Professional Documents
Culture Documents
SENDI
tempat pertemuan dua atau lebih tulang memungkinkan terjadinya gerakan pada manusia.
Sendi sinovial : pergerakkan Memiliki rongga sendi Permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
3 tipe JRA :
Oligoartritis (pauciarticular disease), Poliartritis Sistemik
Penyakit arthritis kronis pada anak-anak umur di bawah 16 tahun Menetapnya peradangan secara objektif di satu atau lebih sendi (6 minggu) eksklusi kausa lain. Istilah ARJ di Amerika Serikat Istilah arthritis kronik juvenile di Inggris (Eropa).
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi ARJ dilaporkan sekitar 1-2/100.000/tahun 17% berkembang menjadi arthritis kronik, 20% dengan gangguan mata. Pasien ARJ yang berlangsung lebih dari 7 tahun, 60% mengalami kecacatan. Tingkat umur terbanyak sekitar 4-5 tahun Perempuan : Laki-laki 3:1 Ras Afrika
ETIOLOGI
Etiologi belum diketahui Dua hipotesis
penyakit disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yang tidak dikenali penyakit tersebut menggambarkan reaksi hipersensitivitas atau autoimun terhadap rangsangan yang tidak diketahui
hubungan faktor reumatoid (antibodi reaktif dengan IgG) dengan artritis reumatoid yang timbul memberi kesan mekanisme autoimun.
mekanisme
Timbulnya JRA secara klinis dapat menyertai infeksi sistemik akut atau trauma fisik pada sendi belum terbukti Eksaserbasi dapat menyertai penyakit atau stres psikis yang datang diantaranya.
keseluruhan hipotesa,diduga terjadi karena respons yang abnormal terhadap infeksi atau faktor lain yang ada di lingkungan.
PATOFISIOLOGI
hipereaktifitas yang berhubungan dengan HLA pencetus lingkungan yang kemungkinannya adalah virus.
faktor imunogenetik Pada ARJ sistem imun tidak bisa membedakan antigen diri sinovia persendian Hubungan antara infeksi virus hepatitis B, virus Eipstein Barr, imunisasi Rubella, dan mikoplasma dengan ARJ ?
Fase awal
kerusakan mikrovaskuler serta sembab pada sinovia, proliferasi sinovia proliferasi sel sinovia mengisi rongga sendi Sel radang yang dominan pada tahap awal adalah netrofil, setelah itu limfosit, makrofag dan sel plasma. Sel plasma memproduksi terutama IgG dan sedikit IgM faktor rheumatoid Reaksi antigen-antibodi menimbulkan kompleks imun yang mengaktifkan sistem komplemen reaksi inflamasi. Inflamasi (sitokin, reaksi seluler, proliferasi dan kerusakan sinovia)
respons
Kelainan yang khas keruskan tulang rawan ligamen, tendon, kemudian tulang (produk enzim, pembentukan jaringan granulasi) Prosraglandin E2 (PGE2) - mediator inflamasi nyeri dan kerusakan jaringan
sinovial
edematosa, hiperemis, dan infiltrasi oleh limfosit dan sel plasma. sekresi cairan sendi efusi penonjolan dari membran sinovialis membentuk vili yang menonjol ke dalam ruang sendi reumatoid sinovial yang hiperplastik dapat menyebar dan melekat pada kartilago artikuler kartilago artikuler dan struktur sendi lainnya tererosi dan rusak secara progresif
lambat dari artritis dewasa, Penghancuran sendi terjadi pada anak dengan penyakit faktor reumatoid positif atau penyakit yang timbul atau dimulai secara sistemik erosi tulang subkhondral, penyempitan ruang sendi (kehilangan kartilago artikulera), penghancuran atau fusi tulang, deformitas, subluksasio atau ankilosis persendian.
Nodul reumatoid Pleura, perikardium, dan peritoneum dapat menampakkan serositis fibrinosa nonspesifik Ruam reumatoid secara histologi tampak seperti vaskulitis ringan sel radang yang mengelilingi pembuluh darah kecil pada jaringan subepitel.
