You are on page 1of 19

Sistem Neurobehaviour I Ensefalitis

Kelompok 2

Definisi
Ensefalitis

adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non purulent. Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri).

Etiologi
Ensefalitis

Supurativa Ensefalitis Siphylis Ensefalitis Virus Ensefalitis Karena Parasit Ensefalitis Karena Fungus Riketsiosis Serebri

Manifestasi klinis

Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia Kesadaran dengan cepat menurun Muntah Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau twitching saja (kejang-kejang di muka) Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya (Hassan, 1997)

Patofisiologi

Ke jaringan susunan saraf pusat

Gangguan rasa nyaman

Pemeriksaan Diagnostik

Biakan:

Dari darah viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk mendapatkan hasil yang positif. Dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak (hasil nekropsi), akan didapat gambaran jenis kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika. Dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif Dari swap hidung dan tenggorokan, didapat hasil kultur positif. Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh. IgM dapat dijumpai pada awal gejala penyakit timbul. Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit. Punksi lumbal Likuor serebospinalis sering dalam batas normal, kadang-kadang ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa. EEG/ Electroencephalography

EEG

sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. Adanya kejang, koma, tumor, infeksi sistem saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut otak, dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola normal irama dan kecepatan.(Smeltzer, 2002) CT scan Pemeriksaan CT scan otak seringkali didapat hasil normal, tetapi bisa pula didapat hasil edema diffuse, dan pada kasus khusus seperti Ensefalitis herpes simplex, ada kerusakan selektif pada lobus inferomedial temporal dan lobus frontal.

Komplikasi pada SSP meliputi : tuli saraf kebutaan kortikal, hemiparesis, quadriparesis, hipertonia muskulorum, ataksia, epilepsi, retardasi mental dan motorik, gangguan belajar, hidrosefalus obstruktif, dan atrofi serebral.

Komplikasi

Penatalaksanaan
Isolasi Isolasi bertujuan untuk mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan.

Terapi antimikroba : Ensefalitis supurativa Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari. Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari. Ensefalitis syphilis Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x 500mg oral selama 14 hari.
Bila alergi penicillin : Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari.

Ensefalitis

virus Pengobatan simptomatis:


Analgetik

x 500 mg Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.


Pengobatan

dan antipiretik: Asam mefenamat 4

antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab herpes zoster-varicella:


Asiclovir

10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4 jam

Ensefalitis

Kinin

karena parasit

Malaria serebral
10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak perbaikan.

Toxoplasmosis
Sulfadiasin

100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Spiramisin 3 x 500 mg/hari

Amebiasis
Rifampicin

8 mg/KgBB/hari.

Ensefalitis

karena fungus

Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6 minggu Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu.
Cloramphenicol

Riketsiosis serebri
4 x 1 g intra vena selama 10 hari Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari.

Manajemen Keperawatan
o

Pengkajian

Aktivitas Istirahat Sirkulasi Eliminasi Hiegyene Nyeri/kenyamanan Pernafasan Keamanan Integitas ego

Diagnosa

Risiko perubahan perfusi serebral b/d edema serebral yang mengubah/menghentikan aliran darah arteri/vena. Hipovolemia. Masalah pertukaran pada tingkat seluler(asidosis) Tujuan : mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi sensorik/motorik. Mendemonstrasikan TTV stabil. Melaporkan tak adanya/menurunkan sakit kepala.
Rencana intervensi Rasional

Pertahankan tirah baring dengan posisi


indikasi setelah dilakukan pungsi lumbal Pantau/catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan keadaan normalnya, seperti GCS.

Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan


yang memerlukan tindakan medis dengan segera. Pengkajian kecenderungan adanya perubahan tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK adalah sangat berguna dalam menentukan lokasi, penyebaran/luasnya dan perkembangan dari kerusakan serebral.

kepala datar dan pantau tanda vital sesuai potensi adanya resiko herniasi batang otak

Rencana intervensi Pantau tanda vital, seperti tekanan darah. Catat serangan dari/hipertensi sistolik yang terus-menerus dan tekanan nadi yang melebar

Rasional

Normalnya, autoregulasi mampu mempertahankan


aliran darah serebral dengan konstan sebagai dampak adanya fluktuasi pada tekanan darah sistemik. Kehilangan fungsi autoregulasi mungkin mengikuti kerusakan vaskuler serebral local atau difus yang menimbulkan peningkatan TIK. Fenomena ini dapat ditunjukkan oleh peningkatan TD sistemik yang bersamaan dengan tekanan darah diastolic(tekanan darah yang melebar)

Anjurkan keluarga untuk berbicara


dengan pasien jika diperlukan

Mendengarkan suara yang menyenangkan dari


orang terdekat/keluarga tampaknya menimbulkan pengaruh trelaksasi pada beberapa pasien dan mungkin akan dapat menurunkan TIK.

Berikan obat sesuai indikasi, seperti : steroid : deksametason, metilprednison(medrol)

Dapat menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi pembentukan edema serebral, dapat juga menurunkan risiko terjadinyafenomena rebound ketika menggunakan manitol.

Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan/ketahanan. Dapat ditandai dengan : enggan mengusahakan gerakan. Kerusakan koordinasi dan penurunan kekuatan/control otot. ROM terbatas. Ketidakmamupuan untuk gerakan bertujuan dalam lingkungan fisik. Tujuan : mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal yang ditunjukkan oleh tidak terdapatnya kontraktur, footdrop. Mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi umum. Mempertahankan integritas kulit, fungsi kandung kemih dan usus.
Rencana intervensi Rasional Pasien mampu mandiri(nilai 0), atau memerlukan bantuan peralatan yang minimal(nilai 1); memerlukan

Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala

ketergantungan (0-4)

bantuan sedang/dengan pengawasan/diajarkan(nilai 2);


memerlukan bantuan/peralatan yang terus-menerus dan alat khusus(nilai 3); tergantung secara total pada pemberi asuhan(nilai 4).

Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan. Ubah posisi pasien secara teratur dan

Perubahan posisi yang teratur menyebabkan penyebaran terhadap berat badan dan meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh. Jika ada paralysis atau keterbatasan kognitif, pasien harus diubah posisinya

buat sedikit perubahan posisi

secara teratur dan posisi dari daerah yang sakit hanya

Rencana intervensi Berikan/Bantu untuk melakukan rentang gerak Berikan matras udara/air, terapi

Rasional Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi/posisi normal ekstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis.

kinetic sesuai dengan kebutuhan.

Menyeinbangkan tekanan jaringan, meningkatkan


sirkulasi, dan membantu meningkatkan arus balik vena untuk menurunkan risiko terjadinya trauma jaringan.

Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi Dapat ditandai dengan : klein melaporkan sakit kepala, nyeri otot, prilaku distraksi, perilaku berlindung, tegangan muskuler, perubahan TTV. Tujuan: Melaporkan nyeri hilang/terkontrol ditandai dengan : menunjukkan postur rileks dan mampu istirahat/tidur dengan tepat.
Rasional Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitifitas pada cahaya dan meningkatkan istirahat/rileksasi Meningkat kan vasokonstriksi, menumpulkan resepsi sensorik yang selanjutnya akan menurunkan nyeri

Rencana intervensi Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai dengan indikasi Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin diatas mata

Rencana intervensi Tingkat tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman sperti kepala agak tinggi sedikit pada meningitis

Rasional Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri Menurunkan iritasi meningeal, resultan

ketidaknyamanan lebih lanjut Dapat membatu merelsasikan ketegangan

Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah leher dan bahu.

otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut. Mungkin diperlukan untuk menghilangkan

nyeri
Berikan analgetik seperti asetaminofen, kodein

yang

berat,

catatan
kotra

narkotik
indikasi

mungkin sehingga

merupakan menimbulkan

ketidakakuratan

dalam pemeriksaaan neurologis

EVALUASI

Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tandatanda vital stabil. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.

You might also like