You are on page 1of 18

H. AZAS PEMUNGUTAN PAJAK ATAS PENGHASILAN Pemung pajak atas penghas (sbg objek) didasarkan pada 3 azas : 1.

Azas domisili : WP yg berdomisili di suatu negara dikenakan pajak oleh negaranya atas semua penghas, baik yg diterima /diperoleh di dlm negeri maupun dr luar negeri. 2. Azas kebangsaan : Pajak dikenakan oleh negara di mana WP berkebangsaan, di manapun WP berdomisili. 3. Azas sumber : Pajak dikenakan oleh negara di mana sumber penghasilan berasal, tidak tergantung di mana WP berdomisili at berkebangsaan.
1

I. STELSEL PENGENAAN PAJAK


Stelsel pengenaan PPh = sistem pemung yg lebih menekankan pada faktor waktu : 1. Stelsel Riel (nyata) : Pajak dikenakan atas penghas yg nyata diterima/diperoleh setiap Th Pajak, sehingga pajak baru dikenakan stlh akhir Th Pajak : PPh WP OP dan PPh WP Bd. 2. Stelel Fiktif (Anggapan) : stelsel yg dilakukan berdas suatu anggapan, tergantung pd bunyi uu ybs, mislnya pajak tahun ini dianggap sama dg pajak th lalu. 3. Stelsel Campuran : Pajak dikenakan berdas campuran stelsel riel dan fiktif. Misalnya PPh Ps 25, PPh Potput, PPh Ps 29.
2

J. TARIF PAJAK
1. Tarif Tetap : Tarif dg suatu jmlh tertentu, tidak tergantung pd besar kecilnya DPP (tax base). 2. Tarif Proporsional (flat rate) : Tarif dg persentase yg tetap. Besar-kecilnya pajak tergantung pd besar-kecilnya DPP. 3. Tarif Progresif (bricket rate): Tarif dg persentase yg meningkat seiring dg meningkatnya DPP . 4. Tarif Degresif : Tarif dg persentase yg menurun, seiring dg meningkatnya DPP.
3

K. HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1. Pengertian Hukum Pajak Internasional (HPI) :


a. Rochmat Soemitro : Hk pajak nasional yg terdiri dr : kaedah, baik kaedah nasional maupun internasional yg berasal dr traktat antar negara dan prinsip atau kebiasaan yg telah diterima baik oleh negara2 di dunia unt mengatur soal2 perpajakan dan dpt ditunjukkan adanya unsur2 asing baik mengenai subjeknya maupun objeknya. b. Rosendroff : HPI = keseluruhan hukum pajak nasional dr semua negara.
4

2. Pajak Ganda (Double Taxation) : Satu subjek pajak at satu objek pajak dibebani pajak at pungutan lain lebih dr satu kali. Pajak Ganda Internasional (PGI) : Pengenaan beberapa pajak yg sama (sebanding) oleh dua at lebih negara thdp WP yg sama atas suatu objek (hal) yg sama dan untuk masa yg identik. (B. Boediono. 2001 : 136-137).
5

3. Macam2 PGI (Ottmar Buhler) : a. PG arti luas :


Apabila suatu objek pajak dikenakan pajak yg sifatnya sama oleh bbrp negara. Contoh :
Bila PT A (Induk) di Negara A memperoleh laba yg dikenakan pajak di Negara A, kemudian sebagian ditransfer ke PT X (Anak) di Negara B, dan oleh Negara B dipajaki lagi, maka Laba tsb dikenakan PG Internasional.

NEGARA A PT X (Induk Pers) Laba

NEGARA B PT X (Anak Pers) Laba

b. PG arti sempit : Apabila suatu pajak dikenakan


pd Subjek yg sama oleh bbrp negara. Contoh : A. Gofar WN Yaman (a. kebangsaan), bertem tinggal di
Amerika (a. domisili), keg usaha di Indonesia (a.Sumber). Dia akan dikenakan pajak berganda, baik di negaranya (Yaman), di Amerika (domisili), maupun di Indonesia (sumber), karena ketiga negara tsb menerapkan azas pengenaan pajak yg berbeda-beda.

