Professional Documents
Culture Documents
SEGI HUKUM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
UndangUndang-Undang Dasar 1945 (Pasal 23) UndangUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Pasal 11 s.d 15) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga
PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran adalah suatu daftar/rekening (statement) tentang posisi keuangan suatu badan berdaulat untuk jangka waktu tertentu berdasarkan atas perkiraanperkiraanperkiraan pengeluaran selama jangka waktu tersebut dan usul-usul untuk membiayai pengeluaranusulpengeluaranpengeluaran tersebut. Ia merupakan suatu rencana tersebut. untuk mengkoordinasikan sumber-sumber sumber(pendapatan) dan pengeluaran-pengeluaran. Ia pengeluaran-pengeluaran. memuat sejumlah uang yang tersedia/diperlukan untuk atau ditentukan bagi suatu maksud khusus. khusus.
JOHN PALSROK dalam A Program Budget Procedure For Government (1968)
Pengertian Anggaran
Anggaran belanja dapat dirumuskan sebagai rencana keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan mengenai pengeluaranpengeluaran serta pengawasan lebih lanjut.
JOHN F. DUE dalam Government Finance : Economic of Public Sector
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang-Undang Nomor 17 Rahun 2003 tentang Keuangan Negara. 4
Siklus Anggaran
Siklus anggaran (budget cyclus) adalah suatu masa peredaran atau perputaran dari suatu anggaran, yaitu mulai dari proses persiapan sampai pelaksanaan dan perhitungannya. Menurut Harjono Sumosudirdjo : Budget cyclus tidak lain ialah masa atau jangka waktu mulai saat anggaran disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan dengan undangundang. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5. Penyusunan anggaran oleh Pemerintah Pengolahan anggaran di DPR yang berakhir dengan pengesahan anggaran dengan undang-undang Pelaksanaan anggaran oleh Pemerintah Pengawasan atas pelaksanaan anggaran Pengesahan perhitungan anggaran dengan undang-undang.
SIKLUS APBN
Tahap Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN/Perhitungan Anggaran Negara
US$ RP ?
Anggaran Pendapan Negara dan Hibah Anggaran Belanja Negara Defisit Anggaran tahun 2006 Pembiayaan Defisit Anggaran
Pembiayaan Dalam Negeri Rp 52.405,6 miliar Pembiayaan Luar Negeri bersih Rp 14.779,8 miliar (negatif)
Penerimaan perpajakan direncanakan sebesar Rp 416.313.160.000.000,00 Penerimaan Negara Bukan Pajak direncanakan Rp 205.292.276.162.000,00 Penerimaan Hibah direncanakan sebesar Rp 3.631.590.000.000,00 Jumlah Anggaran Pendapatan Tahun 2006 Rp 625.237.026.162.000,00
66,6 % APBN
10
Penerimaan perpajakan direncanakan sebesar Penerimaan Negara Bukan Pajak direncanakan Penerimaan Hibah direncanakan sebesar Jumlah Anggaran Pendapatan Tahun 2006
65,4 %
APBN
11
PENERIMAAN PERPAJAKAN
UU No. 13 Th. 2005 Ttg. APBN
Rp 399.321.660.000.000,00 Rp 16.991.500.000.000,00
Rp 416.313.160.000.000,00
12
Rp 427.598.300.000.000,00 Rp 220.069.516.140.000,00
Rp 647.667.816.140.000,00
13
Rp 689.541,4 miliar
14
APBN 2006
625,2 416,3 205,2 3,7 647,6 427,5 220,1
APBN 2006 P
659,1 425,0 229,8 4,3 699,0 478,2 220,8
APBN 2008
761,3 583,7 175,6 2,8 836,4 564,6 271,8
15
HUBUNGAN ANTARA RENCANA STRATEGIS, RENCANA OPERASIONAL, DAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
FLATFORM PRESIDEN
5 Tahun
REPENAS/RPJM
Renstra KL
1 Tahun
RKP
Renja KL
1 Tahun
APBN
RKA-KL
Pembahasan pokok-pokok kebijakan fiskal, pokokkerangka ekonomi makro dan RKA-KL RKA
Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan pokokfiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada DPR selambat-lambatnya pertengahan selambatbulan Mei tahun berjalan, kemudian Pemerintah Pusat dan DPR melakukan pembahasan dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok pokokkebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementrian negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran. Dalam rangka penyusunan RAPBN menteri/pimpinan lembaga selaku PA/PB menyusun RKA-KL dan RKAdisampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN Hasil pembahasan disampaikan kepada Menkeu sebagai bahan penyusunan RUU APBN
18
SEPTEMBER - DESEMBER
(9) UU APBN
DPR
Kabinet/ Presiden
( 7) Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran Nota Keuangan RAPBN dan Lampiran
Kementrian Perencanaan
SEB Prioritas Program dan Indikasi Pagu (2) Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran
Penelaahan Konsistensi dengan RKP (6) Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran (5) Penelaahan Konsistensi dengan Prioritas Anggaran (10) Keppres tentang Rincian APBN (13) Penelaahan Konsistensi dengan RKP
Kementrian Keuangan
(3) RKA - KL
20
Kementrian Keuangan menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan SE Menkeu tentang pagu sementara, prakiraan maju yang telah disetujui sebelumnya, dan standar biaya yang telah ditetapkan. Menkeu menghimpun RKA-KL yang telah ditelaah kemudian bersama dengan NK dan RAPBN dibahas dalam Sidang Kabinet RKA-KL yang telah disepakati DPR ditetapkan dalam Keppres tentang Rincian APBN dan menjadi dasar penyusunan konsep dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA)
PP 21 Th. 2004
21