You are on page 1of 38

ASUHAN KEPERAWATAN gerontik DENGAN gangguan SISTEM MUSKULOSKELETAL : Click to edit Master OSTEOPOROSIS subtitle style

Kelompok III
5/6/12

Konsep Lansia Dengan Osteoporosis

Lansia adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial,
5/6/12

Osteoporosis

adalah suatu

penyakit tulang metabolik yang ditandai oleh reduksi kepadatan tulang sehingga mudah terjadi patah tulang. Osteoporosis terjadi sewaktu kecepatan absopsi tulang melebihi
5/6/12 kecepatan pembentukan tulang.

Click icon to add picture

5/6/12

Lansia

mengalami

penurunan pada sistem muskuloskeletal. Salah satu diantaranya adalah osteoporosis yaitu berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi 5/6/12

Tanda dan Gejala


Nyeri Nyeri

tulang akut : dapat dengan atau

tanpa fraktur yang nyata dan nyeri timbul mendadak


Nyeri

berkurang pada saat


5/6/12

beristirahat di tempat tidur

Nyeri terutama
Click icon to add terasa pada tulang picture

belakang, pangkal paha dan pergelangan tangan

5/6/12

Deformitas tulang

Dapat

terjadi

fraktur traumatic pada


5/6/12

Click icon to add picture Kecenderungan

Perubahan bentuk tubuh

penurunan tinggi badan atau postur tubuh kelihatan memendek.

(Elizabeth J. Corwin, 2000 : 303)


5/6/12

Etiologi
Faktor resiko yang tidak dapat diubah : a) Usia b) Jenis kelamin c) Riwayat keluarga/keturunan d) Bentuk tubuh
5/6/12

Faktor risiko yang dapat diubah : a) Defisiensi mineral, vitamin dan gizi b) Rokok dan kopi c) Menopause dini d) Aktivitas fisik (Mickey Stanley, 2006 : 158)
5/6/12

Patofisiologi
Jika

sudah mencapai umur 30 tahun struktur tulang sudah tidak terlindungi karena adanya penyerapan mineral tulang sehingga akan mengalami penipisan tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada usia lebih muda. kepadatan tulang sangat 5/6/12

Jika

Jika beberapa tulang belakang kolaps, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal
Click to belakang (punuk Dowager), dari tulang edit Master subtitle style yang

menyebabkan spasme otot dan nyeri. Tulang belakang yang rapuh memiliki resiko mengalami fraktur secara spontan atau karena tekanan ringan yang dapat menimbulkan risiko cedera. Tulang lainnya juga dapat terjadi fraktur.
5/6/12

Klasifikasi
Osteoporosis Primer Osteoporosis primer terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang lain, yang dibedakan lagi atas :
Tipe Tipe

1 (pasca menopause) 2 (senilis)

Osteoporosis Sekunder Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit lain.


5/6/12

Komplikasi

Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi rapuh dan mudah patah.

Osteoporosis

sering

mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah
5/6/12

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Pemeriksaan Bone

laboratorium x-ray

Mineral Density

Densitometer-USG Pemeriksaan

biopsy
5/6/12

(Elizabeth J. Corwin, 2000 : 303)

Penatalaksanaan
Diit
Diit

tinggi kalsium (melindungi

terhadap demineralisasi tulang) Hormon


Pada

menopause dapat diberikan terapi pengganti

hormone berupa estrogen diselingi dengan progesterone. (Boedhi Darmojo, 1999 : 200)
Terapi

testosterone untuk mengurangi osteoporosis

5/6/12

Obat-obatan
Obat-obatan

yang membantu

pembentukan tulang (steroid anabolic, fluoride). Obat-obatan yang mengurangi perusakan tulang (estrogen, kalsium, difosfonat, kalsitonin). (Boedhi Darmojo,
5/6/12

Alat Penyangga
Pemasangan

Click icon to add picture penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung.
5/6/12

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATA


5/6/12

Pengkajian
Data Umum
Umur Jenis

: lansia (diatas 60 tahun)

kelamin : Tiga kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor hormonal dan rangka tulang yang lebih kecil. Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar 205/6/12 30 % dan pada wanita 40-50 %.

Keluhan Utama : Nyeri tulang belakang Riwayat Penyakit Sekarang :


Klien

mengeluh nyeri tulang belakang, nyeri timbul secara tiba-tiba dan nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur dan akan bertambah bila melakukan aktivitas. Klien tampak 5/6/12 meringis menahan nyeri.

Riwayat Penyakit Dahulu


Adanya

penyakit endokrin: diabetes mellitus, hipertiroid, hiperparatiroid, Sindrom Cushing, akromegali, Hipogonadisme.

