Professional Documents
Culture Documents
Tutor : dr. Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Maranatha Bandung 2009
Terminologi
Fontanel : titik lunak, misalnya salah satu ruang tertutup membran cranii yang tertinggal dalam tengkorak yang belum mengalami osifikasi lengkap pada fetus atau pada bayi. Diare (diarrhea) : perubahan defekasi dimana konsistensi feses menjadi lbh cair, frekuensi meningkat dari normal ( 3x/hari), jumlah feses meningkat ( >200gr/hari ) dan dapat disertai / tdk disertai lendir / darah. Bowel sound : suara usus Meteriorismus : adanya gas dalam abdomen atau usus Diaper rash : dermatitis iritan pada daerah yang berkontak dengan popok bayi, terjadi sebagai suatu reaksi karena kontak lama dengan urin dan feses yg bersifat asam. Sering dihubungkan dengan bakteri sekunder dan infeksi jamur (Candida albicans).
KPR : Knee percussion reflex APR : Achilles percussion reflex Limphadenopathy submandibular : Penyakit kelenjar gatah bening regional dibawah mandibula/ rahang bawah. Clubbing fingers : derformitas yang ditimbulkan karena proliferasi jaringan lunak sekitar tulang jari tangan. Disebut juga drumstick finger. Dehidrasi : suatu keadaan dimana tubuh kehilangan banyak cairan serta elektrolit tanpa akibat dari asupan yang tidak memadahi untuk mengembalikan keseimbangannya.
Anatomi
Histologi
STRUKTUR UMUM Tunica Mucosa: terdiri epitel, lamina propria dan lamina muskularis mukosa Tunika Submukosa: jaringan ikat padat Tunika Muskularis: otot polos Tunika Adventitia / Tunika Serosa: lapisan tipis jaringan ikat longgar
Labium Oris
Memiliki 3 permukaan: Facies Externa Rubrum labii Facies Interna (membrana mukosa) Facies Externa Epitel berlapis gepeng berkeratin Dermis terdapat papilla corii dan appendix kulit yaitu gld. Sudorifer, gld. Sebacea, folikel rambut, m. arrector pilli, pembuluh darah
Rubrum Labii Epitel gepeng berlapis tak berkeratin dan lebih tebal Tidak ad gld. dan folikel rambut Facies Interna Epitel berlapis gepeng tanpa keratin Terdapat gld. Labialis adalah kelenjar campur saliva minor, terutama bersifat mukosa, sekres mukus.
Lingua
Terdiri dari Tunica mucosa epitel berlapis gepeng tidak bertanduk Tunica muscularis otot ekstrinsik u/ pergerakan lidah otot intrinsik u/ perubahan bentuk lidah - m. transversus lingue - m. longitudinalis lingue - m. verticularis lingue
4 tipe papila lingualis Papilla Filiformis Ep berlapis gepeng bertanduk Bentuk: kerucut panjang dan runcing Tidak memiliki taste bud f/ membersihkan makanan dari permukaan lingua.
Papilla Fungiformis Ep berlapis gepeng tidak bertanduk Bentuk: jamur, bagian atas melebar Memiliki taste bud Terdapat diantara papilla filiformis Papilla foliata Ep berlapis gepeng tidak bertanduk Memiliki taste bud Lokasi: posterolateral lingua
Papilla Vallata Ep berlapis gepeng tidak bertanduk Memiliki taste bud Terdapat glandula serosa Von Ebner
Taste Bud
Merupakan organ sensoris intraepithelial. Berfungsi untuk persepsi rasa. Terdiri dari 3 jenis sel : Sel basalis f/ regenerasi sel penyokong dan pengecap. Letak: perifer dekat membrana basalis. Sel sustenans / sel penyokong f/ penyokong dan sekresi bahan amorf. Bentuk: sel panjang, inti oval, sitoplasma gelap. Sel gustatorius / sel pengecap f/ menerima rangsang 4 rasa. Bentuk: sel panjang, inti bulat, sitoplasma jernih.