KLASIFIKASI
American Rheumatism Association (ARA) artritis
reumatoid juvenil (ARJ) penyakit reumatik yang termasuk ke dalam kelompok penyakit jaringan ikat AS ditetapkan tahun 1973 dan telah direvisi tahun 1977, terdapat 3 subtipe (gejala penyakit yang berlangsung minimal terjadi selama 6 bulan)
Sistemik: ditandai dengan demam tinggi yang mendadak disertai bercak kemerahan dan manifestasi ekstraartikular lainnya. Pausiartikular (Oligoartritis) ditandai dengan arthritis yang mengenai 4 sendi Poliartikular (Poliartritis) ditandai dengan nyeri sendi 5
DIAGNOSIS
Klinis Gejala klinis utama : artritis Sendi yang terkena hangat pada palpasi, eritema
kekakuan sendi
ARJ sistemik demam tinggi (39oC) 2 minggu ruam yang cepat menghilang ARJ pausiartikular ARJ poliartikular
menghilang RPS: Demam timbul setiap hari atau dua kali sehari, ruam macular berwarna salem yang cepat menghilang, (badan dan sebelah dalam paha) fenomena koebner Lutut dan pergelangan kaki < temporomandibula dan jari-jari tangan
Gejala : Nafsu makan (-) , artralgia dan mialgia, kelelahan, iritatif, nyeri otot dan hepatosplenomegali
Serositis atau perikarditis (minimal) Limpadenopati (3/4 kasus)
Lab: leukositosis (>20.000mm3) , anemia non hemolitik, LED , tes ANA (-) dan feritin 50% kronik arthritis 25% erosi pada sendinya komplikasi : karditis, hepatitis, anemia, infeksi dan sepsis
Onset ARJ sistemik dapat hilang dalam setahun Kekambuhan dapat terjadi tanpa peringatan atau setelah infeksi virus. Uveitis atau peradangan mata jarang terjadi diperiksa setahun sekali.
OLIGOARTRITIS/PAUSI-ARTIKULER
Bentuk penyakit yang paling sering <= 4 sendi 50% ARJ satu sisi sendi > dua sisi sendi lutut, pergelangan kaki, siku 40 70% tes ANA positif, perempuan 1-3 tahun komplikasi uveitis kronik
Tipe artritis:
persisiten tidak bertambah lebih 6 bulan eksten meluas setelah 6 bulan
resiko tinggi terkena uveitis tes ANA (+) pauciarticular ARJ + tes ANA (+) + usianya < 7 tahun uveitis kronis mata diperiksa setiap 3 bulan
POLIARTRITIS
30-40% ARJ 75% menyerang perempuan12-16 tahun Gejala sistemik yang ringan, RF bisa positif maupun negatif, artritis simetris
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Anti Nuclear Antibody (ANA), Faktor Reumatoid (RF) dan peningkatan C3 dan C4 anemia ringan atau sedang (Hb 7-10 g/dl) , lekositosis didominasi netrofil.
Hitung trombosit petanda reaktifasi atau kekambuhan penyakit. LED dan CRP, gamma globulin yang aktif
penyakit
Radiologis
pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi pelebaran ruang sendi osteoporosis formasi tulang baru periostal - jarang erosi tulang persendian dan penyempitan daerah tulang rawan (>2th)
ARJ sistemik
a) tulang panjang yang memendek, melengkung, dan melebar, b) metafisis mengembang c) fragmentasi iregular epifisis pada masa awal sakit yang kemudian secara bertahap bergabung ke dalam metafisis.