Riwayat Psikososial
Biasanya

sering timbul kecemasan, takut melakukan aktivitas, dan perubahan konsep diri. 5/6/12

Pemeriksaan Fisik

Punggung : Terdapat nyeri tekan atau nyeri pergerakan, posisi klien yang nampak membungkuk (kifosis). berjalan. : Ada perubahan gaya

Ekstremitas

Pengkajian KDM
Nutrisi

: Keadaan nutrisi (mis,


5/6/12

Analisa Data
No. 1. Data Senjang Masalah keperawatan Etiologi

DS : Klien mengeluh nyeri tulang

Nyeri akut

Dampak spasme otot akibat deformitas skeleta (kifosis) Jika beberapa tulang belakang kolaps, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang

belakang, nyeri timbul secara tibatiba dan nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur dan akan bertambah bila melakukan aktivitas DO :

Klien tampak meringis menahan nyeri 5/6/12 nampak

Posisi

klien

yang

menyebabkan spasme

2. DS :

Hambatan Disfungsi sekunder Klien mengatakan sulit melakukan mobilitas fisik akibat perubahan aktivitas secara mandiri DO :

skeletal (kifosis). Jumlah tulang yang diserap lebih besar dari jumlah tulang baru yang menggantikan. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang.

Terdapat penurunan tinggi badan Klien terlihat lambat saat melakukan aktivitas Klien kurang berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan Hasil Densitometer-USG = -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang) Hasil Pemeriksaan x-ray : menunjukkan degenerasi 5/6/12

3. DS :

Risiko cedera Dampak sekunder perubahan skeletal Klien mengeluh dan kemampuan gerak cepat ketidakseimbangan tubuh. menurun Tulang belakang yang DO : rapuh memiliki resiko mengalami Posisi klien yang fraktur secara nampak membungkuk spontan atau karena tekanan ringan yang (kifosis) dapat menimbulkan Ada perubahan gaya risiko cedera berjalan
5/6/12

Diagnosa Keperawatan
No. 1. 2. Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan dampak spasme otot akibat perubahan skeletal (kifosis) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh 5/6/12

3.

Rencana Intervensi Keperawatan


5/6/12

a. Nyeri akut berhubungan dengan dampak spasme otot akibat perubahan skeletal (kifosis) Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : Nyeri berkurang Klien dapat tenang dan istirahat

5/6/12

Intervensi

Rasional

1) Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas (skala 1-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada tanda vital dan emosi/prilaku)

Mempengaruhi pilihan/pengawasan keefektifan intervensi

2) Ajarkan klien tentang Alternatif lain untuk mengatasi alternatif lain untuk mengatasi nyeri misalnya kompres hangat, dan mengurangi rasa nyerinya mengatur posisi untuk mencegah kesalahan posisi pada tulang/jaringan yang 5/6/12 cedera

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisik dengan kriteria hasil : Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik, berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan Klien mampu melakukan aktivitas hidup seharihari secara mandiri. 5/6/12

Intervensi 1) Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada

Rasional

Memberikan alternatif dan latihan gerak sesuai kemampuannya 2) Rencanakan tentang Latihan akan meningkatkan pemberian program latihan, pergerakan otot dan stimulasi ajarkan klien tentang aktivitas sirkulasi darah hidup sehari-hari yang dapat dikerjakan 3) Berikan dorongan melakukan Kemajuan aktivitas bertahap aktivitas /perawatan diri mencegah peningkatan kerja secara bertahap jika dapat jantung tiba-tiba, memberikan ditoleransi. Berikan bantuan bantuan sebatas kebutuhan sesuai kebutuhan mendorong kemandirian klien
5/6/12

Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh
c.

Click to edit Master subtitle style

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cedera tidak terjadi dengan kriteria hasil : Klien tidak jatuh dan tidak mengalami fraktur Klien dapat menghindari aktivitas yang mengakibatkan fraktur.
5/6/12

Intervensi
bahaya misal : tempatkan klien pada tempat tidur rendah, berikan penerangan yang cukup 2) Ajarkan pada klien untuk berhenti secara perlahan,tidak naik tangga dan mengangkat beban berat

Rasional
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan Pergerakan yang cepat akan memudahkan terjadinya fraktur kompresi vertebra pada klien

1) Ciptakan lingkungan yang bebas dari Menciptakan lingkungan yang aman

osteoporosis 3) Observasi efek samping obat-obatanObat-obatan seperti diuretik, yang digunakanfenotiazin dapat menyebabkan pusing, mengantuk dan lemah yang
5/6/12

merupakan predisposisi klien untuk

Maka akan lebih baik jika disadari sejak dini dan segera melakukan tindakan pencegahan seperti :
Pilihlah

makanan Click icon to add picture sehari-hari yang kaya kalsium seperti ikan teri, brokoli, tempe, tahu, , susu, keju dan kacang-kacangan.
5/6/12

Menerapkan gaya Click icon to add hidup sehat seperti picture melakukan olah raga dan berjemur untuk paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore). Serta hindari obat

obatan tertentu. 5/6/12

Terimakasih
5/6/12

You might also like