang relevan untuk derivatif. Investor berada pada posisi yang lebih baik untuk mengevaluasi keberhasilan manajemen risiko perusahaan.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 21
Hedging – Lindung Nilai
Ada derivatif untuk hedging, ada derivatif
bukan untuk hedging Derivatif untuk hedging Cash flow hedge Fair value hedge Foreign currency hedge
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 22
Hedging - Reaksi terhadap SFAS 133
Kelebihan SFAS 133 (Wilson dan Rasch, 1998)
Mengurangi inkonsistensi Meningkatkan komparabilitas Pedoman komprehensif Meningkatkan visibilitas Kelemahan SFAS 133 (Wilson dan Rasch, 1998) Pengertian derivatif terbuka. Instrumen derivatif tumbuh sangat cepat (Leger dan Fortin, 1994) Volatilitas laba tinggi. Gambaran laba perbankan tidak akurat (Strauss, 1998) Bukti empiris menunjukkan bahwa measurement error lebih besar dengan fair value (Barth, 1994; Yonetani dan Katsuo, 1998)
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 23
Hedging - Reaksi terhadap SFAS 133
SFAS 133 menempatkan investor pada posisi yang
lebih baik untuk menilai manajemen risiko perusahaan Fair value dalam SFAS 133 lebih meyediakan informasi yang relevan dan mudah dipahami dibandingkan informasi historical cost Pengukuran dengan fair value dapat menghindari gains trading/cherry picking (Tanju, 1995; Ponemon dan Raghunandan, 1993) Studi empiris menunjukkan bahwa kandungan informasi fair value lebih besar daripada informasi historical cost (Barth, 1994; Yonetani dan Katsuo, 1998)
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 24
Hedging - Reaksi terhadap SFAS 133
FASB menunda tanggal berlaku SFAS 133
dari 15 Juni 1999 menjadi 15 Juni 2000 Karena reaksi berlanjut, FASB menginventalisir semua tanggapan masyarakat dalam rangka perbaikan SFAS 133 sampai dengan April 2003 FASB mengamandemen SFAS 133 menjadi SFAS 149 SFAS 149 berlaku sejak 15 Juni 2003
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 25
Reporting on Risk
• Dalam SFAC 1, badan akuntansi profesional mengakui bahwa
investor membutuhkan informasi risiko. Teori mengusulkan bahwa beta saham merupakan satu-satunya ukuran risiko spesifik terhadap perusahaan bagi diversifikasi portofolio investor rasional. Beta biasanya diperkirakan dengan menggunakan analisis regresi. Dari pernyataan di atas terlihat bahwa pelaporan keuangan memiliki peran yang kecil terhadap pelaporan risiko perusahaan. Tetapi perlu diketahui bahwa beta dan ukuran risiko berbasis akuntansi saling berkorelasi. Ukuran risiko berbasis laporan keuangan dapat mengindikasikan arah dan besarnya perubahan dalam beta.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 26
Reporting on Risk
• BKS, Beaver, Kettler, dan Scholes (1970), pertama kali
menguji hubungan antara beta dengan ukuran risiko berbasis pelaporan keuangan. BKS menggunakan sampel 307 perusahaan yang terdaftar di NYSE untuk periode 1947 – 1956 dan 1957 – 1965. BKS mengukur berbagai ukuran risiko berbasis laporan keuangan (misalnya dividend payout, leverage, dan earnings variability). BKS menemukan bahwa variabel akuntansi merupakan penaksir yang lebih baik terhadap beta masa depan dibandingkan dengan beta sekarang. • Hamada (1972) menunjukkan bahwa, dalam kondisi ideal, ada hubungan langsung antara rasio debt to equity terhadap beta. Lev (1974) menemukan bahwa, dalam kondisi ideal, ada hubungan langsung operating leverage (rasio biaya operasi tetap terhadap biaya variabel) terhadap beta. Dalam kondisi tidak ideal, setidaknya sebagian dari hubungan langsung tersebut dapat terjadi.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 27
Reporting on Risk
• Beta pasar diukur dengan formula CAPM. Sedangkan
accounting based beta dapat dilihat dari: – Financial leverage (perbandingan utang dengan modal). Semakin besar utang, semakin besar risiko perusahaan. – Operating leverage (perbandingan fixed cost dengan variable cost). Semakin besar fixed cost perusahaan, maka semakin besar risiko perusahaan tersebut. • Dalam beberapa tahun terakhir ini, badan penyusun standar menuntut perusahaan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan risiko dalam laporan keuangan tahunan. FASB 107 tentang Disclosures about Fair Value of Financial Instruments dan FAS 133 tentang Accounting for Derivatives and Hedging Activities menuntut untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan risiko, misalnya informasi suplemen tentang eksposur terhadap risiko kredit dan pasar serta risiko kebijakan manajemen. Tidak hanya yang bersifat kualitatif yang perlu dilaporkan, tetapi juga terkait dengan perspektif pengukuran yang bersifat kuantitatif.
Dr. Baldric Siregar, MBA., Ak. 28
Kasus untuk Diskusi
• Berdasarkan GAAP, aktiva lancar tertentu
seperti kas, piutang dagang, dan surat berharga (apabila current value-nya di bawah cost) ditentukan sebesar nilai sekarang (present value) atau nilai pasar (market value). Apakah hal ini melanggar basis akuntansi yang bersifat historical cost?
• Jelaskan mengapa sebuah perusahaan tidak
mesti mengurangi risiko harga (price risk) menjadi nol dengan melakukan aktivitas lindung nilai (hedging)?
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya