Professional Documents
Culture Documents
PONDASI
BENDUNGAN URUGAN
MODUL PELATIHAN GALIAN DAN
PERBAIKAN PONDASI
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. GALIAN PONDASI DAN PERBAIKAN PONDASI
PERMUKAAN
BAB III. PEMETAAN GEOLOGI PERMUKAAN
BAB IV. PERBAIKAN PONDASI BAWAH PERMUKAAN
BAB V. PENGENALAN GROUTING
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Umum
1.2 Deskripsi Singkat
1.3 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
1.4 Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1.5 Pokok Bahasan
1.6 Petunjuk Belajar
II. GALIAN PONDASI DAN PERBAIKAN PONDASI PERMUKAAN
2.1 Umum
2.2 Pengeringan ( Dewatering )
2.2.1 Dasar Pertimbangan
2.2.2 Debit Pemompaan
2.2.3 Metode Pengeringan
2.2.4 Pemilihan Metoda Dewatering
2.3 Penggalian Pondasi Bendungan
2.3.1 Peledakan
2.3.2 Penggalian Menggunakan Alat Berat
2.4 Perbaikan Pondasi Permukaan
2.4.1 Umum
2.4.2 Pondasi Batuan
2.4.3 Pondasi Pasir Dan Kerikil
2.4.4 Pondasi Tanah
2.5 Penggalian Terowongan
2.5.1 Penggalian “Exploratory Adit”
2.5.2 Teknik Penggalian dan Cara Penerowongan
III. PEMETAAN GEOLOGI PERMUKAAN
3.1 Peta Dasar Yang Digunakan
3.1.1 Peta topografi untuk perencanaan umum
3.1.2 Peta topografi untuk perencanaan dasar dan perencanaan rinci
3.1.3 Peta topografi untuk supervisi dan pelaksanaan konstruksi
3.2 Cara Pemetaan
3.2.1 Lingkup Pekerjaan
3.2.2 Perlengkapan
3.2.3 Prosedur Pelaksanaan Pemetaan
3.2.4 Catatan Lain
3.3 Parameter Tanah
3.4 Hasil Pemetaan
Umum
Pekerjaan galian untuk pondasi bendungan pada prinsipnya adalah menggali
lapisan tanah/batuan guna membuat bidang dasar pondasi bendungan sehingga
penimbunan bendungan dapat dilakukan diatasnya dengan baik. Galian dilakukan
dengan mengikuti garis rencana galian dan didasarkan pada kondisi geologi
batuan dasar. Persyaratan umum pondasi bendungan urugan adalah harus
memiliki kuat geser dan tingkat kedap air yang cukup sesuai persyaratan desain.
Lempung dan pasir halus yang kuat gesernya rendah, material kompresif
(compressible), mudah tererosi, porus, pada prinsipnya harus dibuang pula.
Namun apabila membuang lapisan tanah jelek tersebut secara ekonomis terlalu
mahal misal karena penyebarannya yang luas, harus dilakukan upaya perbaikan
pondasi. Upaya perbaikan pondasi bendungan akan tergantung pada jenis
pondasi bendungan dan bentuk permukaan pondasi.
- pondasi batuan,
- pondasi pasir dan kerikil,
- pondasi tanah.
Pengeringan (Dewatering)
Dalam pelaksanaan pengeringan dasar pondasi hasil penggalian perlu
beberapa pertimbangan antara lain :
Dasar Pertimbangan
Setelah selesai pekerjaan pengelakan sungai, kemudian dilanjutkan
dengan pekerjaan pengeringan terutama pada galian pondasi bendungan
di alur sungai lama. Air yang harus dikuras dapat berasal dari :
1.Dasar galian, berupa rembesan atau sumber air tanah, genangan air
hujan dan air limbah operasi pekerjaan.
2.Rembesan dari arah hulu sungai, dibalik bendungan pengelak depan
(hulu).
3.Rembesan dari arah hilir sungai, dibalik bendungan pengelak hilir.
4.Rembesan dari arah kedua tebing sungai.
Dalam menyiapkan rencana sistem pengeringan harus
mempertimbangkan : debit pengeringan, penurunan muka air yang
diinginkan, jenis dan jumlah serta penempatan pompa harus direncanakan
sebelum penggalian dimulai.
Debit rembesan dapat dihitung dengan rumus Darcy untuk formasi batuan
yang berpori, untuk rongga-rongga tabular (tabular void) atau rekahan
dihitung dengan rumus pengaliran pipa.
