Professional Documents
Culture Documents
EKLAMSIA DENGAN
SINDROMA HELLP
OLEH :
MUHAMMAD RIZAL SANGADJI
PEMBIMBING :
Dr. HOTMA PARTOGI PASARIBU, Sp.OG
• Iskemik plasenta
• VLDL versus anti toksin
• Maladaptasi imun
• Genetic imprinting
PATOFISIOLOGI
• Faktor uteroplasenter
FAKTOR PREDISPOSISI
• Primigravida atau nullipara, terutama
umur ekstrim yaitu remaja muda atau
umur 35 tahun ke atas
• Hiperplasentosis, yaitu mola hidatosa,
kehamilan ganda, diabetes mellitus,
hidrops fetalis, bayi besar.
• Riwayat keluarga pernah preeklampsia,
obesitas dan hidramnion
• Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi
yang sudah ada sebelum hamil
GEJALA DAN TANDA
• Epilepsi
• Pendarahan otak atau pendarahan
subarakhnoid
• Tumor otak
• Kejang karena obat anastesi
• Meningitis, ensefalitis dan diabetes
PENGELOLAAN EKLAMPSIA
• Terapi suportiv untuk stabilisasi pada ibu
• Selalu diingat ABC (airway, breathing,
circulation)
• Pastikan jalan nafas atas tetap terbuka
• Mengatasi dan mencegah kejang
• Koreksi hipoksemia dan academia
• Mengatasi dan mencegah kejang
• Mengatasi dan mencegah penyulit, khususnya
hipertensi krisis
• Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan
cara persalinan yang tepat
Pengobatan medicinal
• MgSO4
• Infus RL
• Antibiotika
• Perawatan pada serangan kejang
• Perawatan koma
• Diuretik hanya diberikan apabila ada tanda
edema paru, gagal jantung dan edema
anasarka. Anti hipertensi bila setelah
pemberian MgSO4 TD > 180/110 mmHg
• Kardiotonikum (cedilanid ) jika ada indikasi
• Tidak ada respon terhadap penanganan
konservatif pertimbangan seksio caesaria
Pengobatan Obstetrik
• Multipara
• Ibu > 25 tahun
• Ras kulit putih
• Riwayat keluaran kehamilan yang jelek
Manifestasi Klinis
• nyeri epigastrium
• nyeri perut kanan atas (90%)
• mual dan muntah (50%)
Diagnosis
• Hemolisis
- Kelainan apusan darah tepi
- Total bilirubin > 1,2 mg/dl
- Laktat dehidrogenase (LDH) > 600 U/L
• Peningkatan fungsi hati
Ny. H ,38 thn, G1P0000 datang ke IGD RSPM tanggal 18 – 03 – 2010 pukul 08.00 wib
dengan
Keluhan Utama : Kejang
Telaah : Hal ini dialami os sejak dirumah sebanyak 2x sejak pukul 06.00
Wib. Selama ± 2 menit. Riw kejang di dalam perjalanan ke RSPM 1x
Status Obstetrikus :
Abdomen : Membesar asimetris
TFU : 3 jari bpx, 30 cm
Teregang : Kiri
Terbawah : Kepala
Turunnya Kepala: 4/5
Gerak : (+)
DJJ : 144 x/i, reg.
His : (–)
EBW : 2800 – 3000 gr
Th/ :
Tirah baring
O2 3-4 ltr/i
MgSO4 20 % 4 gr (20 cc) IV (Loading dose)
IVFD RL 500cc + MgSO4 40% 12gr (30 cc) 14 gtt/i (Maintenance Dose)
Kateter menetap
Nifedipin 10 mg
Inj. Ampicilin 2 gr Skin test dulu
Persiapan Operasi
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik.
Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis di dinding abdomen, lalu abdomen
ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
Dibawah spinal anestesi dilakukan insisi midline pada kutis, subkutis. Fascia
digunting ke atas dan ke bawah, otot dikuakkan tumpul, peritoneum digunting ke
atas dan ke bawah.
Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, dilakukan insisi secara
korporal, selaput ketuban dipecahkan, kesan jernih.
Dengan meluksir kepala, lahir bayi ♂, BB : 3200 gr, PB : 48 cm, AS : 7/8
Tali pusat di klem di dua tempat kemudian digunting diantaranya, lalu dengan PTT
plasenta dilahirkan. Kesan lengkap.
Bekas insisi diklem di 4 tempat dengan oval klem.
Dilakukan pembersihan kavum uteri. Kesan bersih.
Dilakukan penjahitan uterus dengan kromik nomor 2 secara continous
interlocking dan dilanjutkan dengan overhecting serta reperitonealisasi.
