You are on page 1of 13

Pengertian Umum

Berdasarkan pasal 16B UU No. 42 Tahun 2009, disebutkan bahwa Pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya atau dibebaskan dari pengenaan pajak, baik untuk sementara waktu atau selamanya untuk: A. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam daerah pabean B. Penyerahan BKP tertentu atau penyerahan JKP tertentu C. Impor BKP tertentu D. Pemanfaatan BKP tidak berwujud tertentu dari luar daerah pabean didalam daerah pabean E. Pemanfaatan JKP tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.diatur dengan Peraturan Pemerintah. Berdasarkan pasal 16 B ini dapat disimpulkan bahwa pemberian fasilitas perpajakan di bidang PPN dan PPnBMClick to edit Master subtitle style adalah berupa: Pajak terutang tidak dipungut Dibebaskan dari pengenaan pajak

Perbedaan fasilitas PPN


Transaksi Yang Berkaitan Langsung Dengan PPN Dibebaskan:
1.

Pajak Masukan yang berkaitan dengan PPN tidak dapat dikreditkan. Wilayah berlakunya hampir seluruh wilayah Republik Indonesia Berlaku untuk semua pembeli Diberikan untuk impor dan atau Penyerahan BKP tertentu Strategis,Fasilitas pemberian restitusi/pembebasan PPN bagi perwakilan Diplomatik Negara Asing/Badan Internasional.

2.

3.

4.

Transaksi Yang Berkaitan Langsung Dengan PPN Tidak Dipungut:


1.

Pajak Masukan yang berkaitan dengan PPN tidak dipungut dapat dikreditkan. Wilayah berlakunya hanya di wilayah tertentu. Berlaku untuk pembeli/penjual tertentu

2.

3.

4.

Diberikan untuk tempat tertentu yaitu kawasan berikat, dan untuk pengadaan barang

dan jasa terkait dengan proyek pemerintah yang dananya berasal dari hibah atau DANA PINJAdana pinjaman luar negeri.

Click to edit Master subtitle style

A.

Mendapat Fasilitas di Objek PPN yang Mendapat Fasilitas Terutang Tidak Dipungut Bidang PPN
Fasilitas Proyek Pemerintah yang Dananya berasal dari Bantuan Luar Negeri Bantuan luar negeri yang dimaksud di sini adalah berupa pinjaman atau hibah dengan menggunakan dasar hukum PP Nomor 42 tahun 1995. Dalam hal ini, objek PPN terutang yang tidak dipungut pajak baik PPN maupun PPnBM adalah : a) Impor BKP b) Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean c) Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean d) Penyerahan BKP/JKP yang dilakukan oleh Kontraktor Utama sehubungan dengan proyek pemerintah yang seluruh dananya berasal dari hibah atau pinjaman luar negeri. Apabila proyek pemerintah tersebut hanya sebagian saja yang dananya berasal dari hibah atau pinjaman luar negeri, maka Fasilitas PPN/PPn BM tidak dipungut hanya atas bagian yang dananya berasal dari hibah atau pinjaman luar negeri (atas pembayaran yang dananya bukan berasal dari hibah/pinjaman luar negeri harus tetap dipungut PPN/PPn BM). Yang dimaksud dengan Kontraktor Utama di sini adalah kontraktor, konsultan, dan pemasok yang berdasarkan kontrak melaksanakan proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah atau pinjaman luar negeri, termasuk tenaga ahli dan tenaga pelatih yang dibiayai dengan hibah Luar Negeri.

1.

. . . . .

