You are on page 1of 56

Asuhan Keperawatan Anak

AUTISME
Nur Lailatul M
 Autisme itu bukan penyakit tapi
merupakan "gangguan perkembangan“
 Kata autis berasal dari bahasa Yunani
"auto" = sendiri ; ditujukan pada
seseorang yang menunjukkan gejala
"hidup dalam dunianya sendiri".
 Istilah autis diperkenalkan pertama kali oleh Leo
Kanner ; psikiater dari Harvard (Kanner, Austistic
Disturbance of Affective Contact) pada tahun
1943
 Berdasarkan pengamatan terhadap 11
penyandang yang menunjukkan gejala :
kesulitan berhubungan dengan orang lain,
mengisolasi diri, perilaku yang tidak biasa dan
cara berkomunikasi yang aneh
Definisi :
 Autis adalah gangguan perkembangan
pervasif pada anak yang ditandai dengan
adanya gangguan dan keterlambatan
dalam bidang kognitif, bahasa,
perilaku, komunikasi dan
interaksi sosial
Definisi :
 Autisme atau biasa disebut ASD (Autistic
Spectrum Disorder) : gangguan
perkembangan fungsi otak yang komplex
dan sangat bervariasi (spektrum).
 Biasanya gangguan perkembangan ini
meliputi cara berkomunikasi, ber-
interaksisosial dan kemampuan ber-
imajinasi.
Kejadian :
 Penyandang ASD anak lelaki lebih banyak
( 4 x lebih banyak) dibanding penyandang
ASD anak perempuan.
pengkajian :
Kaji ciri-ciri anak dengan autisme :
 Sejak lahir sampai umur 24 - 30 bulan
anak-anak penyandang autis umumnya
terlihat normal.
 Setelah itu orang tua akan melihat adanya
keterlambatan berbicara dan keanehan
dalam berinter-aksi dengan teman2nya.
 Suka dengan benda2 yang berputar, tidak
bisa memainkan mainan dengan benar
ciri-ciri anak autis :
1. Gangguan dalam komunikasi verbal maupun
nonverbal meliputi :
 Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau
sama sekali tidak dapat berbicara.
 Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya
dengan arti yang lazim digunakan.
 Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan
hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat.
 Kata-kata yang tidak dapat dimengerti orang lain
("bahasa planet").
 Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam
konteks yang sesuai
 Ekolalia (meniru atau membeo), menirukan kata, kalimat
atau lagu tanpa tahu artinya. Bicaranya monoton seperti
robot. Bicara tidak digunakan untuk komunikasi dan imik
datar
2. Gangguan dalam bidang
interaksi sosial meliputi :
 menolak atau menghindar untuk bertatap muka.
 tidak menoleh bila dipanggil, sehingga sering
diduga tuli.
 merasa tidak senang atau menolak dipeluk.
 bila menginginkan sesuatu, menarik tangan
tangan orang yang terdekat dan berharap orang
tersebut melakukan sesuatu untuknya.
 tidak berbagi kesenangan dengan orang lain.
 saat bermain bila didekati malah menjauh.
 bila menginginkan sesuatu ia menarik tangan
orang lain dan mengharapkan tangan tersebut
melakukan sesuatu untuknya.
3. Gangguan dalam bermain
diantaranya adalah:
 Bermain sangat monoton dan aneh misalnya
menderetkan sabun menjadi satu deretan yang
panjang
 Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti
kertas, gambar, kartu atau guling, terus
dipegang dibawa kemana saja dia pergi. Bila
senang satu mainan tidak mau mainan lainnya.
 Tidak menyukai boneka, tetapi lebih menyukai
benda yang kurang menarik seperti botol,

gelang karet, baterai atau benda lainnya
Next…..

 Tidak spontan / reflek dan tidak dapat


berimajinasi dalam bermain.
 Tidak dapat meniru tindakan temannya dan
tidak dapat memulai permainan yang bersifat
pura pura.
 Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas
angin yang berputar atau angin yang bergerak.
 Perilaku yang ritualistik sering terjadi sulit
mengubah rutinitas sehari hari, misalnya bila
bermain harus melakukan urut-urutan tertentu,
bila bepergian harus melalui rute yang sama.
