You are on page 1of 43

LAPKAS HIDUP FM 1

EKLAMSIA DENGAN
SINDROMA HELLP
OLEH :
MUHAMMAD RIZAL SANGADJI

PEMBIMBING :
Dr. HOTMA PARTOGI PASARIBU, Sp.OG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK / RSUD dr. PIRNGADI
MEDAN
2010
PENDAHULUAN
• Preeklampsia / eklampsia merupakan penyakit
hipertensi kompleks yang mempengaruhi sistem
yang multipel. Yang sering terkena adalah
sistem saraf dan ini merupakan penyebab
morbiditas dan kematian bagi sebagian besar
wanita hamil.

• Di Indonesia eklampsia disamping


pendarahan dan infeksi masih merupakan
sebab utama kematian ibu, dan sebab
kematian perinatal yang tinggi.
DEFINISI EKLAMSIA

• Eklampsia adalah preeclampsia yang


disertai dengan kejang tonik – klonik
disusul dengan koma.
ETIOLOGI

Ada 4 Hipotesis utama yang paling


banyak diteliti :

• Iskemik plasenta
• VLDL versus anti toksin
• Maladaptasi imun
• Genetic imprinting
PATOFISIOLOGI

Penelitian menyatakan bahwa


patofisiologi eklamsia meliputi :

• Spasmus pembuluh darah

• Peningkatan respon pressor

• Faktor uteroplasenter
FAKTOR PREDISPOSISI
• Primigravida atau nullipara, terutama
umur ekstrim yaitu remaja muda atau
umur 35 tahun ke atas
• Hiperplasentosis, yaitu mola hidatosa,
kehamilan ganda, diabetes mellitus,
hidrops fetalis, bayi besar.
• Riwayat keluarga pernah preeklampsia,
obesitas dan hidramnion
• Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi
yang sudah ada sebelum hamil
GEJALA DAN TANDA

• Nyeri kepala daerah frontal


• gangguan penglihatan
• mual
• nyeri epigastrium
• hiper refleksia
• kejang
DIAGNOSA BANDING

• Epilepsi
• Pendarahan otak atau pendarahan
subarakhnoid
• Tumor otak
• Kejang karena obat anastesi
• Meningitis, ensefalitis dan diabetes
PENGELOLAAN EKLAMPSIA
• Terapi suportiv untuk stabilisasi pada ibu
• Selalu diingat ABC (airway, breathing,
circulation)
• Pastikan jalan nafas atas tetap terbuka
• Mengatasi dan mencegah kejang
• Koreksi hipoksemia dan academia
• Mengatasi dan mencegah kejang
• Mengatasi dan mencegah penyulit, khususnya
hipertensi krisis
• Melahirkan janin pada saat yang tepat dengan
cara persalinan yang tepat
Pengobatan medicinal

• MgSO4
• Infus RL
• Antibiotika
• Perawatan pada serangan kejang
• Perawatan koma
• Diuretik hanya diberikan apabila ada tanda
edema paru, gagal jantung dan edema
anasarka. Anti hipertensi bila setelah
pemberian MgSO4 TD > 180/110 mmHg
• Kardiotonikum (cedilanid ) jika ada indikasi
• Tidak ada respon terhadap penanganan
konservatif pertimbangan seksio caesaria

Pengobatan Obstetrik

• Semua kehamilan dengan eklamsia harus


diterminasi tanpa memandang umur kehamilan
dan keadaan janin
KOMPLIKASI
• Kerusakan neurologist yang permanen.
• Renal insuffisiensi dan gagal ginjal akut
• Perubahan fetal – plasenta abrupsio,
oligohidramnion
• Kerusakan hepar dan ruptur hepar
• DIC
• Kematian
PROGNOSA

• Kurang lebih 25% dari wanita dengan eklamsia


mempunyai kemungkinan hipertensi pada
kehamilan berikutnya
• Pada wanita penderita eklampsia multipara
mempunyai resiko tinggi untuk hipertensi
esensial
• Pada wanita penderita eklampsia multipara
mempunyai resiko mortalitas yang lebih tinggi
pada kehamilan berikutnya dibandingkan dengan
primipara.
SINDROMA HELLP
Preeklamsi-eklamsi dengan adanya
hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi
hepar dan trombositopenia.

HELLP merupakan singkatan dari H untuk


Hemolysis, EL untuk Elevated Liver Enzymes,
dan LP untuk Low Platelets.
ETIOLOGI DAN
PATOGENESIS

• Patogenesis sindroma HELLP sampai


sekarang belum jelas.