Oesophagus
Tunika mukosa
Epitel: berlapis gepeng tidak bertanduk Lamina propia: jaringan ikat longgar, terdapat gld. Oesophageal cardiaca untuk menghasilkan mukus untuk lubrikasi oesophagus Lamina muskularis mukosa: selapis otot polos yang berjalan longitudinal
Tunika submukosa
Merupakan jaringan ikat padat kolagen irregular dan terdapat serabut elastis Terdapat gld. Oesophageal proper
Tunika muskularis
Terdapat 2 lapis sirkulare dan longitudinal dan diantaranya terdapat plexus Auerbachs Terdapat otot polos dan lurik
Gaster
Dibagi menjadi 3 regio : Cardi
Terdapat gld. Cardiaca Foveola gastrika dangkal
Pylorus
Terdapat gld. Pylorica Foveola gastika yang dalam
Tunika submukosa
Jaringan ikat padat kolagen irregular Terdapat plexus submucosal Meissners Terdapat rugae, yaitu lipatan longitudinal mukosa dan submukosa
Tunika muskularis
Tiga lapisan otot: Lapisan otot berjalan oblique, circular, dan longitudinal Tedapat plexus myentericus Aurbach
Tunika serosa
Jaringan ikat yang dilapisi sel gepeng, yaitu mesothelium dan visceral peritoneum Terdapat sel lemak unilokular
Fundus
Pylorus
Intestinum Tenue
Terbagi menjadi 3 regio : Duodenum Segmen terpendek pada usus halus Memiliki villi intestinalis yang paling lebar, paling tinggi dan paing lebar seperti daun pohon oak Sedikit sel goblet Terdapat gld. Brunners pada tunika submukosa Jejunum Memiliki villi intestinalis yang cukup lebar, cukup tinggi dan lebih sedikit dibanding duodenum Sel goblet lebih banyak Ileum Memiliki plaque Peyers Villi intestinalis paling ramping, pendek dan sedikit dan seperti jari Sel goblet paling banyak
Tunika submukosa
Jaringan ikat padat fibroelastik kaya vaskularisai dan limfatik Persyarafan intrinsik dari plexus submucosal Meissners
Duodenum
Jejenum
Ileum
Colon
Tunika mukosa
Epitel: selapis silindris Lamina propria: terdapat gld. Intestinalis Tidak memiliki villi intestinalis
Tunika submukosa
Jaringan ikat padat irregular Terdapat lipatan tunika mukosa dan submukosa yang bersifat sementara
Rektum
Tunika mukosa
Epitel: selapis silindris dengan mikrovilli, banyak sel goblet Lamina propria: gld. Intestinalis sedikit
Tunika submukosa
Terdapat lipatan tunika mukosa dan submukosa yang bersifat permanen
Tunika adventitia:
Banyak pembuluh darah, arteriol dan venula
fisiologi
Saluran pencernaan memberi tubuh persediaan akan air,elektrolit dan makanan yang terus menerus,untuk mencapai hal ini dubutuhkan : Pergerakan makanan melalui saluran cerna Sekresi getah pencernaan dan pencernaan makanan Absorbsi hasile pencernaan,aie dan berbagai elektrolit Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal untuk membawa zat yg diabsorbsi Pengaturan semua fungsi ini oleh sisitem saraf dan hormonal
Terdapat zat-zat neurotransmitter yang disekresikan oleh ujungujung saraf neuron enterik misalnya adalah : Norepinefrin yang kerjanya menghambat aktivitas GI Serotonin Dopamin Asetil kolin yg kerjanya merangsang aktivitas GI Dll
Kontrol hormonal terhadap motilitas gastrointestinal : Kolesistokinin : meningkatkan kontraktibilitas kandung empedu dan menghambat motilitas lambung secara sedang Sekretin:sbg respon thdp getah asam lambung yg dikosongkan dari lambung Gastic inhibitory peptide :menurunkan aktivitas motorik lambung
Sepanjang saluran cerna terdapat kelenjar sekretorius yg mempunyai fungsi : Menghasilkan enzim-enzim pencernaaan Mengeluarkan mukus yang melumaskan dan melindungi semua bagian saluran cerna Beberapa tipe kelenjar yg mengeluarkan sekresi yg berbeda : Sel goblet yang menghasilkan mukus Crypta lieberkuhn usus halus
Terjadi 2 jenis pergerakan dalam traktus gastrointestinal : gerakan propulsif-peristaltik Gerakan mendorong makanan maju ke arah caudal sepanjang saluran cerna.makanan akan mmelewati gaster dalam 1-3jam setelah makan,dan melambat di usus halus(1cm/menit),chyme akan melewati usus halus dalam waktu 3-5jam. Gerakan mencampur Gerakan yg mencampur makanan dengan getah pencernaan.pd bebrapa tempat gerakan peristaltik sendiri menyebabkan sebagian besar pencampuran,khususnya bila pergerakan maju isi usus dihambat oleh sebuah sfingter.selain iyu,kontraksi konstriktif lolak terjadi setiap beberapa cm dalam dinding usus.
