You are on page 1of 58

Pengantar Ilmu Politik

Oleh: Ratu Ayu Putri

Agenda Perkuliahan
Absensi Kriteria Penilaian (50% tutorial + 50% UAS)
50% tutorial 3x tugas (70% = 15%+25%+30%) 30% partisipasi Aturan pengumpulan tugas

Isi
Perkembangan Ilmu Politik Konsep-konsep Politik Sistem Politik

Perkembangan Ilmu Politik


Masa Klasik: Yunani Kuno India Cina Indonesia

Perkembangan Ilmu Politik


Pasca Abad 19 -> masa modern di mana ilmu politik mempunyai dasar, kerangka, pusat perhatian dan cakupan Eropa: Jerman, Inggris, Austria dan Perancis (pengaruh filsafat moral dan hukum)
Belanda: pengaruh kuat dari ilmu hukum (tradisi yuridis)

Amerika Serikat: pendekatan non-yuridis; lebih menyukai pengumpulan data-data empiris

Kajian dalam Ilmu Politik (I)


Versi Andrew Heywood
Teori Politik Bangsa-bangsa & globalisasi Interaksi Politik Mesin Pemerintahan Kebijakan & Kinerja

Kajian dalam Ilmu Politik (II)


Versi UNESCO
Teori Politik -> menggambarkan dan membandingkan fenomena-fenomena politik Lembaga-lembaga Politik -> fokus pada kinerja pemerintah dan aparatnya Partai-partai & golongan-golongan -> fokus pada kondisi sosial dan dinamika politik di masyarakat Hubungan Internasional -> pada perkembangannya kajian ini menjadi kajian tersendiri yang cenderung terpisah dari kajian ilmu politik

Kajian dalam Ilmu Politik (III)


Kajian-kajian kontemporer dari ilmu politik
Studi Pembangunan Politik Ekonomi Politik Peranan Militer dalam Politik

Definisi dan Aspek dalam Ilmu Politik


Negara (State) -> definisi tradisional dari ilmu politik berfokus pada negara sebagai organisasi kekuasaan tertinggi Kekuasaan (Power) -> konsep dasar dalam kajian ilmu politik; fokus kajian politik tidak lagi terfokus pada negara Pengambilan Keputusan (Decision Making) -> bagaimana kebijakan pemerintah dibuat Kompromi dan Konsensus -> penggunaan kekuasaan untuk menyelesaikan konflik Pembagian dan Alokasi -> bagaimana nilai-nilai (temasuk kekuasaan) didistribusikan kepada individu atau kelompok di masyarakat

Konsep-konsep Dasar dalam Ilmu Politik (I)


Masyarakat
terkait dengan ilmu politik sebagai bagian dari ilmu sosial, titik tolak ilmu politik berawal dari terbentuknya masyarakat yang hidup bersama dan bekerja sama untuk mencapai terkabulnya keinginan bersama.Dalam kajian ilmu politik, bentuk masyarakat yang paling utama adalah negara

Negara
pada dasarnya merupakan suatu bentuk masyarakat. Ciri khas suatu negara jika dibandingkan kelompok masyarakat lain terdapat pada adanya paksaan dari penyelenggara negara terhadap anggota masyarakatnya untuk dapat mematuhi peraturan dalam rangka memenuhi tujuan negara

Konsep-konsep Dasar dalam Ilmu Politik (II)


Wilayah
Maksud wilayah di sini adalah daerah di mana negara dapat mempraktikkan kekuasaannya.

Penduduk
Penduduk dalam konteks ini dapat dijelaskan sebagai individu atau kelompok orang yang karena keberadaannya dalam wilayah tertentu harus mematuhi peraturan dari wilayah suatu negara.

Pemerintah
Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pihak yang secara efektif melaksanakan kekuasaan dalam suatu negara.

Konsep-konsep Dasar dalam Ilmu Politik (III)


Kedaulatan
Hak tertinggi negara untuk mempraktikkan kekuasaan yang dimiliki untuk mencapai tujuan dari negara.