2. Fasilitas PPN di Kawasan Berikat


Objek PPN dalam kawasan berikat yang mendapat fasilitas tidak dipungut berdasarkan KMK Nomor 291/KMK.05/1997 sebagaimana diubah terakhir kali dengan PMK Nomor 101/PMK.04/2005 adalah : 1. Impor barang modal, peralatan pabrik, dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh PKB termasuk PKB yang merangkap sebagai PDKB 2. Impor barang modal dan peralatan pabrik yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi PDKB yang semata-mata dipakai di PDKB. 3. Impor barang dan/atau bahan untuk diolah di PDKB. 4. Pemasukan BKP dari Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL) ke PDKB untuk diolah lebih lanjut. 5. Penyerahan barang hasil produksi PDKB kepada PDKB lainnya untuk diolah lebih lanjut atau dari PKP EPTE kepada PDKB. 6. Penyerahan jasa dalam rangka melakukan pekerjaan sub kontrak kepada PDKB oleh perusahaan industri di DPIL, PKP EPTE, atau PDKB lainnya. 7. Peminjaman mesin dan/atau peralatan pabrik dalam rangka sub kontrak dari PDKB kepada perusahaan industri di DPIL, PKP EPTE, atau PDKB lainnya (lama maks 24 bulan). 8. Penyerahan BKP dari Kawasan Berikat kepada pihak yang memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor. Click to barang hasil olahan produsen pengguna fasilitas Bapeksta di DPIL untuk diolah lebih 9. Penyerahan edit Master subtitle style lanjut oleh PDKB. 10. Pengeluaran mesin dan peralatan pabrik ke DPIL untuk direparasi (lama maksimum 12 bulan)

Adapun penyerahan BKP atau penyerahan JKP ke Kawasan Berikat yang tidak memperoleh fasiilitas PPN adalah :

Penyerahan BKP bukan untuk diolah dari DPIL ke PDKB Penyerahan JKP dari DPIL ke PDKB Penyerahan BKP/JKP dari PDKB ke DPIL Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari luar Daerah Pabean di Kawasan Berikat Impor selain BKP untuk diolah atau selain barang modal, kecuali impor peralatan perkantoran yang dilakukan oleh PKB

B. Objek PPN yang Mendapat Fasilitas Terutang Dibebaskan

Objek PPN yang mendapat fasilitas terutang dibebaskan berdasarkan PP nomor 146 tahun 2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan PP nomor 38 tahun 2003 :

1.

2. 3. 4.

Dalam Pasal 1 disebutkan objek PPN yang mendapat fasilitas terutang dibebaskan adalah impor atas barang kena pajak tertentu berikut ini : Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli, dan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta suku cadangnya yang diimpor oleh Departemen Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan,. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN); Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya; Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen Pertahanan atau TNI untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Departemen Pertahanan, TNI atau pihak yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan atau TNI.

5.

6.

7.

Dalam Pasal 2 disebutkan objek PPN yang mendapat fasilitas terutang dibebaskan adalah penyerahan atas barang kena pajak tertentu. Adapun BKP tertentu yang dimaksud adalah sebagai berikut ini :
1.

2.

3. 4. 5.

6.

7.

Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah; Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli dan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta suku cadangnya yang diserahkan kepada Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN); Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama; Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diserahkan kepada dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Click to edit Master subtitle style Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya; Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diserahkan kepada dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional . Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diserahkan kepada dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia

8. Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik Indonesia untuk mendukung pertahanan Nasional yang diserahkan kepada Departemen Pertahanan atau TNI.

Dalam Pasal 3 disebutkan objek PPN yang mendapat fasilitas terutang dibebaskan adalah penyerahan atas jasa kena pajak tertentu, yang dimaksud dengan JKP tertentu adalah sebagai berikut ini :

1. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Laut Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Nasional, yang meliputi: a. b. c. 2. a. b. 3. Jasa persewaan kapal; Jasa kepelabuhan meliputi jasa tunda, jasa pandu, jasa tambat, dan jasa labuh; Jasa perawatan atau reparasi (docking) kapal; Jasa persewaan pesawat udara; Jasa perawatan atau reparasi pesawat udara;

Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang meliputi:

Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia;

4. Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 1 dan pembangunan tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah; 5. Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat sederhana; 6. Jasa yang diterima oleh Departemen Pertahanan atau TNI yang dimanfaatkan dalam rangka penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik Indonesia untuk mendukung pertahanan nasional.

