You are on page 1of 20

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok

itu yaitu tujuan bersama. Pengertian pendidikan itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada kepemimpinan diberbagai bidang kegiatan atau hidup manusia. Pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntut, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu, selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu. (Dirawat dkk., 1976:11-12)

Orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak Orang yang dapat pengaruh dilain pihak Adanya maksud-maksud atau tujuantujuan tertentu yang hendak dicapai Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud atau tujuan tertentu itu.

Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada sumber-sumber, dan alat-alat (resources) tersedia bagi suatu organisasi (Sondang P. Siagian, 1980:6) Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang mudah (fasilitas) daripada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Mardjiin Syam, 1966:11)

Carter V. Good memberikan pengertian yang lebih luas tentang apa sebenarnya hakikat kepemimpinan itu dalam dua batasan : The ability and readiness to inspire, guide, direct or management others. The role of interreter of interedd and objectives of a group the group recognizing and accepting the interpreter as spokesman (Carter V. Good , 1959:319)

Jadi kepemimpinan itu sebagai fenomena atau kualitas kegiatan-kegiatan kerja dan interaksi di dalam situasi kelompok, ini merupakan sumbangan dari seseorang di dalam situasi-situasi kerjasama. Kepemimpinan dan group adalah merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, tak ada group tanpa adanya kepemimpinan dan sebaliknya kepemimpinan hanya ada dalam situasi interaksi group, seseorang tak dapat dikatakan pemimpin jika ia berada di luar group (cf. Dirawat dkk.,1976:20)

Pembahasan tentang kepemimpinan telah menunjuk pada suatu fenomena kemampuan seseorang dalam menggerakkan, membimbing dan mengarahkan orang lain dalam suatu kerja sama. Apabila dipadukan dengan istilah pendidikan, muncullah istilah Kepemimpinan Pendidikan.

Pendidikan sendiri menurut Lengeveld adalah membimbing anak didik dari tingkat belum dewasa menuju ke kedewasaan. Berarti kriteria keberhasilan pendidikan adalah kedewasaan. Ki Hajar Dewantara, seorang Bapak Taman Siswa, menganggap pendidikan sebagai daya upaya untuk mewujudkan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter, pikiran (intelek) dan tubuh anak untuk memajukan kehidupan anak didik selaras dengan dunianya (Wasty Soemanto Hendayat Soetopo, 1982:3)

Apabila pengertian kepemimpinan dipadukan dengan pengertian pendidikan, maka akan muncul pengertian Kepemimpinan Pendidikan. Dirawat dan kawan-kawan memberikan definisi kepemimpinan pendidikan sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orangorang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran. (Dirawat dkk., 1976:22)

Apabila diambil sarinya, kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian ini sejalan dengan sudut filosofi kepemimpinan yang ada pokoknya menjunjung tinggi asas hubungan kemanusiaan (Human Relationship)

Fungsi kepemimpinan pendidikan terbagi atas dua bagian : Fungsi bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai Fungsi bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan sambil memeliharanya.

GRAVES di STANFORD UNIVERSITY memberikan laporan GROUP PROCESSES IN TRAINING ADMINISTRATIONS, laporannya adalah mengenai 4 tipe kepemimpinan yang antara lain terdiri dari : 1.Tipe Autoritarian 2.Tipe Laizzes faire 3.Tipe Demokratis 4.Tipe Pseudo demokratis

Dalam tipe kepemimpinan semacam ini, pemimpin lebih bersifat ingin berkuasa, suasana disekolah selalu tegang. Pemimpin sama sekali tidak memberi kebebasan kepada anggota kelompok untuk turut ambil bagian dalam memutuskan suatu persoalan. Di sini pemimpin dalam hal ini Kepala Sekolah medikte kepada anggota yang ada di bawah kepemimpinannya tentang apa yang harus dikerjakan oleh mereka dan bagaimana harus dkerjakan.

Sifat kepemimpinan pada tipe Laizzes faire seolaholah tidak tampak, sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya, atau secara tidak langsung segala peraturan, kebijaksanaan (policy) suatu institusi berada di tangan anggota. Anggota kelompok bekerja menurut kehendaknya masing-masing tanpa adanya pedoman kerja yang baik. Di sini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan, maka semua usahanya akan cepat berhasil.

Selama ini kepemimpinan yang selalu kita harapkan adalah bentuk kepemimpinan demoratis. Dalam tipe kepemimpinan ini, seorang pemimpin selalu mengikutsertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan.

Tipe kepemimpinan yang kita maksudkan adalah Demokrasi yang semu; artinya seorang pemimpin yang mempunyai sifat pseudo demokratis hanya menampakkan sikapnya saja yang demokratis, di balik kata-katanya yang penuh tanggung jawab ada siasat yang sebenarnya merupakan tindakan yang absolut. Pimpinan yang pseudo demokratis penuh dengan manipulasi sehingga pendapatnya sendiri yang harus disetujui.

Adalah keperluan yang mendesak untuk meningkatkan kepemimpinan yang demokratis, dimana kita hidup dalam zaman yang makin komplek. Urbanisasi yang luas dan cepatnya perubahan-perubahan menuntut kecakapankecakapan dari manusia untuk mengadaptasi dari lingkungan baru. Penambahan-penambahan masalah yang ruwet yang disajikan dalam kehidupan baru memerlukan bantuan yang besar dari pendidikan yang lebih terorganisasikan dengan cara demokratis.

Dalam keadaan demikian pemimpin-pemimpin pendidikan menghadapi 2 macam tekanan yaitu :


1.

2.

Tekanan metode otoriter dan tuntutan penyelesaian untk melaksanakan tugas dan kewajiban. Tekanan sebagai akibat dari pendapatpendapat baru dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Pemimpin yang baik dalam arti yang modern adalah seorang yang mempunyai kecenderungan untuk tidak menganggap diri sendiri sebagai orang yang maha mengetahui dan berusaha untuk menyesuaikan kelompok, ia tidak menyandarkan diri pada kedudukannya, prestasinya dan kekuasaannya, akan tetapi pada kemampuannya untuk menjalankan kepemimpinan yang dinamis dengan menghubungkan diri dengan kelompoknya dan sebaliknya kelompok dengan pemimpin. Pemimpin yang modern membagi fungsi kepemimpinan dengan anggota-anggota kelompok dan merangsang mereka, malahan dimana perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk waktu-waktu tertentu melaksanakan tugas kepemimpinan.
aa

Konsep kepemimpinan yang demokratis harus dapat dibuktikan kepemimpinannya dengan arah tindakan dimana : 1. Kebebasan pemikiran seseorang atau kelompok menghasilkan tindakan yang bertanggung jawab. 2. Perbedaan penilaian dan kepercayaan dapat manfaatkan perbedaan itu untuk lebih mendekati kebenaran. 3. Motivasi perasaan dan sentimen orang-orang mendorong dan mengarahkan kepada pemecahan masalahmasalah. 4. Kelompok-kelompok dapat mencari pertimbangan antara kepentingan kelompok dan kepentingan umum. 5. Orang-orang memakai kecakapannya dengan efektif dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. 6. Orang-orang bukan saja memakai sumber-sumber intern, tapi meluas keluar untuk melaksanakan imajinasi, inisiatif dan kreativitas dalam menetapkan dan memecahkan masalah.

You might also like