Kekuasaan (power)
Pada dasarnya kekuasaan (power) merupakan konsep dasar dalam ilmu politik. Bentuknya dapat berupa fisik (persenjataan), ekonomi (kekayaan), norma (nilai-nilai budaya dan religi), personal (pencitraan & daya tarik) serta keahlian (informasi & intelegensi)

Legitimasi
Secara bebas dapat diterjemahkan sebagai penerimaan terhadap power yang dimiliki suatu pihak.

Sistem Politik
Konsep sistem politik digunakan untuk menjelaskan adanya suatu kondisi yang saling terkait dalam menganalisis politik Hal yang perlu diperhatikan dalam memahami sistem politik:
Setiap perubahan dalam suatu bagian dalam sistem akan berpengaruh terhadap keseluruhan sistem Sistem bekerja dalam suatu lingkungan tertentu yang lebih luas dan ada perbatasan antara masing-masing sistem

Skema sistem politik


output

Masyarakat (people)

input

Institusi-institusi input perwakilan (Gate keepers)

Pemerintah (government)

output

Variabel dalam sistem politik


Kekuasaan -> cara untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam alokasi sumber daya di antara kelompok-kelompok di masyarakat Kepentingan -> sebagai tujuan-tujuan yang ingin dikejar oleh pelaku-pelakju politik Kebijakan -> hasil interaksi antara kekuasaan dan kepentingan Budaya politik -> orientasi subjektif individu terhadap sistem politik

Pendekatan dalam Sistem Politik


Pendekatan Normatif -> fokus pada nilai-nilai di masyarakat Pendekatan struktural -> memberikan penekanan pada struktur masyarakat secara umum dan kelompok-kelompok di dalamnya (pendekatan makro) Pendekatan perilaku -> fokus pada pendekatan individual (pendekatan mikro) yang mencakup pembelajaran, motivasi, persepsi, dan pertimbangan individu terhadap sistem politik

Pendekatan dalam Ilmu Politik


Pendekatan legal/Institusional -> mempelajari ilmu politik hanya berpedoman pada dokumen-dokumen resmi Pendekatan Perilaku dan Pasca-Perilaku (Behavioral and PostBehavioral) -> fokus pada perilaku aktor dalam sistem politik. Bersifat kuantitatif, interdisipliner, komparatif, dan mempelajari faktor pribadi, budaya, sosiologi dan psikologi Pendekatan Neo-Marxis -> berfokus pada kekuasaan dan konflik antar-kelas yang terjadi dalam suatu negara Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice) -> lazim dipakai pada kajian ekonomi politik; penekanan penting pada optimalisasi kepentingan dan efisiensi Pendekatan Institusionalisme Baru (Neo Institutionalism) -> fokus pendekatan ini pada negara sebagai institusi yang independen dan tidak merepresentasikan kelas atau kelompok di masyarakat

Modul 2

DEMOKRASI

Materi
Pengertian dan Sejarah Awal Perkembangan Demokrasi Sejarah dan Perkembangan Demokrasi Abad ke-19 dan ke-20 Demokrasi di negara-negara non-demokrasi Demokrasi di Indonesia

Demokrasi
Apakah demokrasi? Apakah kita demokrasi? Lebih dulu mana, demokrasi atau pembangunan (development)?

Pengertian
Demokrasi dari kata Demos (Rakyat) dan Kratein (Berkuasa)
Demokrasi -> suatu pemerintahan di mana kekuasaan berada pada rakyat

Secara sederhana demokrasi dapat dibagi pada dua kelompok:


Demokrasi Konstitusional -> konsep negara hukum (rechstaat) dan jaminan bagi warga negara untuk mengekspresikan aspirasi Demokrasi ala Komunisme -> bagaimana mencapai tujuan masyarakat secara umum walau sering kali diperlukan suatu pendekatan totaliter

Terkadang ada satu pengelompokan lagi dalam konsep demokrasi: pseudo-demokrasi (demokrasi semu)

Sejarah Awal Demokrasi


Awal mula demokrasi berasal dari Yunani, tepatmya di polis Athena. Pada saat itu keputusan pemerintah dibuat langsung oleh masyarakat Yang perlu diperhatikan adalah seluruh masyarakat di sini tidak mencakup benar-benar seluruh masyarakat mengingat perempuan, budak dan pedagang asing tidak ikut terlibat dalam pembuatan kebijakan Selain itu wilayah polis Athena pada saat itu tidak terlalu luas dan memiliki penduduk banyak Sistem demokrasi yang dijalankan pada masa Yunani kuno ini disebut demokrasi langsung (direct democracy)