• Merupakan Diagnosa Laboratorium


FAKTOR RESIKO

• Multipara
• Ibu > 25 tahun
• Ras kulit putih
• Riwayat keluaran kehamilan yang jelek
Manifestasi Klinis

• nyeri epigastrium
• nyeri perut kanan atas (90%)
• mual dan muntah (50%)
Diagnosis

Kriteria diagnosis sindrom HELLP


(University of Tennessee, Memphis)

• Hemolisis
- Kelainan apusan darah tepi
- Total bilirubin > 1,2 mg/dl
- Laktat dehidrogenase (LDH) > 600 U/L
• Peningkatan fungsi hati

- Serum aspartate aminotransferase (AST) >


70 U/L
- Laktat dehidrogenase (LDH) > 600 U/L

• Jumlah trombosit yang rendah

- Hitung trombosit < 100.000/mm3


KLASIFIKASI
Klasifikasi Missisippi
• Klas I
Trombosit ≤ 50.000/ml
Serum LDH ≥ 600.000 IU/l
AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l
• Klas II
Trombosit > 50.000/ml sampai ≤
100.000/ml
Serum LDH ≥ 600.000 IU/
AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l
• Klas III
Trombosit > 100.000/ml sampai ≤
150.000/ml
Serum LDH ≥ 600.000 IU/l
AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l
PENATALAKSANAAN

Pada umur kehamilan < 37 minggu


stabilisasi kondisi ibu

Pada umur kehamilan >37 minggu


Akhiri persalinan
1. Menilai dan menstabilkan kondisi ibu

• Jika ada DIC, atasi koagulopati


• Profilaksis anti kejang dengan MgSO4
• Terapi hipertensi berat
• Rujuk ke pusat kesehatan tersier
• Computerised tomography (CT scan) atau
Ultrasonografi (USG) abdomen bila diduga
hematoma subkapsular hati
2. Evaluasi kesejahteraan janin

• Non stress test/tes tanpa kontraksi (NST)


• Profil biofisik
• USG

3. Evaluasi kematangan paru janin jika umur


kehamilan < 35 minggu

• Jika matur, segera akhiri kehamilan


• Jika immatur, beri kortikosteroid, lalu akhiri
kehamilan.
KOMPLIKASI

• DIC, solusio plasenta, adult respiratory


distress syndrome, kegagalan hepatorenal,
udem paru, hematom subkapsular, dan
ruptur hati.
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Ny. H ,38 thn, G1P0000 datang ke IGD RSPM tanggal 18 – 03 – 2010 pukul 08.00 wib
dengan
Keluhan Utama : Kejang
Telaah : Hal ini dialami os sejak dirumah sebanyak 2x sejak pukul 06.00
Wib. Selama ± 2 menit. Riw kejang di dalam perjalanan ke RSPM 1x

pukul 07.30 Wib. Selama ± 1 menit. Riw penurunan kesadaran (-).


Os sebelumnya, mengetahui adanya riwayat TD tinggi saat kontrol
ke bidan saat usia kehamilan 9 bln ( TD 180/120 mmHg ), Riw TD
tinggi sebelum hamil tidak diketahui. Riw nyeri kepala (-), Riw nyeri
epigastrium (-), Riw. mual-muntah (-), Riw mules-mules (-), Riw
keluar lendir darah (-),Riw keluar air (-), BAK / BAB (+) N

RPT : Hipertensi(-), DM(-), Asma (-), Epilepsi(-)


RPO :-
HPHT : 13 – 6 - 2009
TTP : 20 – 3 - 2010
ANC : Bidan, 4x

Riwayat persalinan : 1. Hamil ini

Status Present : Sens : Compos Mentis Anemis :–


TD : 200/120 mmHg Cyanose :–
HR : 98 x/i Icterus :–
RR : 22 x/i Dyspnoe :–
Temp : 37,2 º C Oedem : + Pretibial
Status Lokalisata :
Mata : Konjungtiva Palpebra inferior anemis (-)
Thoraks : Pulmo : SP : Vesikuler
ST : -
Cor : BJ (+) N

Status Obstetrikus :
Abdomen : Membesar asimetris
TFU : 3 jari bpx, 30 cm
Teregang : Kiri
Terbawah : Kepala
Turunnya Kepala: 4/5
Gerak : (+)
DJJ : 144 x/i, reg.
His : (–)
EBW : 2800 – 3000 gr