4. Gangguan perilaku dilihat dari
gejala :
 sering dianggap sebagai anak yang senang
kerapian harus menempatkan barang tertentu
pada tempatnya.
 Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila
masuk dalam rumah yang baru pertama kali ia
datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan
kesana kemari, berlari-lari tak tentu arah.
 Mengulang suatu gerakan tertentu
(menggerakkan tangannya seperti burung
terbang). Ia juga sering menyakiti diri sendiri
seperti memukul kepala atau membenturkan
kepala di dinding.
Next….
 Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat
pasif (pendiam), duduk diam bengong dengan
tatap mata kosong. Marah tanpa alasan yang
masuk akal.
 Amat sangat menaruh perhatian pada satu
benda, ide, aktifitas ataupun orang.
 Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat
sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri.
 Gangguan kognitif tidur, gangguan makan dan
gangguan perilaku lainnya
5. Gangguan perasaan dan emosi :
 dapat dilihat dari perilaku tertawa-tawa sendiri,
menangis atau marah tanpa sebab nyata.
 Sering mengamuk tak terkendali (temper
tantrum), terutama bila tidak mendapatkan
sesuatu yang diinginkan.
 Sering mengamuk tak terkendali (temper
tantrum)bila keinginannya tidak didapatkannya,
bahkan bisa menjadi agresif dan merusak..
 Tidak dapat berbagi perasaan (empati) dengan
anak lain
6. Gangguan dalam persepsi sensoris
meliputi :
 perasaan sensitif terhadap cahaya,
pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa
(lidah) dari mulai ringan sampai berat.
 menggigit, menjilat atau mencium mainan atau
benda apa saja.
 bila mendengar suara keras, menutup telinga.
Menangis setiap kali dicuci rambutnya.
 merasakan tidak nyaman bila diberi pakaian
tertentu.
 Tidak menyukai rabaan atau pelukan, Bila
digendong sering merosot atau melepaskan diri
dari pelukan.
Penyebab..
Menurut Sufehmi (2006) penyebab pasti autisme
belum diketahui sampai saat ini. Kemungkinan
besar ada banyak penyebab autisme, bukan
hanya satu. yang dicurigai berpotensi untuk
menyebabkan autisme, antara lain :
1. Vaksin yang mengandung Thimerosal
 Thimerosal adalah zat pengawet yang digunakan
di berbagai vaksin.
2. Televisi
 Ada kemungkinan bahwa TV bisa menjadi
penyebab autisme pada anak, terutama yang
menjadi jarang bersosialisasi.
3. Genetik
4. Makanan
 Berbagai zat kimia yang ada pada makanan
modern (pengawet, pewarna dan lain-lain)
dicurigai dapat menjadi penyebab dari autisme.
5. Radiasi pada janin / bayi
6. Folic Acid
7. Sekolah lebih awal
 beberapa anak jadi mengalami shock dan bakat
autismenya menjadi muncul dengan sangat
jelas.
Penyebabnya?
1. Genetik dan heriditer 6. Metilation
2. Teori Kelebihan Opioid 7. Imunitas Teori Autoimun dan
1. Unsur Opioid-like Alergi makanan
2. Kekurangan enzyme 8. Zat darah penyerang kuman
Dipeptidyl peptidase ke Myelin Protein Basis dasar
3. Dermorphin Dan Sauvagine 9. Teori Infeksi Karena virus
4. Opioids dan secretin Vaksinasi
5. Opioids dan glutathione 10. Teori Sekretin
6. Opioids dan 11. Teori kelainan saluran cerna
immunosuppression (Hipermeabilitas
3. Gluten/Casein Teori Dan Intestinal/Leaky Gut)
Hubungan gangguan Celiac 12. Paparan Aspartame
1. IgA urine 13. Kekurangan Vitamin, mineral
2. Teori Gamma Interferon
nutrisi tertentu
14. Orphanin Protein
3. Teori Metabolisme Sulfat
4. Kolokistokinin
5. Oksitosin Dan Vasopressin
cara penanganannya?
 Terapi juga harus bersifat individual dan
disesuaikan dengan umur, fase
perkembangan dan gejala yang
ditemukan.
 Contoh :
terapi-terapi yang biasa diberikan adalah
Terapi ABA (Applied Behaviour Analysis),
SI/OT (Sensory Integration/Occupational
Therapy), BT (Biomedical Treatment )
Penatalaksanaan :
 Jenis terapi yang diperlukan pada penderita
autisme antara lain (Handojo, 2006:29)
1. Terapi perilaku
 Berbagai jenis terapi perilaku telah
dikembangkan untuk mendidik anak-anak
dengan kebutuhan khusus, termasuk
penyandang autisme untuk mengurangi perilaku
yang tidak lazim dan menggantinya dengan
perilaku yang bisa diterima dalam masyarakat.
Terapi perilaku ini terdiri dari terapi wicara,
terapi okupasi dan menghilangkan perilaku yang
asosial.
Next…
2. Terapi biomedik
 Jenis terapi biomedik yang dapat diberikan pada penderita antara
lain obat, vitamin, mineral, food suplements. Dosis dan jenisnya
sebaiknya diserahkan kepada dokter spesialis. Baik obat maupun
vitamin hendaknya diberikan secara sangat hati-hati, karena baik
obat maupun vitamin dapat memberikan efek yang tidak
dikehendaki.
3. Sosialisasi ke sekolah reguler
 Hal ini bertujuan untuk melatih kemampuan komunikasi dan
sosialisasi dengan anak-anak sebayanya.
4. Sekolah (Pendidikan) Khusus
 Dalam pendidikan khusus biasanya didalamnya sudah termasuk
terapi perilaku, terapi wicara dan terapi okupasi. Dan bila perlu
dapat ditambahkan dengan terapi obat-obatan, vitamin dan nutrisi
yang memadai.
PENCEGAHAN :
1. Periode Kehamilan
2. Periode Persalinan
3. Periode Usia Bayi
Masalah Keperawatan
1. Gangguan komunikasi verbal
2. Ganguan Interaksi sosial
3. Gangguan pertumbuhan &
perkembangan
4. Resiko Tinggi Cidera
5. Perubahan proses keluarga
Nursing Consideration :
1. Pengembangan program pengenalan dini
gejala autisme anak pada keluarga
2. Health Education : pencegahan melalui
pengoptimalan Perinatal Care
3. Stimulasi proses tumbuh kembang anak
penyandang autisme
Attention Deficits Hiperactivity
Disorder (ADHD)
ADHD adalah :
 Kondisi neurologis yang menimbulkan masalah
dalam pemusatan perhatian dan hiperaktivitas-
impulsivitas, dimana tidak sejalan dengan
perkembangan usia anak.
 ADHD lebih kepada kegagalan perkembangan
dalam fungsi sirkuit otak yang bekerja dalam
menghambat monitoring dan kontrol diri, bukan
semata-mata gangguan perhatian seperti asumsi
selama ini
Pengkajian..

Pengkajian pada anak dengan ADHD


biasanya berfokus kepada perilaku
yang dapat dikelompokkan dalam 2
kategori utama, yaitu :
1. Kurangnya kemampuan
memusatkan perhatian
2. Hiperaktivitas-impulsivitas.
 Kurangnya kemampuan memusatkan
perhatian dapat muncul dalam perilaku :
a. Ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan
kecerobohan dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain.
b. Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas
bermain
c. Kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang
lain
d. Tidak mengikuti perintah dan kegagalan menyelesaikan tugas
e. Kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas
f. Kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas
yang memerlukan proses mental yang lama, misalnya: tugas
sekolah
g. Sering kehilangan barang miliknya, misal: mainan, pensil, buku,
dll
h. Mudah terganggu stimulus dari luar
i. Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari
Hiperaktivitas-impulsivitas sering muncul dalam
perilaku:
a. gelisah atau sering menggeliat di tempat duduk
b. sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau
situasi lain dimana seharusnya duduk tenang
c. berlari berlebihan atau memanjat-manjat yang tidak
tepat situasi (pada remaja atau dewasa terbatas pada
perasaan tidak dapat tenang/gelisah)
d. kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang
menyenangkan
e. seolah selalu terburu-buru atau bergerak terus seperti
mesin
f. berbicara terlalu banyak
g. sering menjawab pertanyaan sebelum selesai
diberikan. (Impulsivitas)
h. kesulitan menunggu giliran (Impulsivitas)
i. menyela atau memaksakan pendapat kepada orang
lain (Impulsivitas)
Terkadang gejala tersebut juga diikuti oleh
agresivitas dalam bentuk:
a. sering mendesak, mengancam, atau
mengintimidasi orang lain
b. sering memulai perkelahian
c. menggunakan senjata tajam yang dapat
melukai orang lain
d. berlaku kasar secara fisik terhadap orang lain
e. menyiksa binatang
f. menyanggah jika dikonfrontasi dengan
korbannya
g. memaksa orang lain melakukan aktivitas
seksual
Menurut DSM-IV definisi ADHD
sendiri adalah sebagai berikut:
 A. (1) atau (2)
(1) memenuhi 6 atau lebih gejala kurangnya
pemusatan perhatian paling tidak selama 6
bulan pada tingkat menganggu dan tidak sesuai
dengan tingkat perkembangan;
(2) memenuhi 6 atau lebih gejala hiperaktivitas-
impulsivitas paling tidak selama 6 bulan pada
tingkat menganggu dan tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan
B. Gejala kurangnya pemusatan perhatian atau
hiperaktivitas-impulsivitas muncul sebelum usia
7 tahun.
C. Gejala-gejala tersebut muncul dalam 2 seting
atau lebih (di sekolah, rumah, atau pekerjaan)
D. Harus ada bukti nyata secara klinis adanya
gangguan dalam fungsi sosial, akademik, atau
pekerjaan.
E. Gejala tidak terjadi mengikuti gangguan
perkembangan pervasive, skizofrenia, atau
gangguan psikotik lainnya dan tidak dilihat
bersama dengan gangguan mental lain
(gangguan suasana hati, gangguan kecemasan,
atau gangguan kepribadian).
Penyebab….
Beberapa faktor yang banyak diduga
memicu munculnya gejala ADHD adalah:
 kelahiran prematur
 penggunaan alkohol dan tembakau pada ibu
hamil
 kerusakan otak selama kehamilan
 Beberapa faktor lain seperti zat aditif pada
makanan, gula, ragi, atau metode pengasuhan
anak yang kering juga diduga mendukung
munculnya gejala ADHD walaupun belum
didukung fakta yang meyakinkan.
Penatalaksanaan...
 Belum ada obat yang dapat
menyembuhkan ADHD
 Treatment yang telah terbukti efektif :
melibatkan aspek farmasi, perilaku, dan
metode multimodel.
Next…
Metode perubahan perilaku bertujuan
untuk :
 Memodifikasi lingkungan fisik dan sosial
anak untuk mendukung perubahan
perilaku (AAP, 2001)
 Pihak yang dilibatkan biasanya adalah
orang tua, guru, psikolog, terapis
kesehatan mental, dan dokter.
Medikasi
 Jenis obat simultan berguna menurunkan gejala
hiperaktif dan kompulsif, beberapa anak juga
dilaporkan meningkatnya konsentrasi, pekerjaan
dan belajar
 Selain itu obat jenis simultan juga meningkatkan
koordinasi tubuh sehingga anak tidak menemui
kesulitan dalam melakukan pekerjaan tangan
atau berolahraga.
Psikoterapi
a. Behavior therapy
 untuk meningkatkan kemampuan pada anak, pada
terapi ini orangtua terlibat langsung dalam terapi,
misalnya : memberikan penghargaan terhadap perilaku
yang positif yang ditujukkan oleh anak
 Ketika anak mulai kehilangan kontrol, orangtua
mengambil time out, dan menyuruh anak untuk diam di
kursinya sampai ia menjadi tenang.