Kavum abdomen dibersihkan. Kesan bersih.
Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis.
Subkutis dijahit secara subcuticuler.
Luka operasi ditutup dengan supratulle dan hypafix.
KU ibu post operasi : Baik / Sadar.
Therapi :
Instruksi :
NPO bila peristaltik (+)
Awasi VS dan Tanda – tanda perdarahan.
Cek Hb 2 jam post transfusi, bila 8 Transfusi sesuai kebutuhan
KU : Kejang (-)
SP : Sens : CM
TD : 190/100 mmHg
HR: 88 x/i
RR : 16 x/i
Temp. : 37 ºC
SO :
– Abdomen : Soepel
– TFU : 1 jari bawah pusat
– Kontraksi : Kuat
– ASI : (-)
– Peristaltik : (+) lemah
– Lochia : (+) rubra
– Luka operasi : Tertutup verband
– Flatus : -
– BAK : Kateter ; 600 cc
– BAB :-
– Proteinuria : +3
Rencana :
- Konsul Interna
- Pemeriksaan Panel Hellp Syndrom
- Cek proteinuria setiap hari
Hasil Laboratorium Post SC 18-03-2010 pukul 13.00 wib :
Hb : 9,0 gr/dl
Ht : 26,6 %
T : 70.000 /mm3
L : 17.300 /mm3
Status Lokalisata :
Mata : Konjuntiva palpebra inferior anemis (-), sclera ikterik (+)
Thoraks : Pulmo : SP : Vesikuler
ST : -
Cor : BJ (+) N
Status Obstetri
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N
TFU : 2 jari dibawah pusat
Peristaltik : (+) Kuat
Luka Operasi : Tertutup Verban
Kontraksi : (+) normal
Perdarahan/V : (-)
ASI : (-)
Flatus : (+)
BAB : (-)
BAK : (+) Kateter, 900 cc/ 4 jam
Proteinuria : (+) 1
Hasil Laboratorium (19-03-2010) :
Darah rutin
- Hb : 9,1 gr/dl
- HT : 29,3 %
- Leukos : 13.900/mm3
- Trombosit : 110.000/mm3
- Proteinuria : (+) 1
Faal Hati
:- SGOT : 120 U/L
- SGPT : 187 U/L
- Bilirubin total : 1,59 mg/dl
- Bilirubin direk : 0,90 mg/dl
Faal Ginjal
- Ureum : 95 mg/dl
Terapi :
• IVFD RL 20 gtt/i
• Injeksi Ampicillin 1 gr / 8 jam
• Injeksi Gentamycin 80 mg / 8 jam
• Movicox Supp / 8 jam
• Nifedipin 10 mg bila TD systole 180 mmHg atau
diastole 120 mmHg
• Injeksi Dexamethason i.v 10 – 10 – 5 – 5 mg / 12
jam
• Diet MB rendah garam
Rencana : Pindah rawat di ruangan
Follow Up di Ruangan
KU - - -
• Pada pemeriksaan fisik, Sensorium compos mentis, TD 200 / 120 mmHg, HR 98x/i, RR 22 x/i,
Temperatur 37,2 º C. Pada extremitas bawah dijumpai oedem pretibial. Pada pemeriksaan
Obstetrikus abdomen membesar asimetris, TFU 3 jari bpx (30 cm), teregang kiri, terbawah
kepala, turunnya 4/5, Gerak janin dijumpai, His tidak ada, DJJ 144 x/i reguler, EBW (2800-3000)
gram. Pada pemeriksaan dalam setelah pemberian SM regim, VT: Cevix tertutup. Lendir darah
pada sarung tangan tidak dijumpai. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai nilai Trombosit
88.000/mm3, SGOT 507 U/I, SGPT 257 U/I, Ureum 74 mg/dl, Creatinin 2,03 mg/dl, LDH 990 U/I,
Proteinuria (+3). Os di diagnosa dengan Eklampsia + Hellp Syndrome + PG + KDR (39 2/7
minggu ) + PK + AH + B. Inpartu.
• Setelah operasi lahir bayi ♀, BB 3200 gr, PB 48 cm, A/S 7/8, Anus (+), kemudian pasien dirawat
di ICU untuk perawatan selanjutnya. Selama dirawat di ICU pasien mendapat pengobatan secara
intensif dari bagian obgyn dan interna dan 2 hari kemudian pasien dipindahkan keruangan.
Setelah dirawat selama 5 hari pasca operasi maka pasien dipulangkan untuk kontrol kebagian poli
VIII RSPM 3 hari kemudian.
Permasalahan :
1. Apakah penanganan pasien diatas sudah tepat ?