PP nomor 12 tahun 2001 sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan PP nomor 31 tahun 2007 yang mengatur mengenai impor dan penyerahan atas barang strategis yang mendapatkan fasilitas terutang dibebaskan antara lain: 1. Barang modal, berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak, oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut; 2. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas, dan ikan; bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau; 3. Barang hasil pertanian. 4. RUSUNAMI (Rumah Susun Sederhana Milik) dengan syarat: a. Luas untuk setiap hunian lebih dari 21 m2 (dua puluh satu meter persegi) dan tidak melebihi 36 m2 (tiga puluh enam meter persegi); b. Harga jual untuk setiap hunian tidak melebihi Rp 144.000.000,00 (seratus empat puluh empat juta rupiah); c. Diperuntukkan bagi orang pribadi yang mempunyai penghasilan tidak Click to edit Master subtitle style melebihi Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) per bulan dan telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); d. Pembangunannya mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum yang mengatur mengenai persyaratan teknis pembangunan rumah susun sederhana; dan e Merupakan unit hunian pertama yang memiliki, digunakan sendiri sebagai tempat tinggal dan tidak dipindahtangankan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak dimiliki.

Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai berupa: a. barang modal yang diperlukan secara langsung berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak, oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut; b. makanan ternak, unggas, dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas, dan ikan; c. barang hasil pertanian; d. bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan; e. air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; dan Yang dimaksud dengan Perusahaan Air Minum adalah Perusahaan Air Minum milik Pemerintah dan/atau Swasta. Dan termasuk dalam pengertian air bersih yang disalurkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah air bersih yang diserahkan dengan cara lain seperti penyerahan melalui mobil tangki air. f. listrik,Click to editperumahan dengan daya di atas 6600 (enam ribu enam ratus) watt. kecuali untuk Master subtitle style

C. Fasilitas PPN di Kawasan Bebas Fasilitas Perpajakan di Kawasan Bebas adalah sebagai berikut: 1. Penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak di dalam Kawasan Bebas dan dari Kawasan Bebas ke Kawasan Bebas lainnya, dibebaskan dari pengenaan PPN atau PPN dan PPnBM. 2. Pemasukan Barang Kena Pajak berwujud dari luar Daerah Pabean ke Kawasan Bebas dibebaskan dari pengenaan PPN atau PPN dan PPnBM (serta tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22). 3. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di Kawasan Bebas dibebaskan dari pengenaan PPN. 4. Pemasukan barang Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean atau dari Tempat Penimbunan berikat ke Kawasan Bebas yang melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM. 5. Penyerahan Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak tidak berwujud dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas tidak dipungut PPN. 6. Pengeluaran Barang Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke Tempat Penimbunan Berikat dalam hal barang merupakan barang asal luar Daerah Pabean, dibebaskan dari pengenaan PPN dan tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal

Click to edit Master subtitle style

D. PPN Ditanggung Pemerintah 1. Peraturan Menteri Keuangan nomor 22/PMK.011/2011 menetapkan bahwa PPN Ditanggung Pemerintah atas impor barang untuk kegiatan hulu eksploitasi minyak dan gas bumi serta kegiatan usaha eksploitasi panas bumi. Namun, terdapat syarat yang ditetapkan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) yakni : a . barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri; b. barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan; atau c. barang tersebut sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri. 2. PMK Nomor 26/PMK.11/2011 menetapkan PPN terutang atas penyerahan minyak goreng sawit kemasan sederhana, yakni minyak goreng sawit curah yang dikemas dengan merek MINYAK KITA yang diproduksi oleh produsen yang didaftarkan di Kementerian Perdagangan dengan model desain dan spesifikasi yang ditetapkan Menteri Perdagangan, di dalam negeri oleh PKP ditanggung oleh pemerintah. PKP wajib membuat FP dengan membubuhkan cap PPN DITANGGUNG PEMERINTAHAN EKS PMK NOMOR 26/PMK.011/2011. Click to edit Master subtitle style

You might also like