Pemilihan Metoda Dewatering
Metoda dewatering yang cukup memadai dan berhasil tidak
hanya didasarkan pada luas dan kedalaman pekerjaan
galian, penurunan muka air tanah dan lamanya pengontrolan
muka air tanah, tetapi tergantung pula pada sifat dan data
lapisan tanah di sekitar kegiatan dewatering. Secara umum,
pemilihan metoda dewatering dapat didasarkan kepada jenis
lapisan tanah, namun metoda ini tidak dapat menyelesaikan
setiap permasalahan di lokasi masing-masing kegiatan,
karena setiap kegiatan dewatering memiliki data yang spesifik
secara individu yang akan berlainan dengan lokasi lainnya.
Metode Pengeringan
Mortar
Papan Kayu
Muka
Galian
(a) Saluran terbuka dan saluran tempel (b) Detil saluran tempel
Cara ini adalah merupakan cara yang tidak langsung untuk menurunkan muka air
tanah (MAT) di luar rencana galian (daerah kerja)
Metode pompa titik (wellpoint) ini cocok digunakan pada galian berupa lapisan
pembawa air dangkal dan efektif untuk lapisan pasir berlapis. Konstruksi
sumur/pipa terdiri pipa saringan, diameter 5 cm hingga 7,5 cm dan panjang 30 cm
hingga 105 cm.
Denah sistem Pengeringan pompa titik (atas) dan potongan melintang (bawah)
Kalau digabung dengan pompa titik, cara ini merupakan kombinasi sumur dan
pompa titik.
Metode sumur dalam ini cocok untuk menurunkan muka air tanah (MAT) yang
bersifat lulus airnya meningkat sesuai kedalamannya (bertambah dalam
bertambah lulus air). Pemompaan dapat dilakukan dengan pompa hisap rendam
(submersible pump) atau sistem pipa pengeluar (ejector).
f. Pengeringan Elektro Osmosis
3). Shotcrete
Shotecrete adalah beton atau mortar yang disemprotkan dengan tekan udara
dan kecepatan yang tinggi, hingga tekanan pancarannya mampu memadatkan
beton atau mortar pada bidang permukaan batuan pondasi.
Umum
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a)Lakukan pemeriksaan pondasi secar teliti untuk mengetahui kondisi massa pasir
dan kerikil terutama distribusi ukuran butirannya dan karakteristik perlapisannya.
b)Mengingat debit rembesan lapisan pasir dan kerikil yang besar, selama
pelaksanaan perlu dilakukan pengujian kelulusan air langsung di lapangan dengan
cara uji pemompaan (pumping test) agar diperoleh data permeabilitas lapangan
yang akurat.
c)Secara umum pondasi pasir dan kerikil memiliki daya dukung yang baik untuk
bendungan urugan dengan tinggi antara 40 m hingga 50 m. Namun pada pondasi
pasir berbutir halus dengan koefisien keseragaman < 10 % dan kepadatan relatif <
70% serta mudah luluh bila dipadatkan secara berlebihan dengan getaran, maka
pondasi tersebut harus diperbaiki.
d)Pondasi pasir bergradasi seragam yang berada di daerah rawan gempa, angka
kepadatan relatif-nya harus > 70% ; bila kurang harus diperbaiki secara khusus
karena rawan terhadap likuifaksi.
e)Pondasi pasir kerikil umumnya sangat porus, selama pelaksanaan pekerjaan,
perlu pengeringan (dewatering) secara terus menerus dengan pemompaan dan
untuk menjaga kehandalan sistem pengeringan harus ada unit cadangan pompa.
2. Perbaikan pondasi permukaan :
a)Galian: semua bentuk tidak beraturan pada permukaan, alur-alur dan
material yang mudah terhanyut (washout) harus dihilangkan. Lereng
galian harus cukup landai untuk mencegah terjadinya kelongsoran, minimal
dengan kemiringan 1:1.
b)Pondasi dibawah zona inti: perlu dipadatkan hingga memiliki kekuatan
yang cukup, sesuai dengan karakteristik material timbunan diatasnya.
c)Pemadatan pondasi: upaya pemadatan pondasi pasir kerikil dapat
dilakukan dengan mesin gilas ban karet (rubber tire roller) atau mesin gilas
roda baja getar (vibratory roller) dengan memperhatikan angka frekwensi
alami (natural frequency) dari jenis pasir dan alat pemadat. Mesin gilas
roda baja getar, lebih sering menjadi pilihan karena dapat menghasilkan
permukaan yang lebih baik untuk penimbunan urugan tanah lapis pertama.
d)Pencegahan terjadinya aliran buluh: untuk mencegah ter-erosinya
material timbunan tanah masuk kedalam pondasi, material timbunan tanah
perlu diberi perlindungan dengan filter atau dengan menggunakan bahan
timbunan yang tidak erosif (non erodible) yang berplastisitas tinggi,
ditempatkan pada bidang pertemuan dengan pondasi. Zona filter
ditempatkan dihilir paritan halang (cutoff trench) dan dibawah timbunan
shell hilir seperti pada gambar 2.23.