 Tujuan terapi ini juga mengajarkan anak untuk
mengenal muatan-muatan emosinya
 Terapi juga mengajarkan orangtua teknik-teknik
bersenang-senang dengan anak ADHD tanpa harus
merasa tertekan.
b. Social skills training
 Anak belajar cara-cara menghargai dan menempatkan
dirinya bersama dengan kelompok bermainnya
 Anak juga diajarkan kecakapan bahasa nonverbal
melalui insyarat wajah, ekspresi roman, intonasi suara
sehingga anak cepat tanggap dalam pelbagai situasi
sosial
 Anak juga diajarkan untuk belajar mengendalikan impuls
misalnya dilatih untuk menunggu giliran bermain,
berbagi mainan dengan temannya
 Pelatihan ini juga diharapkan anak dapat mengontrol
perilaku amarah yang tidak terkendali.
C. Family support groups
 Kelompok orangtua yang memiliki anggota
keluarga dengan gangguan ADHD untuk
berbagi pengalaman
 Kelompok ini juga saling menyediakan
informasi bagi sesama anggotanya,
mengundang pembicara profesional untuk
berbagi pengetahuan dalam menghadapi
dan membesarkan anak-anak mereka
DOWN SYNDROM
PADA ANAK
Definisi
 Kelainan bawaan sejak lahir yang terjadi pada 1
diantara 700 bayi. Mongolisma (Down’s
Syndrome) ditandai oleh kelainan jiwa atau
cacat mental mulai dari yang sedang sampai
berat.
 Sindrom Down adalah suatu kumpulan gejala
akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya
kromosom 21, yang tidak berhasil memisahkan
diri selama meiosis sehingga terjadi individu
dengan 47 kromosom.
 Sindrom ini pertama kali diuraikan oleh Langdon
Down pada tahun 1866.
Next…
 Down Syndrom merupakan kelainan kromosom
autosomal yang paling banyak terjadi pada
manusia.
 Diperkirakan 20 % anak dengan down syndrom
dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun.
 Syndrom down merupakan cacat bawaan yang
disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom x
Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3
dari 21 kromosom menggantikan yang normal.
 95 % kasus syndrom down disebabkan oleh
kelebihan kromosom.
Etiologi
 Penyebab dari Sindrom Down adalah
adanya kelainan kromosom yaitu terletak
pada kromosom 21 dan 15, dengan
kemungkinan-kemungkinan :
 Non Disjunction sewaktu osteogenesis
( Trisomi )
 Translokasi kromosom 21 dan 15
 Postzygotic non disjunction ( Mosaicism )
Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya
kelainan kromosom ( Kejadian Non
Disjunctional ) adalah :
 Genetik :
Karena menurut hasil penelitian epidemiologi
mengatakan adanya peningkatan resiko berulang bila
dalam keluarga terdapat anak dengan syndrom down.
 Radiasi :
Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu
yang melahirkan anak dengan syndrom down pernah
mengalami radiasi di daerah sebelum terjadi konsepsi.
 Infeksi Dan Kelainan Kehamilan :
 Autoimun dan Kelainan Endokrin Pada ibu :
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan
dengan tiroid.
Next…
 Umur Ibu :
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat
perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non
dijunction” pada kromosom. Perubahan endokrin seperti
meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar
hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi
estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor
hormon dan peningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-
tiba sebelum dan selama menopause. Selain itu kelainan
kehamilan juga berpengaruh.
 Umur Ayah
 Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik,
organisasi nukleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus.
Gejala Klinis
 Berat badan waktu lahir dari bayi 10. Kelemahan Otot Dan Hipotonia
dengan syndrom down umumnya 11. Bercak Brushfield Pada Mata
kurang dari normal. 12. Mulut Terbuka Dan Lidah Terjulur
 Beberapa Bentuk Kelainan Pada
Anak Dengan Syndrom Down : 13. Lekukan Epikantus (Lekukan Kulit
Yang Berbentuk Bundar) Pada
1. Sutura Sagitalis Yang Terpisah Sudut Mata Sebelah Dalam
2. Fisura Palpebralis Yang Miring 14. Single Palmar Crease Pada
3. Jarak Yang Lebar Antara Kaki Tangan Kiri Dan Kanan
4. Fontarela Palsu 15. Jarak Pupil Yang Lebar
5. Plantar Crease” Jari Kaki I Dan II 16. Oksiput Yang Datar
6. Hyperfleksibilitas 17. Tangan Dan Kaki Yang Pendek
7. Peningkatan Jaringan Sekitar Serta Lebar
Leher 18. Bentuk / Struktur Telinga Yang
8. Bentuk Palatum Yang Abnormal Abnormal
9. Hidung Hipoplastik 19. Kelainan Mata, Tangan, Kaki,
Mulut, Sindaktili
20. Mata Sipit
Gejala-Gejala Lain :
 Anak-anak yang menderita kelainan ini umumnya lebih pendek dari
anak yang umurnya sebaya.