Skintigrafi dengan technetium 99m (sensitif namun kurang spesifik) Ultrasonografi cairan intra-artrikular, pedoman untuk punksi sendi, bursa dan pembungkus tendon MRI : inflamasi sinovium , mendeteksi inflamasi jaringan lunak
Kriteria diagnosis artritis reumatoid juvenil menurut American College of Rheumatology (ACR) :
Usia < 16 tahun. Artritis pada satu sendi atau lebih (ditandai
pembengkakan/efusi sendi atau terdapat dua atau lebih gejala : kekakuan sendi, nyeri/sakit pada pergerakan, suhu daerah sendi naik). Lama > 6 minggu. Tipe awitan penyakit dalam masa 6 bulan terdiri dari :
Poliartritis (5 sendi atau lebih) Oligoartritis (4 sendi atau lebih) Penyakit sistemik dengan artritis atau demam intermiten
PENATALAKSANAAN
Prinsip : suportif Tujuan : mengendalikan gejala klinis, mencegah
Mengontrol Nyeri
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
terapi
inisial Efek : antipiretik, analgesik dan antiinflamasi Mekanisme kerja : menghambat sintesis prostaglandin Tipe oligoartritis dan poliartritis respons baik Efek samping : anoreksi, nyeri perut, gangguan fungsi hati, ginjal dan gastrointestinal Evaluasi fungsi hati (3-6 bulan sekali)
(1) Penghambat siklus siklooksigenase (COX2), Aspirin 75-90 mg/kgBB/hari dalam 3 atau 4 kali pemberian (1 atau 2 tahun setelah gejala klinis menghilang) (2) Tolmetin 25 mg/Kg/hari dibagi dalam 4 dosis, (3) Naproksen 15 mg/Kg/ hari dibagi dalam 2 dosis, (4) Ibuprofen 35 mg/Kg/ hari dibagi 4 dosis, (5) Diklofenak 2-3 mg/Kg/hari terbagi dalam 2 dosis.
Metotreksat (MTX) : Dosis 10 mg/m2luas permukaan tubuh/ minggu. Efek samping : oral ulcer, gangguan gastrointestinal, supresi sumsum tulang, gangguan fungsi hati.
DMRAIDs
Hidroksiklorokuin Prednison
Efek Samping
Retinopati Gangguan pertumbuhan penekanan poros HPA
Pemantauan
Cek Ophtalmologi Kadar Cortisol
Sufasalazin
Nausea
vomiting,
Hemolitik Hematologi
anemi, Supresi sumsum tulang Metotreksat Supresi sumsum tulang, Hepatotoksik Siklofosfamid Azatioprin Supresi susum tulang Supresi sumsum tulang, Hematologi Hematologi, LFT Hematologi, LFT
Necrosis Factor(TNF) menghambat proses inflamasi. Dosis anak usia 4-17 (0,4 mg/kgBB subkutan 2 kali/minggu, minimal dengan jangka waktu terpisah 72-96 jam (maksimum 25 mg/dosis). AINS atau metotreksat tetap dilanjutkan Pilihan lain : pemberian dosis tunggal etanercept setiap minggu untuk dosis 25 mg atau kurang pada pasien baru atau usia 4-17 tahun
Fisioterapi
Manfaat :
mengontrol nyeri, pemasangan bidai, terapi panas dingin, hidroterapi dan TENS melakukan peregangan otot memperbaiki fungsi sendi mempertahankan fungsi gerak sendi serta mempertahankan pertumbuhan normal
Pengelolaan nutrisi
resiko malnutrisi efek samping obat-obatan mempengaruhi nafsu makan Vitamin, zat besi, dan kalsium vitamin D 400IU dan kalsium 400mg penggunaan steroid
KOMPLIKASI
Komplikasi : Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Angkilosis, luksasi, atau fraktur Sistemik : anemia hemolitik dan perikarditis Oligoartritis : uveitis yang sering asimtomatik. Masalah psikologi : depresi, ansietas dan masalah di sekolah.
PROGNOSIS
Indikator prognosis buruk: (1) tipe sistemik yang aktif pada 6 bulan pertama, (2) Poliartritis, (3) Perempuan, (4) Faktor rheumatoid positif, (5) Kaku sendi yang persisten, (6) Tenosinovitis, (7) Nodul Subkutan, (8) Tes ANA +, (9) Artritis pada jari tangan dan kaki pada awal penyakit, (10) erosi yang progresif, (11) Pausiartikuler tipe eksten Sekitar 70-90% penderita ARJ sembuh tanpa cacat, 10% menderita cacat sampai dewasa
TERIMA KASIH