You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SINDROM STEVEN JOHNSON

Oleh: Rahmi Fuji Adelina Riska Amelia Titi Ahkrianti

PENDAHULUAN

KULIT Terdapat 3 lapisan: 1. Epidermis Lapisan paling luar, tersusun atas Memberikan kekuatan & struktur kekuatan pd keratinosit kulit Paling dalam 2. Dermis Tersusun atas dua lapisan : papilaris dan Terdapat sel merkel dan langerhans Berupa jaringan adipose yang retikularis bantalan antara lapisan kulit 3. Subkutan memberikan
dengan struktur internal (otot dan tulang).

PENDAHULUAN

KULIT
Fungsi: Perlindungan Sensibilitas Keseimbangan air Pengaturan suhu Produksi vitamin Fungsi respon imun

PENDAHULUAN

IMUNITAS Respon imun: 1. Respon imun nonspesifik Meliputi peradangan, interferon, natural killer, dan sistem komplemen 2. Respon imun spesifik Meliputi imunitas humoral dan imunitas selular

PENDAHULUAN

HIPERSENSITIVITAS Terdiri dari: 1. Hipersensitivitas anafilaktik (tipe I) 2. Hipersensitivitas sitotoksik (tipe II) 3. Hipersensitivitas kompleks imun (tipe III) 4. Hipersensitivitas lambat (tipe IV)

PENDAHULUAN

HIPERSENSITIVITAS
1. Hipersensitivitas anafilaktik (tipe I)
Reaksi cepat, diperantarai IgE, memerlukan kontak sebelumnya dengan antigen spesifik shg terjadi produksi antibody Ig E oleh sel-sel plasma proses degranulasi & pelepasan mediator kimia.

2. Hipersensitivitas sitotoksik (tipe II)


Pengikatan Ig G/Ig M dgn antigen yg terikat sel pengaktifan rantai komplemen dan terjadi destruksi tempat antigen terikat.

PENDAHULUAN

HIPERSENSITIVITAS
3. Hipersensitivitas kompleks imun (tipe III)
Antigen berikatan dengan antibodi lalu antigen dibersihkan dalam sirkulasi melalui reaksi fagositosis. Persendian dan ginjal merupakan organ yang rentan terhadap cedera tipe ini.

4. Hipersensitivitas lambat (tipe IV)


Diantarai oleh makrofag dan sel-sel T yang telah tersensitisasi menstimulasi makrofag, pelepasan lisozim dan pengrusakan jaringan disekitarnya. Gejala yang terjadi mencakup keluhan gatal-gatal, eritema dan lesi yang menonjol.

SINDROM STEVEN JOHNSON Definisi Gangguan hipersensitivitas yang mungkin disebabkan oleh banyak obat, infeksi virus, dan keganasan (Parrillo, 2008). Gangguan potensial pada kulit yang bersifat fatal dan akibat lanjutan dari eritema multiforme (Smeltzer dkk, 2008).

SINDROM STEVEN JOHNSON Etiologi a. Infeksi : virus herpes simpleks, influenza, gondongan/mumps, histoplasmosis, virus EpsteinBarr. b. Efek samping dari obat-obatan : sulfonamide, penicillin, carbamazepin. c. Keganasan. d. Faktor fisik : sinar matahari, hawa dingin, dan sinar X. e. Faktor resiko : genetik.

SINDROM STEVEN JOHNSON Patofisiologi

SINDROM STEVEN JOHNSON


Lanjutan patofisiologi

SINDROM STEVEN JOHNSON Manifestasi Klinis


Ringan melibatkan kulit, berat bersifat sistemik. Gatal/rasa terbakar pada konjungtiva, tenderness kutaneus, demam, batuk, sakit kepala, kelemahan yang ekstrim. Eritema pada kulit dan membran mukosa (mukosa oral, konjungtiva dan genitalia) Ulserasi laring, bronkus, dan esofagus Bula yang besar timbul di beberapa area Epidermis terkelupas Kuku jari, kuku jempol, kelopak mata terkelupas seperti luka bakar