Demokrasi di Eropa pada masa abad pertengahan


Setelah Yunani kuno, perkembangan demokrasi di Eropa tidak berkembang sampai dengan abad ke 15 Hal tersebut terjadi akibat kuatnya feodalisme dan pengaruh penyebaran agama kristen di Eropa Satu-satunya perkembangan demokrasi di masa tersebut adalah ditandatanganinya Magna Charta (Piagam Besar) mengenai pengakuan dan jaminan atas hak rakyat dari Raja John

Demokrasi di Eropa pada masa abad pertengahan (II)


Beberapa peristiwa terjadi di akhir abad pertengahan dan membawa perubahan sosial di Eropa:
Renaissance -> kebangkitan kembali ajaran-ajaran sosial dan budaya masa Yunani kuno Reformasi Gereja -> Pembaharuan dalam ajaran agama Kristen Aufklarung (Pencerahan) dan Rasionalisme -> masa di mana manusia bebas mengembangkan pemikiran mereka
Pasca Aufklarung, pemikiran tentang demokrasi muncul kembali seperti teori kontrak sosial dari J. J. Rousseau; Trias Politica dari John Locke & Montesqieu

Pada perkembangannya perkembangan pemikiran tentang demokrasi tersebut membawa pada perubajhan kehidupan politik yang cukup besar seperti Revolusi Perancis (1789) dan Revolusi Kemerdekaan Amerika Serikat (1776)

Perkembangan Demokrasi Abad 19 & 20


Pada masa abad pertengahan kekuasaan raja cenderung sewenang-wenang dan tidak terbatas. Tidak mengherankan jika pada masa aufklarung teori sosial-politik-ekonomi yang berkembang justru menginginkan campur tangan pemerintah sekecilkecilnya. Selain itu, untuk membatasi kekuasaan pemerintah maka disusunlah suatu konstitusi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi juga mengatur hak-hak politik rakyat serta mengatur pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Perkembangan Demokrasi Abad 19 & 20 (II)


Akan tetapi memberikan kebebasan yang terlalu luas kepada rakyat juga akan memberi peluang terjadinya eksploitasi dari pihak yang kuat terhadap yang lemah; seperti yang terjadi semasa revolusi industri di Inggris. Maka pada perkembangan berikutnya, pemikiranpemikiran ekonomi-sosial-politik juga kembali menginginkan adanya campur tangan pemerintah untuk mengatur kehidupan ekonomi dan sosial serta bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat. Konsep demikian disebut konsep negara kesejahteraan (welfare state)

Perkembangan Demokrasi Abad 19 & 20 (III)


Seiring dengan berkembangnya konsep demokrasi konstitusional di abad ke-20, berkembang pula konsep negara demokrasi di rule of law yang kemudian memiliki syarat:
Perlindungan konstitusional; selain menjamin hak-hak individu, juga menentukan cara prosedur untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak Pemilihan umum yang bebas Kebebasan untuk menyatakan pendapat Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi Pendidikan kewarganegaraan

Perkembangan Demokrasi Abad 19 & 20 (IV)


Konteks perkembangan demokrasi pada abad 20 adalah lahirnya negara-negara baru dan sebagian besar dari negara-negara baru tersebut ingin menerapkan demokrasi sebagai sistem politik mereka Samuel Huntington (1991) selama abad ke-20 telah terjadi tiga kali proses demokratisasi yang masif di dunia internasional: Gelombang pertama: awal abad 19 sampai dengan tahun 1930an -> lahirnya negara-negara baru di Eropa dan Amerika Latin Gelombang kedua: setelah perang dunia kedua -> lahirnya negara-negara baru di Asia dan Afrika Gelombang ketiga: periode 1970an sampai dengan awal 2000an -> tumbangnya pemerintahan rezim pemerintahan militer di banyak negara