Indonesia (Sumber)

Yaman )Kebangsaan)

Amerika (Domisili)

4. Pencegahan PGI Tujuannya unt mencegah ketidakadilan, karena pengenaan pajak dilakukan bbrp kali, baik thdp subjek, objek, maupun kedua-duanya.

Cara2 unt mencegah PGI tsb adalah : a. Unilateral yaitu melalui UU : Dilakukan secara sepihak, yaitu ketentuan yg dpt menghindarkan PG dimasukkan ke dlm UU Pajak nasional dg menggunakan bbrp metode : 1) Tax Exemption (pembebasan) : (a) Pure territorial principle : Negara domisili (biasanya world wide income) melepaskan hak memungut pajak thdp objek pajak yg sumbernya berasal dr LN.
9

(b) Restricted Territorial Principle : Besarnya tarif progresif negara domisili (world wide income) atas lapisan penghasilan baik yg berasal dr DN maupun dr LN, dijadikan dasar unt pengenaan pajak atas penghas yg berasal dr negara domisili DN. 2) Tax Credit Pengurangan pajak yg diberikan apabila peng hasilan yg berasal dr LN dikenakan pajak baik oleh LN maupun DN.
10

Macam2 Tax Credit : (a) Direct Tax Credit : Apabila WP dikenakan pajak di negara domisili (world wide income), maka pajak yg dikenakan di negara sumber dpt dikurangkan seluruhnya (Full Credit). Apbila pajak yg dikenakan di negara sumber lebih tinggi dp penghitungan negara domisili, maka pajak yg dikenakan di negara sumber hanya dpt dikurangkan sebesar paling tinggi sama dg pajak yg dikenakan di negara sumber (ordinary credit)
11

(b) Indirect Tax Credit Tax credit diberikan kpd induk perusahaan (holding company) di negara domisili thdp pajak yg dibayar oleh anak persnya (subsidary) di negara sumber. (c ) Tax Sparing (Fictitions TC) Terjadi apabila negara sumber memberikan tax holiday kpd pers LN yg menanamkan modalnya di negara sumber tsb, sedangkan negara domisili memberikan kebijaksanaan Tax Credit.
12

3) Reduced Rate for Foreign Income WP di neg domisili diberikan pengurangan tarif (tarif khusus) atas penghas dr LN. 4) Tax Deduction for Foreign Income PPh yg tlh dibayar di neg sumber, diperkenankan unt dikurangkan sbg biaya, yg secara tidak langsung akan mengurangi besarnya pajak yg terutang.

13

3) Reduced Rate for Foreign Income WP di neg domisili diberikan pengurangan tarif (tarif khusus) atas penghas dr LN. 4) Tax Deduction for Foreign Income PPh yg tlh dibayar di neg sumber, diperkenankan unt dikurangkan sbg biaya, yg secara tidak langsung akan mengurangi besarnya pajak yg terutang.

14

3) Reduced Rate for Foreign Income WP di neg domisili diberikan pengurangan tarif (tarif khusus) atas penghas dr LN. 4) Tax Deduction for Foreign Income PPh yg tlh dibayar di neg sumber, diperkenankan unt dikurangkan sbg biaya, yg secara tidak langsung akan mengurangi besarnya pajak yg terutang.

15

b. BILATERAL (timbal balik dua negara) Perjanjian internasional antar 2 (dua) negara yg berkepentingan, yg isinya berupa persetujuan unt menghindari pajak berganda internasional. Misalnya : negara domisili melepaskan haknya unt memungut pajak, dan yg memungut nantinya adalah neg sumber.
16

c. MULTILATERAL

Perjanjian (traktat) antara beberapa negara (lebih dari dua), yg isinya menyetujui unt menghilangkan pajak berganda antar negara tsb atas suatu objek dan subjek tertentu. Dlm hal ini, biasanya hak unt mengenakan pajak diberikan kpd negara sumber
17

d. KEBIASAAN INTERNASIONAL Apabila cara2 di atas tidak dpt ditempuh, karena uu nasionalnya blm mengatur, maka dpt digunakan kebiasaan internasional, yg pd umumnya dianut kebiasaan bahwa negara sumber diberi hak unt memungut pajak, sedangkan negara domisili dan kebangsaan melepaskan haknya unt memungut pajak tsb.

18

You might also like