 Kepandaiannya lebih rendah dari normal.
 Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil
yang mana lidah kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar
dengan jari-jari pendek.
 Pada beberapa orang, mempunyai kelaianan jantung bawaan.
 Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti atresia
esofagus (penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum,
jugaa memiliki resiko tinggi menderita leukimia limfositik akut.
Dengan gejala seperti itu anak dapat mengalami komplikasi
retardasi mental, kerusakan hati, bawaan, kelemahan neurosensori,
infeksi saluran nafas berulang, kelainan GI.
Anak syndrom down akan mengalami
beberapa hal berikut :
 Gangguan tiroid
 Gangguan pendengaran akibat infeksi
telinga berulang dan otitis serosa
 Gangguan penglihatan karena adanya
perubahan pada lensa dan kornea
 Usia 30 tahun menderita demensia (hilang
ingatan, penurunan kecerdasan
danperubahan kepribadian)
Prognosis
 44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan
hanya 14 % hidup sampai 68 tahun.
 Tingginya angka kejadian penyakit jantung
bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan
80 % kematian.
 Meningkatnya resiko terkena leukimia pada
syndrom down adalah 15 kali dari populasi
normal.
 Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan
menurunkan harapan hidup setelah umur 44
tahun.
Pencegahan
 Konseling Genetik maupun amniosentesis
pada kehamilan yang dicurigai akan
sangat membantu mengurangi angka
kejadian Sindrom Down.
 Dengan Biologi Molekuler, misalnya
dengan “ gene targeting “ atau yang
dikenal juga sebagai “ homologous
recombination “ sebuah gen dapat
dinonaktifkan
Penatalaksanan
1. Penanganan Secara Medis
2. Pendengarannya : sekitar 70-80 % anak syndrom down
terdapat gangguan pendengaran dilakukan tes
pendengaran oleh THT sejak dini.
3. Penyakit jantung bawaan
4. Penglihatan : perlu evaluasi sejak dini.
5. Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa
bayi / prasekolah.
6. Kelainan tulang : perlu pemeriksaan radiologis untuk
memeriksa lebih lanjut dan jika diperlukan konsultasi
neurologis.
7. Pendidikan
8. Intervensi Dini :
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk
memberi lingkungan yang memeadai bagi anak dengan syndrom
down, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta
petunjuk agar anak mampu berbahasa. Selain itu agar anak
mampu mandiri seperti berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK,
mandi,yang akan memberi anak kesempatan.
9. Taman Bermain
Misal dengan peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus
melalui bermain dengan temannya, karena anak dapat melakukan
interaksi sosial dengan temannya.
10. Pendidikan Khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga
diri dan kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik,
akademis dan dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan
menjali hubungan baik.
11. Penyuluhan Pada Orang Tua
Diagnosa Keperawatan :
 Perubahan nutrisi (pada neonatus) : kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan kesulitan pemberian
makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang
tinggi.
 Resiko terhadap cidera berhubungan dengan
kemampuan pendengaran yang berkurang.
 Tidak efektifnya koping keluarga berhubungan dengan
faktor finansial yang dibutuhkan dalam perawatan dan
mempuyai anak yang tidak normal.
 Kurangnya interaksi sosial anak berhubungan dengan
keterbatasan fisik dan mental yang mereka miliki.
 Defisit pengetahuan (orang tua) berhubungan dengan
perawatan anak syndrom down.
 Wassalam

You might also like