Demokrasi di negara-negara Non-Demokrasi


Mungkin istilah di atas agak sedikit ambigu: bagaimana bisa di negara non-demokratis menerapkan konsep demokrasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tahukah bagaimana pemerintahan di negara tetangga, Korea Utara? Apakah ada demokrasi di sana? Secara resmi Korea Utara memiliki nama Peoples Democratic Republic of Korea (Republik Demokratik Rakyat Korea)

Demokrasi di negara-negara Non-Demokrasi (II)


Pada dasarnya konsep demokrasi di negaranegara tersebut (umumnya negara Komunis) merupakan vanguard democracy, tipe dari demokrasi terpimpin. Pada umumnya ada dua tipe pemerintahan diktatorial-totaliter:
Pemerintahan diktator militer -> pihak militer sebagai pemegang kekuasaan, misalnya di negara-negara Amerika Latin di abad ke-20 dan Myanmar Pemerintahan diktator partai -> pemegang kekuasaan tertinggi adalah partai politik dengan ideologi tertentu; misalnya: negara-negara komunis dan fasis

Demokrasi di negara-negara Non-Demokrasi (III)


Bagaimana pemerintahan diktatorial lahir? Menurut Hannah Arendt: Biasanya pemerintahan totaliter lahir dari kondisi krisis sosial-ekonomi yang berat. Pada kondisi tersebut lahir suatu figur yang dipercaya rakyat dapat menyelamatkan negara. Kemudian pemimpin tersebut menjalankan sistem diktatorial untuk mencapai tujuan dimaksud

Demokrasi di negara-negara Non-Demokrasi (IV)


Kepemimpinan dalam pemerintahan totaliter biasanya memiliki ciri:
Kekuasaan yang sangat absolut; setidaknya lebih absolut daripada pemimpin sebelumnya Pemimpin tersebut memiliki kharisma/karakter yang sangat kuat dan sangat berpengaruh terhadap sebagian besar rakyatnya Pemerintahan yang dijalankan oleh partai sangat tergantung dari keinginan si pemimpin ketimbang sebuah organisasi yang independen

Totalitarianisme vs. otoritarianisme


Meskipun sama-sama non-demokrasi, pemerintahan otoriter memiliki sedikit perbedaan dengan pemerintahan totaliter Pemerintahan otoriter relatif tidak memiliki satu ideologi tertentu yang diperjuangkan yang menjadi modal bagi pemimpin. Sering kali dalam pemerintahan otoriter terdapat lembagalembaga yang terdapat pada pemerintahan demokratik seperti lembaga perwakilan walaupun hanya berstatus sebagai tukang stempel. Pada praktiknya, penerapan konsep pemerintahan otoriter dan totaliter seringkali ambigu dan cenderung overlap.

Demokrasi di Indonesia
Secara Hukum, sistem pemerintahan di Indonesia adalah Demokrasi Konstitusional Hal tersebut dapat dilihat pada penjelasan UUD 1945 di mana tertulis:
Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum (rechstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolut (kekuasaan yang tidak terbatas)

Demokrasi di Indonesia (II)


Pada praktiknya di Indonesia, secara umum penerapan demokrasi bisa dibagi menjadi 4 fase:
Masa Demokrasi Parlementer (1945-1959) Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965) Masa Demokrasi Pancasila/orde baru (1965-1998) Masa Reformasi (1998-sekarang)

Masa Demokrasi Parlementer (1945-1959)


Pada masa ini peranan parlemen dan partai politik sangat menonjol Untuk pertama kalinya dilakukan pemilihan umum pada tahun 1955 Pada masa ini digunakan tiga UUD: UUD 1945, UUD Republik Indonesia Serikat, UUD Sementara 1950 Sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem parlementer di mana kekuasaan pemerintahan seharihari ada di tangan Perdana Menteri Presiden hanya berstatus sebagai Kepala Negara dan berstatus tidak lebih dari simbol/rubber stamp President (Presiden Tukang Cap)

Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Kebalikan dari masa demokrasi parlementer, peranan presiden di masa ini sangat menonjol. Pada masa ini peranan partai, kecuali PKI dalam politik melemah. Sementara itu militer justru semakin menguat perannya dalam politik. Presiden pada saat itu berupaya membangun perimbangan kekuasaan di antara kekuatankekuatan politik di Indonesia antara lain melalui promosi konsep NASAKOM

Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

II
Pada praktiknya terjadi beberapa penyimpangan dari UUD 1945, antara lain Presiden dapat membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955 serta pengangkatan Presiden untuk seumur hidup Masa Demokrasi terpimpin berakhir setelah terjadinya G 30 S di mana setelah itu pihak militer mengambil alih pemerintahan

Masa Demokrasi Pancasila/Orde Baru


Semangat dari pemerintahan ini adalah untuk memurnikan kembali pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Kemudian dilakukan kembali upaya penguatan peran DPR sebagai lembaga legislatif Pada masa ini dilakukan juga pemilihan umum untuk memilih anggota badan legislatif pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997

Masa Demokrasi Pancasila/Orde Baru II


Pemerintah pada masa ini memperkenalkan konsep Demokrasi Pancasila di mana demokrasi ini memiliki dua ciri khas:
Tidak ada oposisi Musyawarah untuk mufakat

Pada perkembangannya pelaksanaan demokrasi di masa orde baru mengalami banyakj penyimpangan juga terutama di bidang hukum dan ekonomi. Pada kedua bidang tersebut kebijakan pemerintah seringkali tidak memihak rakyat banyak, melainkan hanya memihak kepentingan kelompok yang dekat dengan pemerintah.

Masa Demokrasi Pancasila/Orde Baru III


Penyimpangan lain terhadap demokrasi di masa orde baru antara lain pengaturan kompetisi partai politik di mana terdapat aturan untuk aparat pemerintah yang mewajibkan memilih suatu kelompok dalam pemilihan umum. Selain itu terjadi juga penyimpangan lain berupa pengekangan kebebasan pers terutama bagi pers yang cenderung berbeda pendapat dengan pemerintah Masa ini berakhir pada 21 Mei 1998 ketika Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden.

Masa Reformasi
Salah satu tonggak awal reformasi di Indonesia adalah pelaksanaan pemilihan umum yang bebas pada tahun 1999. Pemilu ini dianggap pemilu bebas mengingat nyaris tidak ada pembatasan bagi partai yang ingin mengikuti pemilihan umum tersebut. Selain itu dilakukan pula amandemen terhadap UUD 1945 untuk mencegah penyalahgunaan UUD oleh pihak pemerintah

Masa Reformasi
Tonggak lain dalam reformasi di Indonesia adalah kekuasaan Presiden yang tidak lagi sekuat masa sebelumnya. Contoh krusial dari hal ini adalah masa Presiden Abdurahman Wahid yang diberhentikan oleh pihak DPR/MPR yang memiliki perseteruan politik Hal yang menarik lainnya adalah pertama kalinya Presiden dipilih rakyat secara langsung pada pemilu 2004.

MODUL 3

HAK ASASI MANUSIA

Pertanyaan
Pelanggaran HAM seperti apa yang pernah terjadi di Indonesia? Apa perbedaan pelanggaran HAM dan tindak kriminal biasa? Permasalahan apa yang menghalangi pemberantasan tindak pelanggaran HAM di Indonesia?

Sejarah Hak Asasi Manusia (i)


Hak asasi merupakan hak yang diperoleh atau dimiliki manusia sejak kehadirannya di dunia ini. Perkembangan awal kebutuhan untuk melindungi hak-hak rakyat dari tindakan-tindakan otoriter penguasa terbatas pada hak-hak politik Magna Charta (Inggris, 1915) pembatasan kekuasaan raja sebagai imbalan dari dukungan rakyat kepada pemerintah pusat dalam bentuk pajak dan kekuatan militer daerah Bill of Rights (Undang-Undang Hak), diterima parlemen Inggris pada tahun 1689

Sejarah Hak Asasi Manusia (ii)


Perancis Revolusi Perancis (1789) yang menghasilkan Declaration des droits de lhomme et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia dan warga negara) Liberte (kebebasan), egalite (kesetaraan), dan fraternite (persaudaraan) Amerika Bill of Rights (1791)

Sejarah Hak Asasi Manusia (iii)