Contoh penempatan zona filter pada pondasi pasir kerikil
Pondasi Tanah (Soil Foundation)
1. Umum
Dalam pelaksanaan galian pondasi, sering dijumpai pondasi tanah yang
bersifat burai (slaking) yang dapat terjadi karena terekspose ke udara atau
sinar matahari (air slaking), atau karena air (water slaking). Ada beberapa
cara untuk mengatasinya, antara lain :
1)Bila tanah pondasi bersifat burai oleh air adalah dengan membebaskan
dari genangan air atau kondisi basah, sedang bagi pondasi yang burai
oleh udara serta sinar matahari adalah dengan dengan peneduhan atau
operasi penggalian pada malam hari.
2)Dengan metode gali-timbun, dimana galian pondasi yang terbuka
segera diikuti pekerjaan penimbunan sehingga tidak sempat burai.
Biasanya penggalian dilakukan dalam 2 tahap, tahap I: penggalian
dihentikan sampai sekitar 30~50 cm sebelum rencana batas galian, tahap
II: penggalian dilakukan sampai rencana batas galian setelah penimbunan
siap dilaksanakan, setelah itu langsung dilakukan penimbunan.
3)Galian yang terbuka segera ditutup dengan shotcrete atau gunite
blanket dengan mortar halus setebal 2 cm hingga 5 cm.
2. Perbaikan pondasi permukaan
1) Galian : semua bentuk tidak beraturan pada permukaan, alur-alur dan
material yang mudah terhanyut (washout) harus dihilangkan. Lereng
galian kemiringannya harus 1:1.
2) Pondasi dibawah zona inti: perlu dipadatkan hingga memiliki
kekuatan yang cukup, sesuai dengan karakteristik material timbunan
diatasnya.
3) Pemadatan pondasi tanah: dilakukan dengan mesin gilas kaki domba
(sheepfoot roller ) sebanyak 12 lintasan. Bila pondasi cukup teguh
untuk penetrasi kaki-kaki mesin gilas, lapisan atas pondasi dapat di
cacah dengan alat bajak (disk) sedalam 15 cm kemudian dibasahi
dengan air dan dipadatkan.
4) Permukaan yang halus yang diakibatkan oleh lintasan peralatan
konstruksi (truck, dll) pada kegiatan pemadatan sebelumnya, harus di
cacah lebih dulu sebelum dilakukan penghamparan timbunan
berikutnya.
5) Untuk pondasi tanah yang tergrouting dengan baik dan tanah dengan
tingkat over-konsolidasi yang tinggi yang dapat pecah menjadi
bongkah-bongkah keras, tidak harus dicacah dan dicampur dengan
material inti, tetapi diperlakukan seperti penimbunan tanah pada
pondasi batuan.
Penggalian Terowongan
Dalam pelaksanaan penggalian terowongan, pertama kali yang dilakukan
adalah membuat terowongan uji di bagian hulu dan hilir terowongan
tersebut untuk selanjutnya terowongan uji ini dapat dibuat untuk
pembuatan portal terowongan (tunnel portal).
1). Cakupan :
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk membuat "exploratory adit" atau
terowongan uji, yaitu terowongan berukuran kecil (kurang lebih 2 m x 2 m)
untuk tujuan :
Maksud dari perbaikan pondasi pasir dan kerikil dibawah permukaan ini
dapat di uraikan sebagai berikut :
Material : acrylamide
iii. 2,0 shot, bahan komponen A dan komponen B melalui inner dan
outer injection pipe bercampur pada titik grout length dengan gel time
< 3 merit. Material : poly - uretane.
3. Sumur Pelepas (Relief Wells)
Sumur pelepas berfungsi untuk mengurangi tekanan air pori yang berlebihan dari
lapisan pondasi. Apabila dijumpai gejala artesis dari bawah pondasi, tekanan
pisometrik, tekanan angka dan erosi buluh dapat direduksi.
Sifat fisik dan teknik tanah mempunyai arti yang penting terutama bila
grouting akan di pertimbangkan sebagai bagian dari penggalian
terowongan. Sifat teknik dari tanah / batuan dalam kaitannya dengan
penerowongan adalah untuk mengetahui :
Umum