SINDROM STEVEN JOHNSON Komplikasi a. b. c. d. Bronkopneumonia Gangguan keseimbangan elektrolit dan syok Sepsis dan keratokonjungtivitis Kebutaan

SINDROM STEVEN JOHNSON Pemeriksaan a. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah untuk menilai penyebab terjadinya SSJ apakah karena alergi atau infeksi. b. Pemeriksaan penunjang Riwayat konsumsi medikasi, pemeriksaan histologi sel, immunofluorescent c. Pemeriksaan kulit Lokalisasi dan karakteristik

SINDROM STEVEN JOHNSON Penatalaksanaan 1. Umum Mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan pemberian cairan IV Jika penderita koma, lakukan tindakan darurat terhadap keseimbangan O2 dan CO2 2. Khusus Sistemik : pemberian obat antiinflamasi Topikal : perawatan daerah yang cedera.

SINDROM STEVEN JOHNSON Asuhan Keperawatan Pengkajian Inspeksi : warna, suhu, kelembaban, kekeringan, tekstur kulit, adanya lesi, perubahan vaskularitas. Palpasi : palpasi turgor kulit, palpasi dan kaji adanya edema, palpasi dan nilai elastisitas kulit, palpasi adanya nyeri tekan Kaji TTV (suhu, tekanan darah, frekuensi pernapasan ) Kaji adanya demam (karakteristik demam)

SINDROM STEVEN JOHNSON Lanjutan Pengkajian terhadap takikardi, kelemahan Kaji volume dan warna urin Kaji adanya perubahan berat badan Kaji adanya nyeri Kaji tingkat kecemasan, mekanisme koping

SINDROM STEVEN JOHNSON Diagnosa Keperawatan Gangguan integritas kulit b.d inflamasi dermal dan epidermal Gangguan nutrisi : kurang adari kebutuhan tubuh b.d kesulitan menelan Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d inflamasi pada kulit Hipotermi b.d kehilangan panas skunder akibat kerusakan kulit Gangguan persepsi sensori b.d kerusakan mukosa

SINDROM STEVEN JOHNSON Intervensi Keperawatan Dx : Gangguan integritas kulit b.d inflamasi dermal dan Noepidermal Intervensi Rasional
1. Observasi kulit setiap hari dengan mencatat perubahan turgor dan sirkulasi. Lakukan perawatan kulit secara aseptic Gunakan pakaian tipis dan pakaian lembut Mempercepat pertumbuhan kulit dan mencegah terjadinya infeksi Menurunkan iritasi akibat tekanan dari pakaian. Untuk mencegah infeksi. Menentukan intervensi yang tepat sesuai jenis Perubahan yang terjadi

2. 3.

4.

Jaga kebersihan pakaian.

SINDROM STEVEN JOHNSON Intervensi Keperawatan Dx : Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d inflamasi pada kulit
No 1. Intervensi Kaji karakteristik nyeri (intensitas, durasi, lokasi dan frekuensi). Jelaskan kepada klien mengenai perjalanan nyeri. Ajarkan teknik nafas dalam Rasional Hasil pengakajian nyeri berguna untuk mengetahui respon terhadap intervensi. Pengetahuan akan nyeri dapat mengurangi rasa cemas yang memicu nyeri. Merangsang pengeluaran endorphin dan dinorphin untuk mengurangi batas ambang nyeri. Untuk mengurangi nyeri lebih lanjut

2. 3.

4.

Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi

SINDROM STEVEN JOHNSON Intervensi Keperawatan Dx : Hipotermi b.d kehilangan panas skunder akibat kerusakanIntervensi kulit No Rasional
1. 2. Pantau perubahan suhu Mengatur suhu ruangan agar tetap hangat Untuk menentukan intervensi yang tepat. Mencegah terjadinya hipotermi lanjut

You might also like