Gagasan mengenai HAM paham rasionalisme (pelopor: Thomas Hobbes, John Locke, Montesquieu dan Rousseau) Penolakan terhadap kekuasaan absolut raja (dasar yang rasional bagi kekuasaan) Teori Kontrak Sosial manusia memiliki beberapa hak alami, yang perlu dilindungi jika manusia itu ingin hidup secara beradab dan bermasyarakat. Teori Kontrak Sosial (ii) Untuk memperoleh perlindungan tersebut, manusia bersedia untuk menyerahkan sebagian dari hak itu kepada penguasa berdasarkan suatu kontrak, dengan ketentuan bahwa manusia bersedia menaati raja, asal hak-haknya dilindungi

Sejarah Hak Asasi Manusia (iv)


Franklin D. Roosevelt merumuskan 4 Kebebasan (The Four Freedoms) - Kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech) - Kebebasan beragama (freedom of religion) - Kebebasan dari ketakutan (freedom from fear) - Kebebasan dari Kemelaratan (freedom from want)

Sejarah Hak Asasi Manusia (v)


Pasca Perang Dunia II PBB pernyataan sedunia mengenai Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) 48 negara, 1948 tidak mengikat secara yuridis PBB 1966 perjanjian tentang hak ekonomi, sosial dan budaya (Covenant on economic, social and cultural rights) dan perjanjian tentang hak sipil dan politik (Covenant on Civil and Political Rights) diratifikasi oleh lebih dari 35 negara baru pada tahun 1976 Problems: (i) kedaulatan negara (ii) kedudukan individu sebagai subjek Hukum Internasional (iii) masalah domestic jurisdiction dalam Piagam PBB

Sejarah Hak Asasi Manusia (vi)


Level REGIONAL Majelis Eropa (Council of Europe) Convention of the Protection of Human Rights and Fundamental Freedoms dilanjutkan dengan pembentukan Mahkamah Eropa untuk Hak-hak Asasi (European Court of Human Rights, 1959) Afrika African Charter on Human and Peoples Rights (Banjul Charter), 1981 Asia Bangkok Declaration, 1993 Problems perbedaan budaya/relativitas budaya relativitas HAM DEKLARASI WINA, Juni 1993 jembatan untuk Dunia Barat dan

Pernyataan Sedunia Tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights)
Kesulitan yang dihadapi:
Perbedaan antara hak asasi yang bersifat tradisional (hak politik vs hak ekonomi, sosial dan budaya) Hak asasi manusia terkesan tanpa batas harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
Perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara Pertimbangan atas ketertiban dan keamanan nasional

Pernyataan Sedunia Tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights)
Perjanjian Hak Sipil dan Politik Perjanjian Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Hak Asasi Perempuan Hak Asasi dalam Islam
Hak untuk hidup Hak untuk memperoleh keadilan Hak persamaan Kewajiban untuk memenuhi apa yang sesuai dengan hukum, serta hak untuk tidak patuh kepada apa yang tidak sesuai dengan hukum Hak kebebasan kepercayaan Hak untuk menyatakan kebenaran Hak mendapatkan perlindungan terhadap penindasan karena perbedaan agama Hak untuk mendapatkan kehormatan dan nama baik Hak ekonomi Hak untuk memiliki

Hak Asasi Manusia di Indonesia


UUD 1945 hanya relatif sedikit mencantumkan hak asasi manusia:
UUD disusun dalam waktu yang sangat mendesak UUD 1945 diundangkan sebelum Universal Declaration of Human Rights

Problems:
Seringkali terjadi perbedaan persepsi dan kepentingan antara pemerintah dan rakyat

Pengakuan suatu negara terhadap perlindungan hak asasi manusia terdiri atas dua tingkat:
Tingkat pertama: moral rights Tingkat kedua: positive rights

Perkembangan HAM pada Masa Reformasi


Pemenuhan hak asasi ekonomi merosot tajam, dengan adanya krisis moneter, penggusuran di perkotaan yang mengatasnamakan pembangunan dan lainlain

Hak Asasi Perempuan di Indonesia


PBB Konvensi Hak Politik Perempuan, diratifikasi UU No. 68/1958 Perempuan di Indonesia seringkali menjadi target perusakan struktural dari politik kekuasaan Semangat reformasi pemberlakuan kuota 30% perempuan (berdasarkan Deklarasi Wina dan Konferensi Perempuan di Beijing)

You might also like