You are on page 1of 12

Atomic Absorption spectroscopy (AAS)

Fendi saputra 071810301067 Aries kristianto 071810301071 Firyal amira gista 071810301103 Ageng furi 071810301099 Ilham defri 071810301091 Didik Pribadi 071810301095 Dian wahyu 071810301069 Melly Fuadah 071810301086 Citra A.Laili 081810301010 Siti Maisofia 071810301089 Juartini 091810301010

AAS
Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) adalah suatu tehnik analisis untuk menetapkan konsentrasi suatu unsur (logam) dalam suatu sampel. Proses dalam AAS melibatkan 2 langkah, yaitu: 1. Atomisasi sampel 2. Absorpsi radiasi dari sumber sinar oleh atom bebas.

Keuntungan dari AAS ini adalah: 1. Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dapat digunakan sampai 61 logam 2. Alatnya sangat spesifik 3. Dapat menganalisis banyak sampel dalam waktu singkat untuk sekali penyaringan analit logam. 4. Sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. 5. Ketelitiannya sampai tingkat runut, tidak memerlukan pemisahan pendahuluan. Kerugian dari AAS adalah: 1. Memerlukan lebih banyak waktu untuk memulai diantara unsur 2. Menggunakan satu unsur dalam 1 waktu. 3. AAS tidak selalu sesuai untuk setiap logam. AAS sendiri memiliki batasan deteksi dalam penggunaannya. AAS tidak sesuai untuk: 1. Absorber yang lemah 2. Unsur metaloid dan non-logam (menyerap dalam UV)

Instrumentasi dasar AAS

Sumber sinar atomizer

monokromator

detektor

Atomisasi
Proses atomisasi ini akan berpengaruh terhadap hubungan antara konsentrasi atom analit dalam larutan dan sinyal yang diperoleh pada detektor dan dengan demikian sangat berpengaruh terhadap sensitivitas analisis.

Atomizer
Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan menjadi aerosol (butir-butir kabut dengan ukuran partikel 15 20 m) Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang homogen antara gas oksidan, bahan bakar dan aerosol yang mengandung contoh sebelum memasuki burner. Burner merupakan sistem tepat terjadi atomisasi yaitu pengubahan kabut/uap garam unsur yang akan dianalisis menjadi atom-atom normal dalam nyala.

Teknik Atomisasi
1. Atomisasi dengan nyala 2. Atomisasi tanpa nyala 3. Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida

Atomisasi dengan nyala


Sampel masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Aerosol biasanya dihasilkan oleh Nebulizer (pengabut) yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray).

Atomisasi tanpa nyala( electrothermal atomizer)


Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik pada batang karbon (CRA Carbon Rod Atomizer) atau tabung karbon (GTA Graphite Tube Atomizer) yang mempunyai 2 elektroda. pemanasan larutan sampel melalui tiga tahapan yaitu : Tahap pengeringan (drying) untuk menguapkan pelarut Pengabuan (ashing), suhu furnace dinaikkan bertahap sampai terjadi dekomposisi dan penguapan senyawa organik yang ada dalam sampel sehingga diperoleh garam atau oksida logam Pengatoman (atomization)

Step Temperature Time Drying 50 - 150C 50 150 ~ 60 s Ashing150 600 Ashing150 - 600C ~ 60 s Atomization2000 3000 Atomization2000 - 3000C ~ 5 s

Cara kerja electrothermal atomizer adalah: 1. Sampel diinjeksikan kedalam pembakar grafit. Selanjutnya sampel diuapkan dan kemudian diabukan. 2. Setelah sampel berbentuk abu. Tegangan pada pembakar grafit dinaikkan hingga 200O r C hingga 3000 r C. Sampel pada saat ini mengalami atomisasi. 3. Sampel yang mengalami atomisasi kemudian ditembak dengan lampu hollow cathode atau flourescense sebelum akhirnya dianalisa.

Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida dilakukan untuk unsur As, Se, Sb yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu lebih dari 8 00 C sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk senyawa hibrida berbentuk gas atau yang lebih terurai menjadi atom-atomnya melalui reaksi reduksi oleh SnCl2 atau NaB H 4, contohnya merkuri (H g).

You might also like