Professional Documents
Culture Documents
Erb ( 1879)
Jolly ( 1895 )
Buzzard ( 1905 )
Remen ( 1932 )
Simpson ( 1941 )
Menguraikan hubungan MG dengan kelainan Thymus. Etiologi autoimun Argumen hubungan dengan gangguan autoimun lainnya
EPIDEMIOLOGI
Penyakit jarang Insiden :
wanita > pria Wanita umur 15-30 th, pria > 40 th Pria >> pd umur 60-70 th Wanita >> pd umur 20-30 th
DEFINISI
Miastenia Gravis ( MG ) adalah penyakit autoimun yang didapat dan mengganggu transmisi neuromuskular pada NMJ akibat kekurangan / kerusakan reseptor ACh.
GAMBARAN KLINIS
Onset : insidious dapat juga presipitous Keluhan khas : kelemahan otot setelah/ssaat digunakan dan membaik saat istirahat Gejala inisial :
Perkembangan :
10% pada otot 90% ke umum.
Fokal Otot bulbar Otot ekstremitas ( 10% ) Otot mata ( 60% ) ; diplopia, ptosis.
PATOLOGI
Injury post sinaps. Lokalisasi IgG dan lisis komplemen C9 pada NMJ Presinaps normal (vesikel dan jumlah Ach)
PATOFISIOLIOGI
KERUSAKAN IMUNOLOGIS PADA POST SINAPS NMJ. KEHILANGAN RESEPTOR POST SINAPS.
ACh
ACh
reseptor
ACh Ca
AChE AChEi Na K
Post sinaps
Otot
KLASIFIKASI / DERAJAT MG
MIASTENIA OKULER
MIASTENIA BENTUK UMUM YANG RINGAN ( MILD GENERALIZED MG ) MIASTENIA BENTUK UMUM YANG BERAT (SEVERE GENERALIZED MG) KRISIS MIASTENIA ( MYASTHENIA CRISIS )
MIASTENIA OKULER
Gangguan pada sastu atau lebih otot okular Klinis berupa :
Ptosis Diplopia
MIASTENIA BENTUK UMUM YANG RINGAN ( MILD GENERALIZED MG ) Timbul gejala perlahan, dimulai dengan gejala okuler. Menyebar ke otot-otot wajah, ekstremitas, dan otot bulbar. Otot pernafasan biasanya tidak terkena. Dapat berkembang menjadi derajat III setelah 2 th onset.
KRISIS MIASTENIA
Terjadi pada penderita derajat III :
Tidak respon terhadap obat antikolinesterase. Terdapat infeksi.
Pada pemberian antikolinesterase yang berlebihan dan memberikan efek kelemahan otot pernafasan maka disebut
krisis kolinergik.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS KLINIS PEMERIKSAAN FISIK TEST DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
Kelemahan otot bertambah berat saat aktifitas dan membaik saat istirahat. Klinis berupa :
Ptosis Diplopia Sengau / parau Gangguan menelan Paresis ekstremitas Sesak nafas ( derajat berat )
Derajat klinis dari ringan sampai berat dan terjadi krisis miastenia.
PEMERIKSAAN FISIK
Test kekuatan motorik, termasuk mengangkat lengan dan akan jatuh pada penderita miastenia dengan otot-otot bahu terkena.
Test gerakan bola mata. Test memandang obyek diatas level bola mata ; akan timbul ptosis. Test menghitung dari 1 sampai 100 ; suara akan melemah sampai hilang atau disartri pada miastenia.
TES DIAGNOSTIK MG
Test tensilon :
Cara : pemberian 2 mg endrofonium i.v. bila tidak ada efek samping dilanjutkan dengan 8 mg. Hasil : gejala miastenia membaik dalam 30 detik sampai 1 menit.
Test pemberian neostigmin 1,25 mg IM, dapat dikombinaasikan dengan atropin 0,6 mg untuk mencegah efek samping.
Hasil : gejala miastenia membaik dalam 30 detik dan berakhir dalam 2 atau 3 jam.
GAMBARAN RADIOLOGIK
Gambaran radiologi
DIAGNOSIS BANDING
Tirotoksikosis Lupus Eritematosus Sindroma Miastenik Lambert Eaton Syndrome
PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
Plasmaparesis Terapi pembedahan
FARMAKOTERAPI
Neostigmin bromide ( Prostigmin )
Bentuk tablet 15 mg Durasi kerja pendek Pemberian dapat 3 jam sekali.
Bentuk tablet 60 mg, sirup 12 mg/cc Bentuk parenteral / IM ; 11/30 dosis oral Diabsorbsi di GI dan inaktif di lambung, sehingga dosis oral harus lebih tinggi. Onset of action 30-60 menit. Mencapai puncaknya setelah 2 jam. Duration of action 4 jam, maka dapat diberikan tiap 4 jam, atau 5-6 jam. Dosis dapat ditingkatkan sampai 240 mg tiap 3-4 jam atau 120 mg tiap 2 jam. Pada sore hari dosis dapat dikurangi.
Dalam bentuk tablet 10 dan 25 mg. Duration of action lama. Jarang digunakan. Bentuk parenteral Duration of action terbatas. Digunakan untuk membedakan krisis miastenia dan krisis kolinergik.
Efek samping muskorinik dapat diatasi dengan pemberian atropin. Atropin 0,4-0,6 mg bersama neostigmin memberikan dosis efektif.
Obat-obat lain
Kortikosteroid Imunoglobulin ( IVIG ) plasmaparesis
PROGNOSIS
Tergantung derajatnya Kemungkinan komplikasi yang timbul.