VT ( Setelah pemberian SM Regim ) :


Cx tertutup

ST : Lendir darah (-)


Hasil Laboratorium :

Hb : 13,9 gr% SGOT : 504 U/I


Hematokrit : 43,2 % SGPT : 257 U/I
Trombosit : 88.000 /mm3 Ureum : 74 mg/dl
Leukosit : 14.000 /mm3 Creatinin : 2,03 mg/dl
Proteinuria : +++(+3) LDH : 990 U/I
KGD ad Random : 136 mg/dl CT : 10’
BT : 4’
Dx/: Eklampsia + HELLP Syndrom + PG + KDR ( 39 2 / 7 mgg) + PK + AH + Belum
inpartu

R/: - Stabilisasi 4 – 6 jam


- SC Cito setelah stabilisasi

Th/ :
Tirah baring
O2 3-4 ltr/i
MgSO4 20 % 4 gr (20 cc) IV (Loading dose)
IVFD RL 500cc + MgSO4 40% 12gr (30 cc)  14 gtt/i (Maintenance Dose)
Kateter menetap
Nifedipin 10 mg
Inj. Ampicilin 2 gr  Skin test dulu
Persiapan Operasi

Lapor Supervisor VK dr. SN, SpOG  ACC


Laporan SC a/i Eklampsia
Lahir bayi ♀, BB : 3200 gr, PB : 48 cm, AS : 7/8

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik.
Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis di dinding abdomen, lalu abdomen
ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
Dibawah spinal anestesi dilakukan insisi midline pada kutis, subkutis. Fascia
digunting ke atas dan ke bawah, otot dikuakkan tumpul, peritoneum digunting ke
atas dan ke bawah.
Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan, dilakukan insisi secara
korporal, selaput ketuban dipecahkan, kesan jernih.
Dengan meluksir kepala, lahir bayi ♂, BB : 3200 gr, PB : 48 cm, AS : 7/8
Tali pusat di klem di dua tempat kemudian digunting diantaranya, lalu dengan PTT
plasenta dilahirkan. Kesan lengkap.
Bekas insisi diklem di 4 tempat dengan oval klem.
Dilakukan pembersihan kavum uteri. Kesan bersih.
Dilakukan penjahitan uterus dengan kromik nomor 2 secara continous
interlocking dan dilanjutkan dengan overhecting serta reperitonealisasi.
Kavum abdomen dibersihkan. Kesan bersih.
Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis.
Subkutis dijahit secara subcuticuler.
Luka operasi ditutup dengan supratulle dan hypafix.
KU ibu post operasi : Baik / Sadar.
Therapi :

• IVFD RL + MgSO4 40% 12 gr ( 30 cc )  14 gtt/i


• IVFD RL + Oxytocine 10 – 5 – 5  20 gtt/i
• Injeksi Ampicillin 1 gr / 8 jam
• Injeksi Gentamycin 80 mg / 8 jam
• Movicox Supp / 8 jam
• Nifedipin 10 mg bila TD systole  180 mmHg atau diastole  120 mmHg
• Injeksi Dexamethason i.v  10 – 10 – 5 – 5 mg / 12 jam

Instruksi :
NPO bila peristaltik (+)
Awasi VS dan Tanda – tanda perdarahan.
Cek Hb 2 jam post transfusi, bila  8  Transfusi sesuai kebutuhan

Hb 2 jam Post. Op. : 9,0 gr%


Follow Up di ICU
Tgl. 18 - 03 - 2010, Pkl. 14.00 wib

KU : Kejang (-)
SP : Sens : CM
TD : 190/100 mmHg
HR: 88 x/i
RR : 16 x/i
Temp. : 37 ºC

SL : Suara Pernafasan : Vesikuler


Suara Tambahan : Ronchi (-)

SO :
– Abdomen : Soepel
– TFU : 1 jari bawah pusat
– Kontraksi : Kuat
– ASI : (-)
– Peristaltik : (+) lemah
– Lochia : (+) rubra
– Luka operasi : Tertutup verband
– Flatus : -
– BAK : Kateter ; 600 cc
– BAB :-
– Proteinuria : +3