Fungsi utama colon : Setengah bagian proksimal tempat absorbsi air,elektrolit dari chymus Setengah bagian distal tempat penyimpanan bahan feses Pergerakan colon : Gerakan mencampur(haustrasi) Gerakan mendorong,jenis gelombang peristaltik pada usus halus jarang timbul pd colon,sebaliknya hampir semua dorongan timbul karena : Pergerakan lambat ke arah anus oleh haustrasi Mass movement :mendorong bahan feses dalam colon transversum dan descenden ke arah sigmoid dan rectum.bila pergerakan sudah mendorong bahan feses ke dalam rectum,akan terasa keinginan defekasi
Defekasi
Defekasi timbul oleh refleks defekasi.1 dari refleks ini adalah refleks intrinsik yang diperantarai oleh oleh sistem saraf enterik.refleks ini bersifat lemah sehimgga harus diperkuat oleh refleks defekasi parasimpatis Refleks defekasi parasimpatis berpusat di segmen sacral medulla spinalis,sinyal-sinyal parasimpatis memperkuat gelombang peristaltik di dalam colon descenden,sigmoid,dan rektum yang mendorong feses ke anus dan merelaksasikan spincther ani internus,dgn demikian mengubah refleks defekasi intrinsik dari suatu gerekan yg lemah menjadi defekasi yang kuat
Definisi
Diare merupaka suatu perubahan defekasi dimana konsistensi feses menjadi lbh cair, frekuensi meningkat dari normal ( 3x/hari), jumlah feses meningkat ( >200gr/hari ) dan dapat disertai / tdk disertai lendir / darah.
Etiologi
Infeksi : - Bakteri : Shigella sp, E.coli patogen, Salmonella sp, Staphylococcus aureus , Klebsiella, Pseudomonas, Proteus - virus : Rotavirus, Adenovirus, cytomegalovirus, , echovirus, virus HIV. - parasit : Protozoa: Entamoeba histolytica - fungi : Kandida/ moniliasis Intoksikasi makanan Gangguan absorbsi Terapi obat : antibiotik, kemoterapi Tindakan tertentu : gasterektomi, radiasi dosis tinggi Lain2 : neurologi
Insidensi
Diare dpt terjadi pd semua usia tetapi paling banyak terjadi pada balita (16,7%) Perempuan : laki2 = 1 : 1 Tiap tahun sekitar 20 50% penduduk indonesia terkena diare Pada balita penyebab yg paling sering adalah rotavirus
Faktor resiko
Usia Makanan atau keadaan makan yang tidak biasa makanan laut terutama yang mentah, restoran dan rumah makan cepat saji Lingkungan kebersihan mck Baru saja berpergian ke negara2 berkembang kebersihan air / makanan kurang baik
Klasifikasi
Lama waktu : akut & kronik Mekanisme : - diare osmotik - diare sekretori - diare invasif ( disentri ) - diare infamatori / eksudatif - diare akibat abnormalitas motilitas usus Diare selain karena gangguan saluran pencernaan
Infeksi Rotavirus
Enterotoxin
Kerusakan pd enterosit
Laktase deficiency
Lactose intolerance Fermentasi laktosa o/ bakteri As. Laktat Diaper rash Hydrogen Kembung
Absorbsi terganggu
Tekanan osmotik lumen usus Cairan keluar ke lumen usus Peristaltik usus meningkat Diare osmotik Dehidrasi
Dasar diagnosis
Usia 4 bulan(bayi) Diare sejak kemarin Frekuensi 8 hari sehari Feses kuning,cair,ada ampas,tidak ada darah/lendir Volume feses gelas perhari, vomitus 5 kali terdiri dari asi Febris continue (38,5
Diagnosis banding
Diare akut e.c rota virus+lactose intolerance+dehidrasi sedang Diare akut e.c bakteri E.colli (ETEC)
Pemeriksaan Penunjang
b)Mengobati dehidrasi
ORALIT , hubungi pihak berwajib , berikan cairan intravena dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapioral Memberi makanan
KEADAAN UMUM
AIR MATA TURGOR JARINGAN MEMBRAN MUKOSA TEKANAN DARAH BUANG AIR KECIL
HAUS , SADAR
ADA NORMAL BASAH NORMAL NORMAL
NADI MATA
FONTANEL ANTERIOR DEFISIT CAIRAN (ml/Kg)
NORMAL NORMAL
NORMAL 40 - 50
CEPAT CEKUNG
CEKUNG 60 - 90
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA ORALIT yang diberikan dihitung dengan berat badan penderita ( kg ) X 75 ml
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah Bujuk ibu untuk meneruskan ASI Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100 200 ml air masak selama masa ini
SETELAH 3-4 JAM NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN KEMUDIAN PILIH RENCANA TERAPI
Bila tidak ada dehidrasi , ganti ke rencana terapi A, Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang ulang Rencana terap B , tetapi tawarkan makanan susu dan sari buah Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat ganti dengan rencana terapi C
PENCEGAHAN
DIARE DAN DEHIDRASI
Penyuluhan Pemberian ASI selama 4-6 bln pertama Memperbaiki cara penyapihan Menggunakan air bersih dan perhatikan kebersihan Imunisasi campak Mengetahui tanda dehidrasi Pemberian makanan sebelum, saat diare , dan setelah Mengetahui cara pembuatan ORALIT
KOMPLIKASI
Dehidrasi Gangguan keseimbangan cairan & asam-basa Renjatan hipovolemik Hipokalemia Hipoglikemia Intoleransi laktosa sekunder
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad Bonam Quo ad Functionam : ad Bonam Quo ad Sanationam : ad Bonam