Dx/ : Post SC a/i Eklampsia +Hellp Syndrom + NH0


Terapi :
• IVFD RL + MgSO4 40% 12 gr ( 30 cc )  14 gtt/i
• IVFD RL + Oxytocine 10 – 5 – 5  20 gtt/i
• Injeksi Ampicillin 1 gr / 8 jam
• Injeksi Gentamycin 80 mg / 8 jam
• Movicox Supp / 8 jam
• Nifedipin 10 mg bila TD systole  180 mmHg atau
diastole  120 mmHg
• Injeksi Dexamethason i.v  10 – 10 – 5 – 5 mg / 12
jam

Rencana :
- Konsul Interna
- Pemeriksaan Panel Hellp Syndrom
- Cek proteinuria setiap hari
Hasil Laboratorium Post SC 18-03-2010 pukul 13.00 wib :
Hb : 9,0 gr/dl
Ht : 26,6 %
T : 70.000 /mm3
L : 17.300 /mm3

Hasil Konsul Interna Tanggal 18-03-2010


Dx. Hipertensi Stage II I + Post SC a/i Eklampsia + Hellp
Syndrome + NH0
Terapi : * Tirah baring
* Diet MB rendah garam
* Nifedipine 3x10 mg
* Captopril 3 x 25mg
* Lain-lain sesuai TS.
Follow Up di ICU
Tanggal 19-03-2010
KU : Kejang (-)
Status Presents :
Sensorium : CM Anemis : (-)
TD : 160 / 90 mmHg Ikterus : (-)
HR : 86 x/menit Sianosis : (-)
RR : 20 x/menit Dyspnoe: (-)
Temp : 36,8 0C Oedem : (-)

Status Lokalisata :
Mata : Konjuntiva palpebra inferior anemis (-), sclera ikterik (+)
Thoraks : Pulmo : SP : Vesikuler
ST : -
Cor : BJ (+) N
Status Obstetri
Abdomen : Soepel, Peristaltik (+) N
TFU : 2 jari dibawah pusat
Peristaltik : (+) Kuat
Luka Operasi : Tertutup Verban
Kontraksi : (+) normal
Perdarahan/V : (-)
ASI : (-)
Flatus : (+)
BAB : (-)
BAK : (+) Kateter, 900 cc/ 4 jam
Proteinuria : (+) 1
Hasil Laboratorium (19-03-2010) :
Darah rutin
- Hb : 9,1 gr/dl
- HT : 29,3 %
- Leukos : 13.900/mm3
- Trombosit : 110.000/mm3
- Proteinuria : (+) 1
Faal Hati
:- SGOT : 120 U/L
- SGPT : 187 U/L
- Bilirubin total : 1,59 mg/dl
- Bilirubin direk : 0,90 mg/dl
Faal Ginjal
- Ureum : 95 mg/dl

- Creatinin : 1,81 mg/dl


LDH : 1256 UI
Diagnosa : Post SC a/i Eklampsia + Hellp Syndrom +
NH1

Terapi :
• IVFD RL  20 gtt/i
• Injeksi Ampicillin 1 gr / 8 jam
• Injeksi Gentamycin 80 mg / 8 jam
• Movicox Supp / 8 jam
• Nifedipin 10 mg bila TD systole  180 mmHg atau
diastole  120 mmHg
• Injeksi Dexamethason i.v  10 – 10 – 5 – 5 mg / 12
jam
• Diet MB rendah garam
Rencana : Pindah rawat di ruangan
Follow Up di Ruangan

20 – 03 – 2010 21 – 03 – 2010 22 – 03 – 2010


NH3 NH4
NH2

KU - - -

TD 140 / 90 mmHg 140 / 80 mmHg 130 / 90 mmHg


HR 80 x/i 84 x/i 80 x/i
RR 22 x/i 20 x/i 20 x/i
T 37 0C 36,80C 36,5 0C
ASI (-) (+) (+)
TFU 2 jari bawah pusat 3 jari bawah pusat 3 jari bawah pusat
Peristaltik (+) Lemah (+) Kuat (+) Kuat
Luka operasi Tertutup verban Tertutup verban Kering (GV),Tertutup verban
Kontraksi (+) Kuat (+) Kuat (+) Kuat
P/V (-) (-) (-)
Flatus (+) (+) (+)
BAK (+) kuning jernih (+) kuning jernih (+) kuning jernih
BAB (+) (+) (+)
Proteinuria (+) 1 (-) (-)

Terapi : - IVFD RL  20 gtt/i -Amoxicillin 3 x 500 mg - Amoxicillin 3 x 500 mg


- Injeksi Ampicillin 1 gr / 8 jam - Metronidazole 3 x 500 mg - Metronidazole 3 x 500 mg
- Injeksi Gentamycin 80 mg / 8 jam - Asam Mefenamat 3 x 500mg -Asam Mefenamat 3x 500mg
- Movicox Supp / 8 jam - Flumucyl 2 x 600 mg - Flumucyl 2 x 600 mg
- Nifedipin 10 mg bila TD systole  - SF 1x1 - SF 1x1
180 mmHg atau diastole  120 - Nifedipin 3 x 10mg - Nifedipin 3 x 10mg
mmHg - Diet MB rendah garam - Diet MB rendah garam
- Flumucyl 2 x 600 mg - Kontrol poli VIII 3 hari lagi
- Diet MB rendah garam
OS PBJ
Hasil Laboratorium (22-03-2010) :
Darah rutin
- Hb : 9,4 gr/dl
- HT : 30,3 %
- Leukos : 12.700/mm3
- Trombosit : 180.000/mm3
- Proteinuria : (-)
Faal Hati
:- SGOT : 40 U/L
- SGPT : 47 U/L
- Bilirubin total : 1,19 mg/dl
- Bilirubin direk : 0,30 mg/dl
Faal Ginjal
- Ureum : 50 mg/dl

- Creatinin : 1,21 mg/dl


LDH : 856 UI
ANALISA KASUS
• Ny. H. 38 thn, G1P0000, datang ke IGD RSPM pada tanggal 18-03-2010 pukul 08.00 Wib dengan
keluhan utama kejang, hal ini dialami os dirumah sebanyak 2x sejak pukul 06.00 Wib, selama ± 2
menit. Riwayat kejang dalam perjalanan ke RSPM 1x sejak pukul 07.30 Wib, selama ± 1 menit.
Riwayat penurunan kesadran (-). Os sebelumnya mengetahui adanya riwayat tekanan darah tinggi
pada saat os kontrol ke bidan ( TD 180/120 mmHg, Riwayat disertai gejala impending eklampsia
(-), Riwayat tanda – tanda inpartu (-), Riwayat Hipertensi sebelum hamil (-), Riwayat DM (-),
Riwayat Asma (-). Dari HPHT kesan hamil aterm, dari riwayat ANS 4x ke bidan.

• Pada pemeriksaan fisik, Sensorium compos mentis, TD 200 / 120 mmHg, HR 98x/i, RR 22 x/i,
Temperatur 37,2 º C. Pada extremitas bawah dijumpai oedem pretibial. Pada pemeriksaan
Obstetrikus abdomen membesar asimetris, TFU 3 jari bpx (30 cm), teregang kiri, terbawah
kepala, turunnya 4/5, Gerak janin dijumpai, His tidak ada, DJJ 144 x/i reguler, EBW (2800-3000)
gram. Pada pemeriksaan dalam setelah pemberian SM regim, VT: Cevix tertutup. Lendir darah
pada sarung tangan tidak dijumpai. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai nilai Trombosit
88.000/mm3, SGOT 507 U/I, SGPT 257 U/I, Ureum 74 mg/dl, Creatinin 2,03 mg/dl, LDH 990 U/I,
Proteinuria (+3). Os di diagnosa dengan Eklampsia + Hellp Syndrome + PG + KDR (39 2/7
minggu ) + PK + AH + B. Inpartu.

• Selanjutnya dilakukan penatalaksanaan eklampsia yang komprehensif, meliputi pengawasan tanda


vital pasien, pemberian anti hipertensi, pemberian cairan infus dan monitoring balance cairan,
pemasangan kateter menetap, anti kejang MgSO4 dan kortikosteroid (dexamethasone rescue)
untuk penanganan Hellp Syndrome serta persiapan untuk dilakukan tindakan seksio sesarea
segera.

• Setelah operasi lahir bayi ♀, BB 3200 gr, PB 48 cm, A/S 7/8, Anus (+), kemudian pasien dirawat
di ICU untuk perawatan selanjutnya. Selama dirawat di ICU pasien mendapat pengobatan secara
intensif dari bagian obgyn dan interna dan 2 hari kemudian pasien dipindahkan keruangan.
Setelah dirawat selama 5 hari pasca operasi maka pasien dipulangkan untuk kontrol kebagian poli
VIII RSPM 3 hari kemudian.
Permasalahan :
1. Apakah penanganan pasien diatas sudah tepat ?

You might also like